Kuliah di universitas Ivy League di Amerika Serikat memang bisa sangat menegangkan, dan berikut beberapa alasan mengapa:
- Tuntutan IPK Tinggi
Beberapa sektor yang sangat kompetitif, seperti teknologi, manajemen konsultan, dan perbankan di AS, mensyaratkan IPK yang sangat tinggi (biasanya di atas 3.7). Untuk bersaing di industri ini, Anda harus belajar keras untuk mempertahankan IPK yang tinggi. - Sistem Penilaian
Sistem penilaian di AS berbeda dari di Indonesia. Di AS, nilai didasarkan pada grading curve, yaitu penilaian yang bergantung pada distribusi nilai siswa dalam kelas. Misalnya, jika ada 100 siswa dalam kelas, hanya 15 persen teratas yang mendapatkan nilai A. Ini berarti penilaian Anda relatif terhadap kinerja siswa lain, bukan hanya berdasarkan kemampuan Anda sendiri. Jika Anda berada di kelas dengan banyak siswa pintar, nilai akan lebih sulit didapat dibandingkan dengan di kelas yang lebih homogen. - Tuntutan untuk Sekolah Profesional
Untuk masuk ke sekolah profesional seperti kedokteran atau hukum di AS, Anda harus memiliki IPK yang sangat tinggi dan nilai tes yang bagus (seperti MCAT untuk kedokteran dan LSAT untuk hukum). Banyak orang yang memiliki ambisi untuk memasuki bidang ini memerlukan IPK yang sangat tinggi (biasanya di atas 3.8 untuk kedokteran dan 3.7 untuk hukum). - Kualitas Mahasiswa
Mahasiswa di universitas top AS umumnya memiliki kualitas yang sangat tinggi. Banyak di antara mereka adalah pemenang Olimpiade atau telah menyelesaikan kelas universitas selama SMA melalui program seperti AP (Advanced Placement) atau IB (International Baccalaureate). Ini berarti mereka sudah memiliki pemahaman mendalam tentang materi sebelum memasuki perguruan tinggi, sehingga persaingan menjadi lebih ketat.
Keempat faktor ini—tingginya tuntutan IPK, sistem penilaian berbasis kurva, ambisi untuk memasuki sekolah profesional, dan kualitas mahasiswa yang sangat tinggi—semua berkontribusi pada tingkat kompetisi yang sangat tinggi di universitas-universitas top tersebut.