Rp 0,- alias modal dengkul. Eh modal proposal deh. Itu juga tidak dicetak, karena presentasinya lewat komputer saja.

Saya pernah jawab di sini mengenai kesannya saat memulai usaha.

Jawaban Amy Iljas Riz untuk Apakah Anda pernah berpikir untuk membuat startup?

Jawaban Amy Iljas Riz untuk Apa hal terbaik dan terburuk dari pekerjaan Anda saat ini?

Waktu itu kami iseng melamar untuk masuk inkubator usaha sosial proyek Uni Eropa, dan sangat beruntung untuk terpilih jadi finalis. Maka kami mendapat fasilitas kantor gratis, waktu tersebut digunakan untuk mengetes servis yang kami buat. Apakah ada pasarnya, apakah business model dapat berjalan, serta apakah harganya pas.

Waktu inkubator selesai, sangat bertepatan dengan adanya beberapa mekanisme yang punya pemasukan. Setelah itu mulai berkembang, kami juga menambah kerjasama dengan beberapa korporasi dan departemen pemerintah.

Gambar dari: dokumentasi pribadi | Candid dari meeting pertama untuk launching dengan departemen pengusaha migran dan perempuan dari pemerintah kota. Ya, begitu sederhana kami memulainya.

Yang berkesan waktu itu tidak hanya €0 yang saya keluarkan, tetapi suasana kantornya dimana kami satu gedung dengan salah satu departemen kota, dan mereka punya juru masak asal Italia. Masakannya enak enak, dan tiap hari ia berkeliling memberi tahu menu esok. Kami bisa memilih satu dari tiga pilihannya.

Gambar dari: dokumentasi pribadi. Menu makan siang yang dibuat chef Maurizio, pasta orecchiette dengan kerang dan cumi cumi 😋

Bapak juru masak juga tahu saya waktu itu sedang hamil, nausea parah (iyalah bolak balik ke WC) serta masih bekerja fulltime untuk kantor lain. Jika saya datang saat makan siang ke sana, beliau pasti memastikan apakah saya sudah makan dan cukup minum.

Karena modal dengkul ini lah yang lalu membuat saya percaya diri untuk membuka ide yang kedua dan ketiga, tapi sayangnya dengkul saya tidak laku lagi 😅 alias tidak gratisan.