Sebagai mantan anak lab, saya memiliki spekulasi menarik tentang ‘masuk angin’ yang membuat saya sekarang tidak lagi dikerokin
Ha ha ha
Begini ..
- Aktivitas Bakteri di Usus
Mungkin Anda sudah tahu bahwa di dalam tubuh kita, terutama di usus (kolon), terdapat bakteri yang bertugas mencerna sisa makanan setelah melewati proses dari esofagus, lambung, usus dua belas jari, dan seterusnya.
Secara sederhana, bakteri ini berfungsi untuk memfermentasi sisa makanan yang menumpuk di usus besar.
Aktivitas bakteri ini menghasilkan berbagai produk biokimia, termasuk gas.
Ya, aktivitas mereka menghasilkan gas.
(Gambar: gas yang terperangkap di tabung durham.[1])
Di dalam tabung reaksi tersebut, ada tabung kecil yang dibalik posisinya untuk menangkap gas yang dihasilkan oleh aktivitas bakteri.
Setelah dibiarkan semalaman, gas akan terperangkap di tabung kecil tersebut, menunjukkan adanya aktivitas bakteri di dalamnya.
Jadi, aktivitas bakteri di usus kita menghasilkan gas.
Oleh karena itu, kita kentut.
- Gas Terperangkap
Mirip dengan uji biokimia bakteri di atas, jika pencernaan kita tidak lancar, sisa makanan akan menumpuk di usus.
Apa yang terjadi?
Bakteri ‘pesta’ lah.. ha ha ha
Hasil dari ‘pesta’ mereka adalah produksi gas yang cukup banyak.
Dan karena defekasi (baca: berak) kita tidak lancar, gas terperangkap di dalam usus.
Hasilnya, perut kita menjadi kembung.
Seringkali, saat mengalami ‘masuk angin’, kita mengetuk perut dan muncul suara dung dung dung.
Itu artinya gas terperangkap di usus akibat pencernaan yang kurang lancar.
Kesimpulan pertama:
Masuk angin bisa jadi akibat dari gangguan pencernaan, yaitu ketika proses buang air besar tidak lancar.
- Kondisi Tidak Menentu dan Masuk Angin?
Benar, tidak selalu disebabkan oleh makanan.
Produksi gas berlebihan oleh bakteri juga bisa disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak nyaman, seperti suhu yang tidak sesuai atau pH yang tidak tepat.
Karena itu, bakteri mungkin menghasilkan gas sebagai respons terhadap lingkungan yang kurang nyaman.
- Angin Duduk?
Teori di atas tampaknya tidak cocok untuk yang satu ini.
Ha ha ha
“Angin duduk” atau angina pektoris adalah masalah kardiovaskuler, bukan pencernaan.
Jadi, jika mengalami gejala “angin duduk”, sebaiknya jangan diobati seperti masuk angin akibat gangguan pencernaan, melainkan langsung ke dokter.
Karena tidak ada gas atau ‘angin’ yang terlibat sama sekali.
Ha ha ha
Jadi, itulah penjelasan saya tentang ‘angin anginan’ ha ha ha
Sekarang, jika saya merasa ‘masuk angin’, saya tidak lagi dikerokin. Sebagai gantinya, saya banyak makan makanan berserat seperti jus atau buah tertentu.
Pepaya, misalnya, lebih spesifik.
Makan banyak serat, bukan hanya makan tanpa minum; itu yang disebut sembelit.
Semoga bermanfaat.
—-
Catatan: Ini adalah konsep saya sendiri berdasarkan pengalaman pribadi di lab, jadi mungkin tidak sepenuhnya akurat dari sudut pandang kedokteran dan sangat mungkin untuk dikoreksi.
Catatan Kaki
[1] ANALISIS CEMARAN BAKTERI Coliform Escherichia Coli COLI PADA BUBUR BAYI HOME INDUSTRY DI KOTA MALANG DENGAN METODE TPC DAN MPN SKRIPSI – PDF Free Download
[2] Angina Pectoris