Dalam hal ini, orang tua saya sangat berhasil. Saya empat bersaudara dan tidak ada yang suka omong kosong atau mengumpat (juga disebut Misoh). Namun, sejak SMP dan SMA, terutama kuliah—di kampus teknik yang banyak siswa laki-laki—omongan mereka menjadi tidak karuan.
Saya pikir pikir lagi, dilakukan orangtua saya:
- Tidak pernah menyumpah atau omong kotor—ayah saya memang bukan ayah yang sempurna, tetapi saya tidak pernah mendengar dia berkata kasar atau kotor kepada orang lain—bukan hanya keluarganya.
- mengubah lingkungan pergaulan anaknya ke arah yang positif dalam hal tata krama—sebagai anak-anak, kami sering mengikuti acara di gereja dan sekolah di sekolah yang tidak terlalu rumit. Bukan sekolah elit, tetapi tidak terlalu ramai.
- Jadi, ketika saya kuliah, saya memiliki banyak teman yang misoh-misoh saat main game, yang membuat saya tidak nyaman, dan saya sering menegur mereka. Namun, sebagian besar dari teman-teman ini telah menjadi kebiasaan. Sebenarnya, mereka ini baik-baik saja. Ada yang suka misoh karena seru, dan yang lain akhirnya ikut karena terbawa suasana teman yang lain saat bermain game. Ada yang tidak menyumpah sama sekali, dan modelnya sangat lucu.Anaknya agak bodoh, tetapi dia juga baik.