Nikahlah dengan seseorang yang bisa diajak bicara, karena nanti ketika kita sudah tua dan tubuh kita sudah tidak kuat lagi untuk melakukan banyak hal, yang bisa kita lakukan hanya berbincang dengan pasangan kita. Saya benar-benar terkesan dengan jawaban ini.
Saya dulu juga berpikir begitu, saya seorang wanita ekstrovert, tapi saya lebih suka dengan pria introvert, saya suka berdiskusi dan berbicara dalam-dalam, mantan saya yang introvert sangat baik dalam hal itu. Setiap kali saya bicara kesana kemari, dia selalu merespons dengan cukup, tidak berlebihan dan tidak kurang. Saya sangat senang.
Saya selalu berpikir bahwa ketika pulang kerja, akan ada banyak pikiran dan cerita yang ada di kepala saya. Kemudian, saya akan melompat ke kasur dan menceritakan semuanya pada suami saya sampai mulut saya berbusa. Saya ingin suami saya merespons dengan antusias yang cukup, tapi tidak terlalu ramai. Dia mau sabar mendengarkan sambil tersenyum, dan ketika saya sudah terlalu lama berbicara, dia bisa diam dan memeluk saya dengan hangat. Saya akan luluh dalam pelukannya.
Selain itu, saya ingin suami saya menjadi sahabat saya, teman yang bisa saya ceritakan segala hal padanya. Karena suatu hari nanti, semua orang akan pergi meninggalkan kita, dan kita hanya akan menua bersama. Bangun dan tidur disamping sahabat kita, sering bertengkar tapi tetap saling menyayangi, bisa saling mencaci tapi tetap diakhiri dengan kalimat “tapi aku mencintaimu”.
Jenis cinta seperti itu akan membuat kita penuh dengan kebahagiaan dan kegembiraan setiap hari. Orang seperti itu adalah bukti bahwa segala sesuatu yang terjadi sekarang adalah untuk yang terbaik di masa depan. Orang seperti itu, setiap kali kita melihat matanya, kita tahu bahwa “dia mencintaiku, dan segalanya akan baik-baik saja”.