Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Jumlah sekon dalam 1/2 hari adalah
½ hari = 12 jam jumlah sekon dalam 12 jam,yaitu 12 × 3600 = 43200 sekon
½ hari = 12 jam
jumlah sekon dalam 12 jam,yaitu
12 × 3600 = 43200 sekon
See lessDimas melakukan pengukuran terhadap suatu kotak dan mendapatkan data panjang 1 m, lebarnya 0,5 m dan tingginya 2. Tentukan volume kotak tersebut! Rumus: V = p x l xt
Diketahui: p = 1 m l = 0,5 m t = 2 m Ditanya: V = ? Jawab: V = p x l x t V = 1 x 0,5 x 2 V = 1 m³
Diketahui:
p = 1 m
l = 0,5 m
t = 2 m
Ditanya:
V = ?
Jawab:
V = p x l x t
V = 1 x 0,5 x 2
V = 1 m³
See lessBagaimana penggunaan kata “being” yang benar pada bahasa Inggris?
Kata "being" memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai verb (kata kerja), noun (kata benda) dan conjunction (kata hubung). Mari kita bahas satu persatu. Sebagai verb Kata "being" merupakan bentuk present participle dari "be". Kata "being" digunakan untuk membicarakan perilaku/aksi seseorang yang sedangRead more
Kata “being” memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai verb (kata kerja), noun (kata benda) dan conjunction (kata hubung). Mari kita bahas satu persatu.
Kata “being” merupakan bentuk present participle dari “be”.
Tapi kata being tidak bisa digunakan untuk membicarakan tentang perasaan seseorang, karena buat native speaker bakal terdengar aneh.
2. Sebagai gerund
Kata “being” yang semula berbentuk verb berubah fungsi sebagai noun. Dengan kata lain, kata “being” merupakan gambaran/ide suatu perilaku/kegiatan.
Kalimat ini memiliki gambaran bahwa fakta tentang murah yang dihubungkan dengan benda tersebut belum tentu benda tersebut itu jelek. Atau bentuk kalimat yang lain, Just because it is cheap doesn’t mean it is bad.
3. Sebagai conjunction
Kata “being” dapat digunakan untuk menggantikan kata “because”, “as”, dan “since”.
4. Sebagai noun
Kata “being” memiliki arti sebagai makhluk atau wujud.
Untuk lebih jelasnya bisa langsung cek di sini https://m.youtube.com/watch?v=ylrEK69P1KI
Bahasa asing apa yang penting untuk dikuasai saat ini selain Bahasa Inggris dan apa alasannya?
Bahasa asing yang penting dikuasai oleh anda tergantung ke mana anda akan pergi dan tinggal. Contoh: Saya berniat bekerja di Singapura maka selain bahasa Inggris, saya juga harus mengerti bahasa Mandarin dan bahasa Malay agar dapat berkomunikasi di sana. Atau Anda ingin berkuliah di Jerman, maka selRead more
Bahasa asing yang penting dikuasai oleh anda tergantung ke mana anda akan pergi dan tinggal.
Contoh:
Saya berniat bekerja di Singapura maka selain bahasa Inggris, saya juga harus mengerti bahasa Mandarin dan bahasa Malay agar dapat berkomunikasi di sana.
Atau
Anda ingin berkuliah di Jerman, maka selain bahasa Inggris anda harus menguasai bahasa Jerman atau beberapa bahasa resmi yang digunakan di beberapa negara di Eropa. Bahasa Jerman dan Perancis adalah 2 bahasa yang umum dijadikan bahasa resmi di negara-negara Eropa.
Jika ingin menambah relasi atau sekedar menguasai, saya akan sarankan menurut bahasa resmi yang digunakan di United Nations (PBB):
Jika anda ingin berbisnis, kuasailah bahasa-bahasa yang sekiranya bisa digunakan dalam berbisnis, seperti:
Semoga sukses!
See lessBagaimana cara belajar bahasa Inggris efektif tanpa harus les?
Banyak lo, pilihanmu :D kamu bisa baca-baca, denger lagu, nulis-nulis, nonton film, vidio, main game, bahkan kamu juga bisa ngomong sama penutur Inggris langsung, jadi kemampuan bahasa Inggrismu langsung kepaké. Nah, di antara sekian banyak kegiatan itu, kamu bisa fokus ke satu/beberapa yang kamu suRead more
Banyak lo, pilihanmu 😀 kamu bisa baca-baca, denger lagu, nulis-nulis, nonton film, vidio, main game, bahkan kamu juga bisa ngomong sama penutur Inggris langsung, jadi kemampuan bahasa Inggrismu langsung kepaké.
