Apa yang orang awam anggap sebagai kecepatan Internet: waktu dari menekan tombol Buka hingga muncul hasilnya. Misalnya, Anda membuka respons baca, Anda mulai mengklik tombol Buka hingga Anda dapat membaca halaman tersebut. Ini didefinisikan sebagai kecepatan internet.
Ya, bisa benar atau salah.
Katakanlah Anda bepergian dengan mobil untuk perjalanan pulang pergi dari Jakarta ke Semarang. Anda akan melewati Bekas, Cirebon, Pemalang, Kendal, terakhir sampai di Semarang dan kembali ke Jakarta baik melalui jalur yang sama maupun jalur lain.
Saat berangkat, Anda akan terjebak kemacetan di Tol Cikampek dengan kecepatan 30 km/jam. Di Cipa bisa mencapai 80 km/jam karena jalanannya tidak mulus. Kecepatan di tol Tegal 140 km/jam. Masuk Semarang dan keluar tol kecepatan bertambah menjadi 40 km/jam.
Berbalik ternyata jalan ditutup. Anda akan berkendara melalui jalur tengah, Ambarawa, Wonosobo, Banjar, Bandung, Jakarta dengan kecepatan berbeda-beda tergantung jarak pandang.
Jadi, apa faktornya?
- Harga perangkat bisa murah, semakin mahal sebuah router, misalnya, semakin baik kecepatan yang dihasilkannya. Ponselmu juga seperti itu. IPhone memiliki chip nirkabel yang lebih baik daripada rata-rata Android.
- Jalur serat optik atau tembaga jadul mempunyai kuota 10 Gbps yang diberikan oleh penyedia layanan, namun hanya mendapat 1 Gbps karena bahan kabelnya tidak bisa digunakan untuk menambah kecepatan.
- Server. Terkadang pengembang memprogram situs web atau aplikasi dengan tata letak mewah yang menyia-nyiakan jalur data. Saat orang-orang menangis secara online, server sudah terengah-engah.
- Banyak orang awam, apalagi yang punya kemampuan menonton video, padahal perangkat yang mendukung koneksi internet tidak dirancang untuk daya setinggi itu. Antriannya mirip dengan puskesmas.
Jika Anda menginginkan kecepatan, perusahaan telekomunikasi harus terus berinvestasi untuk mengimbanginya. Namun tidak semudah itu saudaraku. Investasi 3G belum kembali, namun 4G sudah kembali. 4G belum kembali, 5G sudah kembali.