100 ribu, karena kepepet.
Jualan peyek lebih rendah tahun lalu saat pandemi COVID-19. Selain itu, harga minyak goreng terus naik dan tidak pernah turun. Setelah beberapa bulan, harganya naik menjadi 50.000++/2L dari 28.000/2L.
Meskipun tabungan telah habis, masih ada 100 ribu dolar. Langsung ajak istri tidur, mencari cara untuk menjual barang tanpa minyak goreng. Karena tidak perlu menggunakan minyak goreng, akhirnya diputuskan untuk membuat bubur ayam. Langsung sat set sat set, buka grup Facebook LANGSUNG ENAK (LE), buka cookpad daftar yang premium, YouTube csri resep dari para penjual bubur dan resep dari selebritis chef. Kelebihannya diambil dari tiap resep.
Setengah hari full survey, langsung sat set sat set lagi lakuin trial error. Hasilnya? Error! Coba terus sampe 3x, baru bisa jadi lebih baik dan lebih enak hasilnya.
Hari kedua Langsung eksekusi jualan, pake alat seadanya yang ada di rumah kontrakan.
Pake meja kayu biasa, tutupin pake banner. Wadah topping pake toples seadanya. Buburnya juga ngga pake dandang, tapi pake termos bekas. Eehh, ga sampe 2 minggu kok mejanya jatuh kesenggol motor pas mau ngirim pesanan. Langsung lemes dengkulnya 😂😂😂
Bulan berikutnya, setelah memahami perhitungan, saya mulai mencoba menambah cabang 1 lagi, tetapi saya hanya memiliki modal yang cukup. Beli meja lipat bekas dari teman Anda. Banner yang digunting dan ditempel digunakan untuk stikernya. Sewa stan?
Perjanjikan dengan pemilik teras agar Anda dapat membayar setiap minggu. Alhamdulillah, akhirnya ada kesepakatan. Setelah mulai menata meja di hari kedua jualan, tuan rumah langsung menghentikan saya dari jualan. Apa rasanya? Saya hanya bisa mengucapkan “Hhhhmmmmm! Hhhmmmmm! Hmmmm!” dan sekali lagi mengucapkan “hmmm”.
Habis beres-beres, langsung evaluasi lagi. Kalau mau buka cabang lagi, HARUS pake rombong yang gedean dikit, karena kalo make meja lipat di pinggir jalan raya, sering ngga kelihatan, karena kendaraan pada ngebut. Alhamdulillah sebulan kemudian ada rejeki Buat beli rombong bekas. Juga dapat tempat sewa di teras warkop. Dua bulan berjalan, sudah mulai punya langganan. Tiba-tiba disuruh pindah lagi😂😂😂
Kembali merasakan hmmm! Hmmmmm! Hhhmmm!
Nyari-nyari lagi sewa yang bisa bulanan di dekat lokasi lama, ga nemu-nemu. 3 minggu kemudian dapat tempat baru, di teras warkop lagi. Langganan kembali jadi nol, harus sabar lagi. Mulai mencoba buka cabang lagi, tapi cuma berjalan sebentar karena kurang pengawasan. Terpaksalah cabang pertama dan kedua ditutup. Yang dirumah ditutup juga, karena kontrakan habis. Balik kerumah.
Sekarang sudah buka lagi dengan tampilan baru yang yang bikin orang tertarik. Monggo mampir lokasinya di Raya Ketintang, dekat kampus Unesa Surabaya. Namanya bubur ayam WANI ROSO pasti keroso 😎
Belajar dari kesalahan
Akhirnya, fokus pada satu lokasi saat membangun tim. Selain itu, keuntungan saya terletak pada produksi, di mana saya harus selalu mengikuti prosedur prosedur standar (SOP) untuk menjaga standar rasa dan kualitas. Kekurangan saya terletak pada pembukuan. Jika seseorang mahir dalam pembukuan tetapi kesulitan memasak dan ingin menjadi partner? Tidak perlu dinegosiasikan, dan di notaris, hitam di atas putih harus.