Nah, di antara sekian banyak kegiatan itu, kamu bisa fokus ke satu/beberapa yang kamu suka, jadinya (semoga) kegiatan belajar bahasa Inggrisnya lebih némpél di hati.
Saya jabarin beberapa di antaranya, ya:
Baca-baca. Kamu bisa belajar léwat buku cerita, novél, komik, artikel berita, game, bahkan postingan di médsos sekalipun. Kalau dari buku-buku dan artikel, kamu bisa ngelatih kemampuan bahasa resmi, sementara kalau dari postingan médsos, kamu bisa ngelatih bahasa gaul, sekaligus ngenalin diri ke internét bahasa Inggris yang notabéné béda banget sama internét Indonésia.
Dengerin lagu dan nonton film/vidio. Dua médium ini saya satuin karena melibatkan indra yang sama: pendengaran. Jadi, fokus dari keduanya adalah belajar mendengar dan menyimak atau listening, dan kalau kamu udah cukup mahir, lebih banyak lagi dunia Inggris yang bisa kamu kunjungi! Kelebihan lagu dan film dibandingkan membaca adalah kamu memacu diri sendiri untuk memahami bahasa Inggris secara langsung atau real time, sehingga bantuan kamus dan alat penerjamah diminimalisir. Kamu harus bisa nebak-nebak arti kata dan kalimat tertentu menurut kontéks lebih cepet, jadi daya pikirmu juga dilatih.
Ngomong sama penutur Inggris. Cara yang satu ini bisa dibilang paling éféktif, karena selain bisa nanya-nanya kalau kamu bingung arti A apa, B apa, kamu sekaligus ngelatih kemampuan bahasa Inggrismu secara langsung. Belajar dengan membaca dan mendengar termasuk pasif karena kamu belajar sendiri, sementara dengan ngomong langsung, kamu belajar dengan orang lain, sekaligus ngelatih kepercayaan diri.
Saya sendiri, selama 16 tahun lebih tinggal di Indonésia, udah belajar bahasa Inggris maké semua cara ini—dan karena rutin maké Inggris sehari-hari, saya jadi lumayan fasih berbahasa Inggris. Namun yang paling berkesan bagi saya adalah léwat game dan ngomong langsung sama penuturnya, karena waktu kecil dulu saya suka banget ngegame, dan sejak beberapa tahun lalu, saya dapet temen-temen mancanegara yang ngebantu banget dalam prosés saya belajar Inggris.
Inget ya, kunci belajar bahasa Inggris—dan bahasa lainnya—itu konsistén dan rutin. Kalau bisa, tiap hari paparin dirimu sama bahasa Inggris walau sedikit, tapi kalau ga bisa, belajarlah sesuai jadwal waktumu sendiri.
See lessApa ada yg pernah menggunakan cryptocurrency utk membeli brg ato bertransaksi? Bisa ceritakan bagaimana pengalaman dan teknisnya?
Baru aja tadi siang aku beli akun suatu gacha game pake kripto. Caranya gimana? Kalau kasusku tadi ya aku kontak aja penjualnya, lewat discord. Aku: bro gw mau beli akun yang ini, harganya berapa? Penjual: 60$ bro Aku: *cek biaya paypal, ternyata kena fee 7$ untuk pajak atau apalah itu.* Aku: bung,Read more
Baru aja tadi siang aku beli akun suatu gacha game pake kripto.
Caranya gimana?
Kalau kasusku tadi ya aku kontak aja penjualnya, lewat discord.
Ya udah gitu aja prosesnya.
Sebenernya nggak ada bedanya antara jual beli, terus uangnya kamu kirim pake bank ke no rekeningnya dia, atau uangnya kamu kirim ke alamat kriptonya si penjual.
Tapi, kelebihannya kalo pake kripto, duid yang udah terkirim itu buktinya jelas.
“Nih bro, transaksinya, duidnya aku kirim ke alamat yang kamu minta, linknya bisa diliat di web”.
Beda sama kasusnya gothamchess beberapa hari yang lalu, dia mau beli apartemen, tapi penjualnya boomers yang nggak melek teknologi.
Gotham udah ngirim duidnya, tapi si penjualnya bilang, sori bro, duidnya belom masuk. (Karena emang belom masuk).
Lah, kalo kayak gitu, terus gimana?
