Film Sausage Party. Ternyata, tidak ada satu pun dari kami yang pernah menonton kartun ini sebelumnya. Dari gambar-gambar yang terlihat lucu dan sinopsisnya yang menarik, film ini menceritakan tentang bagaimana makanan di supermarket mempertanyakan nasib mereka di masa depan ketika dibawa keluar oleh pembeli. Awalnya, saya berpikir bahwa film ini akan menjadi kesempatan yang baik untuk mengajarkan makna kehidupan kepada anak-anak.
Namun, semakin ditonton, saya semakin menyadari bahwa film ini sebenarnya tidak cocok untuk ditonton oleh anak-anak. Bukan hanya menceritakan tentang kadaluarsa makanan atau kritik terhadap budaya konsumerisme, film Sausage Party juga penuh dengan kalimat dan gambar yang vulgar. Bahkan, ada beberapa adegan eksplisit di akhir film ketika sosis menggesek-gesekkan dirinya ke dalam roti. Tidak perlu menjadi ahli untuk memahami makna dari adegan tersebut.
Setelah film selesai, saya tidak bisa berkata-kata karena terlalu terkejut. Saya dan suami hanya terdiam beberapa saat sambil mendengar putri kami yang sudah remaja tertawa. Dia tahu bahwa kami telah melakukan kesalahan yang fatal… Untungnya, adiknya masih terlalu kecil untuk memahami hal-hal dewasa, jadi dia hanya melihat sisi lucu dari film tersebut. Sejak saat itu, sebelum memutar film, saya selalu membaca berbagai ulasan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa film tersebut memang cocok untuk anak-anak.