Mungkin karena Luhut adalah orang Kristen yang paling didengar oleh presiden. sehingga minoritas mendapat manfaat lebih besar dari persepsi mereka tentang hasil masukan Luhut. Persepsi seperti ini menunjukkan bahwa masih ada banyak orang di negara kita yang berpikiran sempit. Mungkin juga karena standar sosial masyarakat Indonesia masih tinggi dan latar belakang pendudikannya rendah. Selain itu, mungkin karena rata2 tingkat kemiskinan.
Pada kenyataannya, banyak orang berpendapat bahwa Luhut menggunakan hubungannya dengan Presiden untuk kepentingan bisnisnya. Sekali lagi, ini hanya pendapat orang tanpa bukti.
Sudah jelas bagi Jokowi bahwa Luhut mengenal Jokowi sebelum menjadi walikota, karena mereka berdua bekerja sama dalam bisnis export meubel. Jokowi jelas mengetahui kapasitas dan integritas pribadi Luhut.
Luhut memiliki latar belakang pengalaman mulai dari militer dan bisnis yg terkait dgn ekonomi.
Dengan kapasitas2 tersebut Luhut kemungkinan bisa membantu Presiden utk melihat permasalahan secara tehnis. Maka yg dilakukan Luhut adalah mengumpulkan tenaga2 ahli dari berbagai kepakaran yg dapat melakukan analisis pd problem2 khusus utk mendapatkan gambaran solusi yg tepat utk menjadi pertimbangan mengambil keputusan.
Seorg presiden sgt membutuhkan orang spt Luhut yg bisa dipercaya utk memberi masukan terkait berbagai persoalan negara dibidang tertentu.
Yang berbahaya jika disekitar presiden banyak pembisik yg hanya mengambil keuntungan pribadi maupun kelimpok.
Keadaan ini yg mungkin tdk dimiliki oleh Presiden SBY, sehingga SBY lebih sering kelihatan ragu2 dlm mengambil keputusan yg perlu cepat diambil. SBY lebih banyak menggunakan waktu yg lama utk melihat berabagai reaksi masyarakat secara langsung atau melalui media. Akhirnya banyak sekali keputusan yg diambil hanya krn takut dgn resiko2 yg tdk dianalisis.
Jadi jika keberadaan Luhut disamping Presiden bisa dipahami oleh sebagian besar masyarakat, maka ketidak sukaan itu akan berubah.