1.) Kebodohan yang sebenarnya. Dia bodoh karena membandingkan hal-hal yang tidak sebanding. Bagaimana mungkin membandingkan wanita atau pria lain dengan pasangan sendiri? Tentu saja tidak sebanding! Pasangan sendiri kita temui setiap hari dan tinggal bersama, jadi sudah pasti kita tahu baik dan buruknya! Tapi bagaimana dengan wanita atau pria lain? Mungkin kita tahu sisi baiknya, tapi sisi buruknya hanya sekecil sebutir pasir dari sebuah batu besar.
2.) Kebodohan yang sebenarnya lagi. Sudah umum diketahui bahwa setiap manusia cenderung menunjukkan sisi baiknya pada awal masa pendekatan. Seperti seorang sales yang sedang melakukan promosi! Tentu saja dia tidak akan menunjukkan semua kejelekan dari produk yang dia promosikan, yang ditunjukkan hanya kebaikan dan keunggulannya! Mungkin ada janji-janji manis seperti “produk tahan lama, tidak mudah rusak meskipun dibanting atau dipukul dengan palu, tidak berbahaya, klaim garansi mudah, dll”, tapi kita tidak tahu bagaimana kenyataannya, bukan? Begitu juga dengan awal masa pendekatan. Saya pikir semua orang tahu itu dan dia juga tahu, kan? Tapi bodohnya dia, dia masih saja tertipu dengan “topeng” atau “tampilan luar” atau “promosi” dari pelakor atau pebinor tersebut.
3.) Kebodohan yang sangat nyata dan merajalela. Dia bodoh karena mempertaruhkan hubungan yang sudah lama dibangun dengan pasangan yang sudah teruji kesetiaannya, hanya demi pelakor atau pebinor yang jelas-jelas bukan tipe orang yang menghargai keutuhan pernikahan. Ini seperti menukar berlian dengan kotoran ayam, kan bodoh ya.
4.) Orang yang tidak pandai bersyukur memang sulit. Mereka selalu merasa kurang dan iri dengan kehidupan orang lain. Padahal sebenarnya, mereka bodoh karena tidak bisa merasakan damai, tentram, dan bahagia dalam hidup. Mereka terjebak dalam perasaan negatif yang tidak tentu kebenarannya. Padahal di luar sana, mungkin ada banyak orang lain yang menginginkan posisi mereka sekarang.
5.) Dia memang seorang pencari sensasi. Dia selalu mencari tantangan dalam hidupnya. Oleh karena itu, ketika hubungan sudah stabil, dia merasa bosan dan mencari tantangan baru dengan berselingkuh. Inilah mengapa pacaran itu penting! Karena hanya dengan berpacaran, kita bisa mengetahui apakah dia seorang pencari sensasi atau tidak. Jika dia sudah genit dan sering berselingkuh saat pacaran, berarti dia seorang pencari sensasi yang tidak pantas untuk dinikahi!
6.) Tidak mencintai pasangan bisa disebabkan oleh berbagai alasan. Mungkin karena dijodohkan atau dipaksa menikah untuk melunasi hutang keluarga. Atau mungkin dipaksa menikah karena sudah hamil duluan, padahal si pria tidak mencintai si wanita dan hanya nafsu semata. Dalam situasi seperti ini, kemungkinan besar seseorang akan rentan berselingkuh dan merasa tidak bersalah, karena mereka merasa semua ini adalah kesalahan orang tua atau lingkungan yang memaksa mereka menikah dengan seseorang yang tidak mereka cintai. Oleh karena itu, sebaiknya kita menghindari melakukan seks bebas.
7.) Pernahkah Anda bertemu dengan orang yang memiliki mindset pengecut dan suka lari dari masalah? Orang seperti ini ketika menghadapi masalah dalam hubungan, bukannya menghadapinya dan membicarakannya dengan baik kepada pasangan, malah memilih untuk lari dan menjauhi pasangan. Orang seperti ini juga cenderung mencari pelarian dengan berselingkuh ketika menghadapi masalah dengan pasangan. Hal ini disebabkan karena mereka terlalu pengecut dan takut atau malas untuk menghadapi masalah tersebut.
8.) Terkadang seseorang bisa terpancing emosi sesaat. Mungkin pasangan kurang memberikan perhatian, kurang hangat, atau kurang memperhatikan kebutuhan lainnya. Meskipun sudah mencoba untuk membicarakannya, pasangan tidak mau mendengarkan. Akibatnya, ketika ada orang di luar sana yang memberikan perhatian dan lainnya pada mereka, mereka pun mudah luluh. Dalam kasus seperti ini, sebaiknya pasangan tersebut mencari bantuan dari profesional agar ada pihak netral yang dapat membantu menjembatani masalah tersebut, sehingga kalian berdua tidak terbawa emosi.
9.) Jangan pernah balas dendam dengan selingkuh, meskipun pasangan Anda pernah melakukan hal yang sama. Jika pasangan Anda mempercayai Anda, janganlah merusak kepercayaan tersebut dengan berselingkuh.
10.) Selingkuh bisa menimbulkan efek ketagihan karena hormon adrenalin yang diproduksi saat selingkuh. Mungkin itulah mengapa ada ungkapan “sekali selingkuh, selamanya akan selingkuh”. Banyak orang yang sekali selingkuh, kemudian ketagihan dan selingkuh lagi di kemudian hari.
11.) Pasangan yang terlalu posesif, mengekang, dan cemburuan dapat memicu keinginan untuk selingkuh. Orang yang tetap tidak dipercaya meskipun sudah jujur dan setia akan berpikir, “Mengapa saya harus setia dan jujur jika dia tetap tidak percaya? Lebih baik saya selingkuh saja, toh sama-sama tidak dipercaya!” Dan ketika ada niat, maka akan ada jalan. Saya pernah mengenal seseorang yang mengalami hal ini.