DISCLAIMER: Ini adalah asumsi pribadi saya yang bisa dibilang tidak didukung oleh data konkret. Jadi, jika ada kesalahan, mohon dikoreksi.
Pertanyaan: Mengapa demokrasi dianggap sebagai sistem pemerintahan yang baik?
Jawaban: Padahal, banyak pemilih yang tidak dapat berpikir kritis dan sangat mudah dipengaruhi.
Jadi, inilah pandangan saya.
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam proses pengambilan keputusan yang dapat memengaruhi hidup mereka. Dalam sistem ini, warga negara dapat berpartisipasi—baik secara langsung maupun melalui perwakilan—dalam pembuatan dan pengembangan hukum.
Perhatikan kalimat berikut:
“…semua warga negara memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan…”
Dengan demikian, dalam pemilihan presiden, hak suara seorang ahli dengan pengalaman puluhan tahun di bidang politik sama nilainya dengan hak suara seorang remaja berusia 17 tahun yang belum banyak tahu tentang politik.
Apakah ini terdengar adil?
Dalam pemilihan umum, jumlah suara sering kali lebih diperhatikan daripada kualitas. 10 juta suara dari berbagai kalangan—termasuk pekerja kelas bawah, anak muda yang kurang pengetahuan politik, orang dewasa yang tidak peduli, dan orang tua yang kurang memahami—lebih dihargai dibandingkan seribu suara dari para ahli.
Masih ingat target kampanye dalam pemilu terakhir?
Pasangan Jokowi-Ma’ruf menargetkan milenial dan umat muslim, sementara pasangan Prabowo-Sandi fokus pada emak-emak.
Kenapa tidak menargetkan ilmuwan, doktor, guru, atau ahli lainnya? Karena jumlah mereka tidak banyak dan mereka sulit dipengaruhi.
Jika ada kelompok besar yang mudah dipengaruhi, mengapa harus menargetkan kelompok kecil yang sulit dipengaruhi?
[Mungkin ini adalah contoh jelas dari kekurangan sistem demokrasi.]
Bayangkan jika sebuah negara menjalankan sistem kediktatoran seperti di China atau Korea Utara.
Dalam sistem ini, pemerintah melawan rakyat. Pemimpin harus terus memikirkan cara agar kekuasaannya tetap bertahan dan memutar otak untuk menjaga stabilitas negara. Mereka juga harus menyebarluaskan propaganda dan membatasi informasi dari luar.
Bagaimana dengan negara demokrasi seperti Indonesia?
Pemerintah hanya perlu meyakinkan pendukungnya bahwa oposisi mengancam kenyamanan yang mereka miliki. Kemudian, mereka bisa menyaksikan konflik antara pendukung dan oposisi, seperti yang kita lihat dalam pemilu terakhir.
Demokrasi mungkin dianggap sebagai sistem pemerintahan yang baik karena memberi ilusi bahwa kekuasaan berada di tangan rakyat.