Hanya mau melengkapi saja..
Brother lebih sering diartikan kakak, bila kebetulan ia adik lelaki, biasanya diperjelas dengan menambahkan little. Sementara itu panggilan sister cenderung diartikan adik, bila kebetulan ia lebih besar, biasanya diperjelas dengan big atau elder atau eldest (tertua). Tetapi hanya diperjelas memang jika dibutuhkan. Ini asumsi, berdasarkan pengamatan dan pengalaman, bukan acuan baku.
Ini menurut saya karena budaya di mana informasi tidak diperlukan dalam percakapan jika tidak ada konteksnya. Orang lain diharapkan dapat membuat kesimpulan sendiri jika diperlukan atau bertanya jika diperlukan konteksnya. Informasi lain, seperti umur, ukuran, dll., dapat diperoleh dari kalimat atau dari pengamatan.
Selain itu, mereka jarang berbagi informasi pribadi jika tidak kenal dekat; jika kenal dekat, tidak perlu dikatakan apakah adik atau kakak karena mereka sudah bisa memahami satu sama lain.
My brother went to the same University as me.
Apakah perlu konteks kakak atau adik? Bila lawan bicara bertanya,
“Your elder or little brother?”
Saya malah akan refleks risih karena,
- Darimana kamu berasumsi aku punya kakak dan adik lelaki?
- Apa bedanya?
- Kamu tertarik sama silsilah keluargaku atau kepada percakapan kita?
- Are we gonna date? You wanna meet my mom now? :))