Pernah menjadi pelaku cyberbullying? Saat itu apa yang kalian fikirkan? Apakah ada kesenangan tersendiri?
Ihsan AfdhalProfessional
Pernah menjadi pelaku cyberbullying? Saat itu apa yang kalian fikirkan? Apakah ada kesenangan tersendiri?
Share
Saya hanya mendukung cyberbullying kepada para otoritarian dan para buzzer peliharaannya yang mendukung terjadinya hal tersebut. Karena mereka adalah musuh terbesar bagi kehidupan demokratis dalam berbangsa dan bernegara.
https://www.google.com/amp/s/amp.usatoday.com/amp/4504629001
Sebenarnya para netizen Indonesia yang barbar ini bisa berperan besar dalam mempertahankan demokrasi dari ancaman para otoritarian, namun banyak kejadian yang energi agresif itu diarahkan ke tempat yang salah seperti hal-hal dibawah ini
https://www.kompas.com/global/read/2021/04/14/100430270/6-bukti-netizen-indonesia-tidak-sopan-se-asia-tenggara-akun-luar-pun?page=all#page2
Justru dengan disalahgunakannya energi agresif ini, maka image netizen Indonesia menjadi buruk.
https://inet.detik.com/cyberlife/d-5435936/netizen-indonesia-paling-tidak-sopan-se-asia-tenggara
Saya sarankan daripada cyberbullying ini diarahkan kepada tempat yang salah, lebih baik digunakan untuk membela demokrasi dan memerangi otoritarianisme.
https://www.google.com/amp/s/www.independent.co.uk/news/world/americas/us-politics/democracy-swims-against-the-tide-in-authoritarian-world-daniel-ortega-viktor-orbn-democracy-history-latin-america-b1882354.html?amp
Karena sejarah tidak selalu berpihak kepada demokrasi, dan demokrasi adalah hak yang harus diperjuangkan setiap hari dengan usaha bersama dan kalau sampai hilang maka akan sulit untuk mendapatkannya kembali.