Benar tidaknya bukan tergantung jangka waktunya. Benar tidaknya investasi lihatlah pada kemampuan anda. Kemampuan dalam hal apa?

1. Mengelola keuangan. Pastikan sebelum anda memutuskan berinvestasi, kebutuhan dasar anda telah terpenuhi. Setelah itu, perkuat terlebih dahulu tabungan dan dana darurat. Setelah dirasa cukup secure, silahkan anda mulai berinvestasi dengan catatan tetap paralel dengan kegiatan menabung dan memperkuat dana darurat. Selain itu, pastikan juga kewajiban seperti halnya cicilan/hutang telah terhitung dan dalam jangkauan rasio aman. Rasio aman itu berapa? Maksimal 30% dari pengeluaran bulanan.
2. Tentukan tujuan finansial. Jika memang telah berbicara jangka waktu dalam pertanyaan, maka diasumsikan bahwa anda telah memiliki rencana tujuan finansial. Perkuat kembali tekad anda, karena investasi butuh yang namanya konsistensi. Banyak teori mengenai compounding dan pendekatan dollar cost averaging. Semua teori tersebut ujungnya adalah sama yaitu konsistensi. Tentukan apa tujuan anda, apakah ingin investasi atau trading?
3. Ilmu dan Pengetahuan. Jika anda memang belum memiliki ilmu untuk terjun secara mandiri dalam arti mengelola investasi anda sendiri tanpa melibatkan jasa manajer investasi, maka silahkan. Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang “aman” jika anda sebagai investor merupakan seseorang yang tidak memiliki resources (waktu, pengetahuan dan modal) untuk mengelola portofolio investasi individual. Pilihlah reksadana sesuai dengan tujuan finansial anda dengan melihat track record manajer investasi yang anda pilih. Bagaimana cara melihatnya? Saat ini banyak sekali agen-agen sekuritas berbasis web dan mobile yang menyediakan informasi tentang instrumen investasi. Minimal, pelajari prospektus reksadana dan manajer investasi dari instrumen reksadana yang anda pilih, kemudian lihat nilai CAGR (1–5 tahun sebelumnya) untuk mengetahui kinerja imbal hasilnya, dan lihatlah expense ratio untuk mengetahui cost yang dikeluarkan oleh manajer investasi untuk mengelola reksadana tersebut. Oleh karena itu, walaupun reksadana terkesan “aman”, anda tetap harus memiliki ilmu dan pengetahuan. Jangan sampai membeli kucing dalam karung.

Selamat berinvestasi!