Sumber daya manusia berkualitas rendah merupakan masalah utama sektor pertanian Indonesia.
Saya tidak tahu bahwa pelajaran IPA dari SMP hingga SMA sangat relevan untuk industri pertanian. Ilmu pertanian, seperti fisika, kimia, dan genetika, memiliki kemampuan untuk menghasilkan hasil yang jauh lebih baik daripada hanya menanam tanaman secara acak. Selain itu, petani membutuhkan kemampuan berpikir kritis dan penalaran. Banyak masalah sains akan muncul. Itu masalahnya: sebagian besar orang Indonesia tidak menguasai sains dasar dan pemikiran kritis dengan baik.
Menurut saya boro-boro mau loncat ke model industri 4.0, teori-teori yang jadul aja masih banyak belum diterapkan oleh petani di Indonesia. Dengan teori jadul aja sebenarnya produktivitas dan efesiensi lahan Indonesia itu bisa banget jadi lebih baik lagi. Belum perlu lah pakek AI dan IoT segala.
Itu pasti masalah lain terkait pemasaran dan keuangan. Banyak petani masih bingung apa yang akan mereka tanam. Jadi, dari mana modalnya dan bagaimana jualnya? Apakah akan menghasilkan keuntungan atau justru kerugian?Sejauh ini, infrastruktur yang memadai sangat penting untuk distribusi. Setelah itu, saya tidak tahu lagi. Bukan tanggung jawab saya juga, hahaha. Ini sudah sangat kompleks dan mencapai tingkat dewa. Mereka yang dapat menangani masalah seperti itu adalah pemerintah, bisnis, ekonom, dan pemimpin. Namun, ada beberapa masalah yang mengganggu, seperti mafia pangan dan peraturan pemerintah yang mengutamakan bisnis besar daripada petani kecil.
Saya sudah baca dari beberapa penulis lain soal permasalahan pembagian lahan yang tidak merata. Akibatnya banyak yang cuma jadi buruh tani. Itu betul banget di tempat saya saja lebih banyak petani yang tidak punya lahan sendiri. Tapi andai tanahnya dibagi merata tapi tidak pandai mengelolanya itu justru tidak baik juga. Mending bereskan dulu soal kualitas SDM ini. Tidak ada alasan untuk mempertimbangkan perbaikan kurikulum pendidikan nasional; setiap orang dapat membantu sedikit mencerdaskan petani dengan berbicara dengan tenang.
Tapi harus diberi contoh usaha pertaniannya sukses dulu. Jika melihat tetangganya bisa sukses biasanya petani Indonesia itu akan datang sendiri untuk ‘belajar’ wkwk. Mereka akan termotivasi sendiri dengan melihat kesuksesan kerabat dan tetangganya nah disanalah bisa diberikan sedikit ocehan soal pemilihan bibit yang baik, soal pupuk, soal perawatan tanah yang baik, pengendalian hama/penyakit dan sebagainya.
Bisnis pertanian juga memiliki masa depan yang cerah. Karena itu, bisnis pertanian akan tetap ada selama manusia membutuhkan makanan untuk kenyang, sehat, dan sesuai selera. PBB mengklaim bahwa konsumsi pangan akan terus meningkat karena populasi dunia akan bertambah 2 milyar lagi dalam dua dekade mendatang, yang akan membutuhkan peningkatan konsumsi pangan sebesar 28 persen lagi.
Akun IG World Economic Forum (WEF) sering membahas inovasi pertanian juga. Startup pertanian juga didirikan oleh teman Elon Musk. Selain itu, itulah yang mendorong saya untuk belajar lebih banyak tentang mengelola lahan.