Mengapa orang lebih menghargai orang yang good looking?
Share
Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Hal itu karena Homo sapiens, tidak memandang jenis kelamin dan gendernya, adalah makhluk visual. Proses tersebut tidak terjadi begitu saja, namun berevolusi sejak sapiens membuat lukisan sebagai penanda artistik sekitar 40.000 tahun lalu. Peningkatan kemampuan kognitif menghargai keindahan, sesuatu yang good looking, berjalan paralel dengan evolusi volume otak Homo yang massanya berlipat ganda dari Homo erectus ke Homo sapiens.
Evolusi otak Homo yang diawali pada erectus dalam periode sekitar 1,5 juta tahun berkembang sedemikian rupa yang mana kemudian sapiens mengekspresikan konsep keindahan seperti objek yang simetri, rangkaian simbolisme dan preferensi warna. Ekspresi konsep keindahan itu kemudian memuncak pada penentuan komposisi artistik lukisan gua, tertua hingga kini berusia sekitar 40.000 ribu tahun yang lalu.
Saat Homo sapiens mengalami peningkatan massa otak dan menghasilkan objek artistik maka mereka lantas memiliki kemampuan untuk memahami dan melakukan penilaian. Hal ini merupakan suatu lompatan evolusi kera besar di mana mereka mendefinisikan keindahan fisik secara individu maupun kelompok namun tidak pernah mencapai keuniversalan yang dapat digeneralisir. Pemahaman dan penilaian seseorang yang indah, good looking, di Afrika akan berbeda dengan di Indonesia. Hal itu karena pemahaman dan penilaian sesuatu yang good looking merupakan bentukan budaya yang ditransmisikan melalui ruang lingkup sosial.
Saat saya dianggap tidak good looking oleh para lawan jenis di Indonesia dan seringkali ditolak oleh mereka sehingga mengalami persoalan insekuritas yang membuat semakin malas mencari jodoh serta berkeluarga, maka belum tentu saya dianggap buruk rupa oleh sapiens dari daerah lain dengan penilaian keindahan yang berbeda, misal Jepang. Fisik saya akan dianggap good looking oleh mereka karena memiliki penilaian keindahan yang sesuai dengan struktur kriteria negara itu, yaitu seseorang yang memiliki lesung pipi, bergigi gingsul, bermata tajam dan berwajah tirus v shape. Saya rasa kalau ke Korea juga akan dianggap good looking karena saya memang tidak mewakili definisi persepsi wajah Asia Tenggara yang dibentuk oleh budaya populer dalam sinetron.
Berdasarkan hal itu dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Homo sapiens menghargai yang good looking tidak dapat dilepaskan dari rangkaian evolusi otak Homo. Ekspresi keindahan yang tentu mewakili persoalan good looking dan pemahaman serta penilaian terkait hal tersebut ada seiring sapiens menciptakan seni rupa. Seiring perkembangan evolusi sosial dan budaya yang berbeda-beda pada setiap wilayah, sapiens kemudian melakukan konstruksi pengetahuan atas keindahan tersebut. Oleh sebab itu, penilaian soal good looking pada dasarnya tidak pernah mencapai bentuk universalitas yang lintas periode dan wilayah serta berbeda-beda setiap zaman, meski harus diakui pula si sapiens tetap terus akan melakukan konstruksi pengetahuan tentang hal yang indah dan menilai tentang ke-good looking-an itu sendiri pada setiap zaman.
Anda kalau dianggap tidak good looking oleh sapiens yang dibentuk socio-culture di Indonesia maka jelas tidak perlu larut dalam perasaan insecure. Anda seperti halnya diri saya masih punya peluang dianggap good looking dan dihargai oleh sapiens dari belahan dunia lainnya, misal Asia Timur, Timur Tengah, Eropa, Amerika sampai Afrika. Akan tetapi, persoalan pengembangan diri sapiens sejatinya bukan terletak pada good looking atau tidaknya fisik diri anda, melainkan sejauh mana mengembangkan potensi dan eksistensi mengada di dunia.
Oleh sebab itu, saya sudah menganggap tidak penting good looking karena sapiens pasti bakal mati dan tubuh yang indah, cantik atau tampan, bakal jadi bangkai. Dengan demikian, hal terpenting dalam hidup bukan menjadi good looking namun berkarya sampai ajal menjemput. Hal ini karena karya yang anda buat selama ada di dunia tidak akan pernah mati alias tetap ada lintas zaman. Jadi daripada dihargai hanya karena good looking secara fisik, maka hemat saya lebih baik dihargai karena karya yang dibuat. Pencapaian tertinggi sapiens adalah dihargai karena sumbangannya bagi eksistensi dirinya dan dunia dalam bentuk karya, bukan dia cantik atau tampan. Plato toh masih dikenang sampai sekarang daripada orang tercantik atau tertampan di Athena.