Tindakan seperti apa yang harus dilakukan ketika direndahkan?
Share
Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Tahun 1935, seorang bayi laki-laki lahir di ar-Rakah, Arab Saudi. Ia lahir tanpa ayah, sebab orang tuanya bercerai sebelum ia lahir. Ia tinggal dengan suku ibunya. Sejak kecil, Ia sudah diajarkan cara merawat domba. Saat usianya 11 tahun, kakak laki-lakinya meninggal dunia. Ia lalu menggantikan sang kakak bekerja sebagai office boy di perusahaan tambang minyak di Arab Saudi.[1]
Pada suatu hari, ia kehausan dan bergegas mencari air untuk menyiram tenggorokannya yang kering. Ia begitu gembira ketika melihat air dingin yang tampak didepannya dan bersegera mengisi air dingin ke dalam gelas. Belum sempat ia minum, tangannya terhenti oleh sebuah hardikan “Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur” Suara itu berasal dari mulut seorang insinyur Amerika yang bekerja di perusahaan tersebut.
Remaja itu akhirnya hanya terdiam menahan haus. Ia pun sadar bahwa dia adalah pegawai rendahan yang hanya lulus Sekolah Dasar (SD). Pendidikan yang ia banggakan hanyalah sebagai Tahfiz Qur’an, namun keahlian tersebut tidak ada harganya di perusahaan sekelas tambang minyak yang saat itu masih dikendalikan oleh manajemen Amerika.[2]
Hardikan itu selalu terngiang di kepalanya. Ia lalu bertanya-tanya: Mengapa hal ini terjadi padaku? Kenapa segelas air saja dilarang untuk ku? Apakah salah meminta air? Apakah karena aku pekerja rendahan, sedangkan mereka insinyur? Apakah kalau aku jadi insinyur aku bisa minum? Apakah aku bisa jadi insinyur seperti mereka? Pertanyaan ini selalu tengiang-ngiang dalam dirinya.
Peristiwa tersebut akhirnya menjadi momentum baginya untuk membangkitkan dendamnya. Akhirnya muncul komitmen dalam dirinya untuk balas dendam karena direndahkan.
Remaja miskin itu lalu melanjutkan pendidikannya pada pagi hari dan melanjutkan bekerja pada sore hingga menjelang pagi. Hampir setiap hari ia kurang tidur untuk mengejar ketertinggalannya. Tidak jarang olok-olok dari teman pun diterimanya. Buah kerja kerasnya menggapai hasil. Ia akhirnya bisa lulus SMA. Karena keuletan dan kecerdasannya, ia juga diberi kesempatan kuliah oleh perusahaan ke Lebanon, Amerika dan Inggris. Pemuda ini lulus dengan hasil memuaskan. Selanjutnya ia pulang ke negerinya dan bekerja sebagai insinyur. Ia mendapat tugas membantu perusahaan memperluas produksi minyak mentah dan mendistribusikan produk olahan ke luar negeri.
Apakah sampai di situ saja? Tidak.
Karirnya melesat terus hari demi hari. Ia sudah terlatih bekerja keras dan mengejar ketinggalan, dalam pekerjaan pun karirnya menyusul yang lain. Karirnya melonjak dari kepala bagian, kepala cabang, manajer umum sampai akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur, sebuah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang lokal Arab Saudi saat itu.
Ada kejadian menarik ketika ia menjabat wakil direktur. Insinyur Amerika yang dulu pernah mengusirnya karena segelas air putih, kini justru jadi bawahannya. Suatu hari insinyur ini datang menghadapnya karena ingin minta izin libur dan berkata; “Aku ingin mengajukan izin liburan. Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak membalas dendam, atas kekasaran dan keburukan perilaku ku di masa lalu”
Apa jawab sang wakil direktur mantan pekerja rendahan ini? “Aku ingin berterima kasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu. Ya dulu aku benci padamu. Tapi, setelah izin Allah, kamu lah sebab kesuksesanku hingga aku meraih sukses ini.” Kini dendamnya sudah terpenuhi.
Lalu apakah ceritanya sampai di sini? Tidak.
Akhirnya mantan pegawai rendahan ini menempati jabatan tertinggi di perusahaan tersebut. Ia menjadi Presiden Direktur pertama yang berasal dari bangsa Arab. Tahukah Anda apa perusahaan yang dipimpinnya?
Perusahaan itu adalah Saudi Aramco, perusahaan minyak terbesar di dunia.
Berkat kemampuanya, perusahaan Saudi Aramco semakin membesar dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan. Ditangannya, perusahaaan ini menghasilkan 3.4 juta barrels (540,000,000 m3) dan mengendalikan lebih dari 100 ladang migas di Saudi Arabia dengan total cadangan 264 miliar barrels (4.20×1010 m3) minyak dan 253 triliun cadangan gas.[3]
Siapakah orang itu?
Dia adalah Ali bin Ibrahim Al-Naimi, pemuda rendahan yang kini dijuluki sebagai King of Oil (Raja Minyak). Atas prestasinya, ia ditunjuk Raja Arab Saudi untuk menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap dunia.[4] Jika ucapan Alan Greenspan mampu mempengaruhi naik turunnya indeks saham Wall Street, perkataan al-Naimi seringkali menentukan naik turunnya harga minyak dunia. Dia juga masuk di majalah Forbes dalam daftar 100 orang berpengaruh pada 2015.[5]
Bayangkan, hanya karena isu air segelas membuatnya menjadi penguasa minyak yang paling berpengaruh di dunia hanya dengan mengembangkan hinaan menjadi DENDAM POSITIF.
Itulah kekuatan “DENDAM POSITIF” Kita tidak bisa mengatur bagaimana orang lain berperilaku terhadap kita.
Kita tidak pernah tahu bagaimana keadaan akan menimpa kita. Tapi kita sepenuhnya punya kendali bagaimana menyikapinya.
Apakah ingin hancur karena direndahkan?
Atau bangkit dengan semangat “Dendam Positif”
Catatan Kaki
[1] Lengsernya Sang Menteri Minyak Legendaris – Tirto.ID
[2] KARENA ORANG INI PUNYA “DENDAM POSITIF’ HIDUPNYA MALAH SUKSES LUAR BIASA !!
[3] Saudi Aramco – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
[4] Ali Al-Naimi – Wikipedia
[5] Ali Al-Naimi