Begini ceritanya.
Suatu hari, rumah saya sedang sepi dan hanya saya yang ada di rumah. Karena lapar dan malas memasak, saya memutuskan untuk membeli makanan dari warung yang dekat dari rumah.
Saya pergi ke warung tersebut mengenakan piyama dan tanpa mandi. Begitu tiba di sana, saya memesan gado-gado dan duduk di tempat yang tersedia.
Warung semakin ramai dengan pelanggan lain, dan tiba-tiba salah satu pelayan meminta saya untuk berdiri karena kursi tersebut akan digunakan oleh pelanggan baru.
“Oh, mungkin mereka mau makan di sini, sedangkan saya hanya pesan untuk dibawa pulang,” pikir saya sambil berusaha positif.
Sambil menunggu, saya berdiri di samping ibu pemilik warung yang sedang membuat sambal gado-gado. Ibu itu mulai berbasa-basi.
“Neng, tinggal di mana?” tanya ibu warung.
“Oh, di belakang Indomart,” jawab saya.
“Di rumah siapa, Neng?” lanjut ibu warung.
“Ibu Anggrek, ibu kenal?”
“Ya, kenal. Ibu Anggrek baik dan langganan di sini,” kata ibu warung.
Saya senang mendengar pujian tentang ibu saya dan mulai asyik berbicara dengan ibu warung. Tiba-tiba, ibu warung bertanya dengan nada penasaran.
“Udah berapa lama Neng kerja di rumah Bu Anggrek?”
“Hah? Maksud ibu?” tanya saya.
“Iya, Neng kan pembantu Bu Anggrek yang baru?” tanya ibu warung lagi.
Saya merasa sedih sekaligus ingin tertawa mendengar itu. Dengan tersenyum, saya menjelaskan,
“Bukan, bu. Saya anaknya. Saya memang jarang keluar rumah.”
Sambil menunjukkan foto keluarga, saya menahan tawa.
Mungkin merasa malu, ibu warung akhirnya membawa kursi cadangan dan mempersilakan saya duduk kembali.
Pesan moralnya adalah: Jangan lupa untuk cuci muka dan memakai liptint sebelum keluar rumah.