Lebih sulit menjadi orang baik, menurut pendapat saya. Karena apa? Apakah kita sudah menjadi orang baik jika kita memberi uang dua ribu di alfamart? Itu tidak mungkin! Itu tindakan yang baik, tetapi bagaimana keadaan hati kita? Ikhlaskah itu? Belum tentu. karena kita kadang-kadang akan merasa bingung sendiri saat kita berbuat baik sedikit. Kita merasa senang karena ada sesuatu yang kita banggakan, tetapi kita juga merasa sayang karena uang dua ribu itu sebagian besar untuk seorang pegawai—yang juga bekerja untuk mendapatkan uang. Selain itu, ada banyak hal lain yang membuat kita jauh dari kata baik.Baik di dalam belum tentu bagus di luar.
Selain itu, manusia memang terlahir bersih dan suci (tanpa dosa). Tapi memang itulah tujuannya. Kita hidup di dunia ini :
- Di ganggu perihal kehidupan (kekurangan ekonomi, kelaparan, dll)
- Di ganggu perihal akhirat (sombong, iri, takabur, dll)
Siapapun tidak akan lepas dari hal ini. Contohnya :
- Orang miskin di ganggu kehidupannya di dunia dengan kelaparan, apakah mereka bisa sabar dan tidak iri? Menanggung kelaparan jika iri juga menjadi hal mengerikan jika di perhitungkan akhirat.
- Orang kaya mungkin tidak di ganggu dengan kelaparan dan masalah ekonomi, tapi apakah mereka bisa memanfaatkan hartanya untuk kebaikan dan tidak sombong?
Semua orang pasti mengalami ujian. Dan ujiannya adalah untuk mengetahui apakah kita telah melakukan yang terbaik. Maka secara tidak langsung, proses pertumbuhan manusia, dari bayi hingga dewasa, dipenuhi dengan peristiwa dan pemikiran yang dapat membahayakan. Jadi, untuk tujuan apa kita perlu belajar ilmu sosial, agama, dan sebagainya setelah kita dewasa? untuk menemukan jati diri kita yang sebenarnya dan untuk menentukan nilai baik dalam dan luar hidup kita
Apalagi bagi seorang pendengki, atau orang yang hatinya kotor, bentuk apapun bisa salah jika mereka hanya mengingat kebenaran menurut pandangan mereka sendiri.
Tugas kita memahami baik itu bukan hanya sekedar dari apa yang kita lakukan, melainkan dari bagaimana isi hati kita? Dan apakah kalian yang membaca ini sudah bisa meyakini kalau hati kalian bersih?
Tidak! Sebaik dan sebagus apapun seseorang yang menurut kita baik, agamis, sempurna, percayalah! Mereka pun tidak akan pernah sampai di titik bahwa hatinya sudah bersih. Karena mereka lebih faham bagaimana penggunaan ilmu yang sebenarnya mereka dapatkan.