- Pencahayaan
Ini aturan yang paling harus diperhatikan sebelum kegiatan membaca dilakukan. Saya secara pribadi berani bilang bahwa aspek ini merupakan hal mutlak yang tidak bisa “tapi tapi” lagi.
Alasannya jelas: membaca menggunakan indera penglihatan sebagai senjata utama. Mata sangat bergantung pada cahaya. Jika cahayanya baik, mata akan bekerja normal dan nyaman. Namun jika cahayanya bermasalah, misal redup, maka mata akan bekerja lebih keras untuk menangkap cahaya. Apalagi sambil baca buku, wah, tulisan kecil-kecil begitu dengan cahaya minim, mata akan babak belur hanya dalam hitungan detik.
[1]
Saya sudah menjadi pembaca selama puluhan tahun dan belum pakai kacamata (baca: mata masih normal). Itu karena saya benar-benar menghindari baca buku di dalam ruangan yang cahayanya bermasalah. Paling bagus memang membaca di ruang terbuka di siang hari seperti di bawah pohon rindang. Ah, sejuk sekali. Ini paling bagus. Jika harus di dalam ruangan apalagi waktu malam, pastikan cahayanya baik. Tidak terlalu silau, juga tidak terlalu redup. Mudahnya, cahaya lampu yang tidak membuat matamu lelah. Ini aturan yang paling penting.
- Fokus
Di sini sebenarnya butuh banyak sekali syarat dan tiap orang berbeda.
[2]
Contoh, ada orang yang mustahil bisa fokus jika dalam kondisi lapar. Maka makan dulu adalah syarat wajib baginya. Ada yang tidak bisa fokus jika ruangan terlalu gerah atau terlalu dingin, maka suhu ruangan harus dipastikan tepat. Banyak sekali.
Cara untuk mencapai fokus yang termudah adalah menghilangkan apa-apa saja yang bisa menghilangkan fokus tadi. Jika kamu tipe orang yang susah fokus di tengah keramaian, maka carilah tempat yang lebih sunyi. Meskipun pada kenyataannya fokus lebih rumit didapat, tapi setidaknya sudah berusaha menghilangkan gangguan utama. Kamu harus mengetahui apa saja yang dapat menghancurkan fokusmu. Jika itu adalah notif HP, maka harus benar-benar disingkirkan ketika membaca buku.
- Menghormati sekeliling
Membaca jika sudah masuk ke mode fokus, biasanya akan abai terhadap sekeliling. Apalagi orang yang memiliki hyperfocus seperti saya, jika sudah masuk fokus benar-benar kehilangan jejak atas segala realitas di sekitar.
[3]
Tentu akan menjadi kurang baik dan mengganggu sekeliling jika hal itu membuatmu menjadi seenaknya. Tertawa terbahak-bahak keras sekali selagi membaca misalnya, jelas bukan perilaku yang baik dilakukan oleh pembaca. Bacalah buku tanpa mengganggu siapapun. Artinya, sebelum mulai baca, lihat dulu sekeliling dan pahami bagaimana, siapa dan di mana kamu berada.
Selebihnya, membaca bisa dilakukan dengan bebas. Ada yang bisa tetap enjoy membaca di keramaian seperti warkop atau taman kampus, ada yang harus di perpustakaan, ada yang harus pakai buku cetak, ada yang nyaman membaca via Kindle. Bebas sekali.
Sebagai tambahan atas pengalaman saya sebagai pembaca dan mendampingi anak-anak membaca buku, ada beberapa saran yang ingin saya sampaikan agar kegiatan membacamu lebih maksimal:
- Hindari punggung bersandar apalagi rebahan. Jika ingin menghindari rasa kantuk, sebaiknya membacalah dalam posisi duduk tegak (punggung tidak bersandar). Posisi ini bisa membuatmu lebih bertahan lama dalam membaca buku.
- Tulis rangkuman. Tulislah dengan manual, yakni tulis tangan di kertas. Sambil baca buku, siapkan alat tulis. Selesai satu paragraf atau satu bab, tulis kembali istilah penting, gagasan dan apapun yang menurutmu penting. Ini benar-benar meningkatkan memorimu atas bacaan dan efeknya sangat menakjubkan.
- Bagikan hasil bacaanmu ke publik. Bukan untuk pamer ilmu atau semacamnya, tapi kamu tidak akan pernah tahu berapa banyak orang yang benar-benar terbantu olehmu. Saya nyaris tiap hari berbagi hasil bacaan (salah satunya) di story WhatsApp. Sederhana, tapi banyak orang yang jadi tertarik dengan buku dan menambah pengetahuan. Namun efek yang paling menakjubkan adalah: kamu akan bertemu dengan pembaca lain. Bisa dapat teman bookish lain dan nambah teman diskusi buku secara langsung!
- Bacalah buku original. Ini jika kamu lebih terbiasa membaca buku cetak. Bukan untuk alasan copyright atau semacamnya karena itu terlalu jauh, tapi untuk alasan sederhana: buku ori pasti kertasnya bagus. Kertas yang bagus akan harum aromanya, warnanya tegas, jarang ada error seperti halaman terbaik atau semacamnya. Juga awet, tentu saja. Buku ori benar-benar nyaman dipakai membaca.
- Sangat penting untuk diingat, tetapi jika itu buku pinjaman, jagalah nyawamu sendiri dan kembalikan setelah selesai.Ketat! Jangan corak, lipat, atau taruh di lantai. Ingatlah bahwa itu adalah buku pinjaman. Jangan ngelunjak! Setelah selesai, kesepakatan dikembalikan segera. Pembaca sangat protektif terhadap buku. Jika mereka bersedia meminjamkan salah satu koleksinya, itu menunjukkan bahwa mereka percaya padamu. Jangan khianati, karena jika Anda membuatnya kecewa sekali, Anda mungkin tidak akan pernah dipinjami lagi. Jadi, komitmen dan tanggung jawab. Jika perlu, kembalikan dan beri dia coklat atau es krim. Anda pasti akan diminta untuk meminjam buku lain yang dia tulis.
Jadi begitu, sedikit yang bisa saya sampaikan. Jika ada tambahan, saya dengan senang hati menerimanya.