“Alah.. hanya ketusuk paku sedikit saja” (Padahal aslinya paku berkarat)
Kelihatannya simpel, tapi bisa fatal. Mari kita bahas.
Infeksi dengan Clostridium tetani, suatu bakteri basil gram positif yang juga bersifat anaerob obligat (dapat tumbuh secara mutlak tanpa oksigen), menyebabkan tetanus, salah satu penyakit infeksi neurologi. Penularannya dapat terjadi karena tertusuk benda yang kotor, seperti paku yang berkarat atau kayu di tanah. Atau, apakah ada hubungan antara luka bakar dan tetanus? Kita akan membahasnya di pertanyaan lain, xixi).
Kenapa mungkin berbahaya?
Setelah terjadinya infeksi C.tetani dari port d’entree-nya, maka toksin C.tetani (kita sebut tetanospasmin) akan menghambat neurotransmitter inhibitor pada sistem saraf pusat (Glisin dan GABA) yang membuat kekakuan pada otot, dan rigiditas, serta mengganggu sistem saraf otonom. Hal ini akan menjadi parah apabila kekakuan otot ini terjadi pada sistem pernafasan (otot diafragma dan otot dada) yang membuat pasien mengalami distress nafas.
Selain itu, pasien mudah terpengaruh oleh suara dan cahaya, bahkan pada intensitas yang rendah, karena adanya hambatan terhadap neurotransmitter inhibitor ini. Oleh karena itu, jika Anda melihat pasien tetanus, pastikan mereka berada di tempat yang gelap dan kedap suara.
Bagaimana kejang itu bisa terjadi? karena toksin C. tetani membuat otot tubuh menjadi kaku. Kondisi seperti ini membutuhkan intervensi yang intensif dan prospek pasien buruk. Pada tahap awal, pasien mengalami kesulitan menelan, yang dikenal sebagai disfagia, dan menggerakkan otot rahangnya. Ini jelas disebabkan oleh jalur syaraf yang pendek di area ini.
Pengobatannya bagaimana? Cukup kompleks, mari dibahas di agenda selanjutnya
Achmad Nurdiansyah, dr.
2023
Bacaan tambahan :
http://journal.perdatin.org/index.php/macc/article/viewFile/116/79