Kalo pake kripto nggak mungkin duidnya udah dikirim, udah dikonfirm di blockchain, diliat di web udah ada, tapi nggak masuk ke rekening penerimanya.
See lessMengapa anda memutuskan cutloss atau jual rugi dalam instrumen investasi (saham, crypto, komoditas maupun properti)?
Bayangkan anda menjadi seorang direktur perushaan pembuat pesawat dimana diberikan dana sebesar 10 juta USD untuk membuat sebuah pesawat yang tidak terdeteksi radar atau dengan kata lain, pesawat siluman. 50% dana sudah digunakan namun ternyata perusahaan saingan sudah selesai membuat pesawat silumaRead more
Bayangkan anda menjadi seorang direktur perushaan pembuat pesawat dimana diberikan dana sebesar 10 juta USD untuk membuat sebuah pesawat yang tidak terdeteksi radar atau dengan kata lain, pesawat siluman.
50% dana sudah digunakan namun ternyata perusahaan saingan sudah selesai membuat pesawat siluman dimana pesawat mereka ternyata lebih cepat dan lebih irit dibanding pesawat rancangan perusahaan anda. Menurut perhitungan tim anda, sangat susah mengalahkan pesawat tersebut mengingat pesawat tersebut lebih baik, lebih murah dan sudah dipasarkan terlebih dahulu.
Pertanyaanya. Maukah anda menghabiskan sisa dana anda untuk melanjutkan pembuatan pesawat siluman anda?
lebih dari 80% responden menjawab MAU. Mereka akan menghabiskan sisa dana untuk melanjutkan pembuatan pesawat tersebut meskipun pesawat lain ternyata jauh lebih baik.
Sekarang bayangkan anda baru ditunjuk menjadi direktur sebuah perusahaan pembuat pesawat. Sebelum anda menjabat, proyek pembuatan pesawat siluman sudah berjalan dan sudah menghabiskan 50% dana. Salah satu karyawan anda mengatakan bahwa proyek ini sebaiknya dilanjutkan dengan menggunakan sisa dana yang ada.
Namun menurut perhitungan dan data data yang disediakan, sangat susah membuat pesawat yang jauh lebih baik dan bersaing dalam penjualan dengan kompetitor perusahaan anda.
Sebagai direktur mau kah anda menggunakan sisa dana untuk menyelesaikan proyek tersebut?
Hampir 80% responden mengatakan bahwa mereka tidak mau mengikuti saran bawahan mereka untuk menghabiskan dana tersebut.
Pertanyaan nya sama, namun kenapa keputusan yang dihasilkan justru berbeda?
Semua ini karena sudut pandang. Di cerita pertama anda adalah direktur yang memulai proyek tersebut. Anda menghabiskan waktu, uang dan tenaga untuk proyek tersebut sehingga jika anda menghentikan proyek tersebut, semua usaha anda sia sia.
Di cerita pertama, anda bukan lah direktur yang memulai proyek tersebut. Anda hanya seorang direktur yang baru menjabat. Anda tidak menghabiskan dana, tenaga dan waktu sebagaimana direktur di cerita pertama. Ini membuat anda lebih objektif dalam mengambil keputusan mengingat anda tidak memiliki ikatan emosional dalam proyek tersebut.
Dalam hal ini, direktur di cerita pertama mengalami salah satu bias dalam psikologi yang disebut Sunk Cost fallacy
Jadi akibat sunk cost fallacy ini, seseorang cenderung akan tetap bertahan atau mungkin malah mengeluarkan modal atau tenaga lebih meskipun keadaan sudah tidak memungkinkan.
Cerita ini menjadi salah satu alasan saya melakukan cutloss. Jika sesuatu sudah tidak berjalan sesuai harapan, atau dalam hal ini harga saham sudah turun melebihi batas toleransi saya,entah karena faktor fundamental atau faktor faktor lainnya maka saya akan segara melakukan cutloss.
Ini saya lakukan agar saya tidak terdampak sunk cost fallacy diatas dimana jika saya tetap bertahan meskipun harga saham sudah turun melebihi target, maka kemungkinan kerugian yang diderita bisa lebih banyak.
Contoh:
Ini adalah grafik harga saham sebuah perusahaan dengan fundamental sangat baik.
Harga penutupan terakhir ada di 7625. Anggap lah saya berniat berinvestasi disini dan membeli di harga 7625 dan saya akan cutloss jika harga sampai 5%.
Ternyata harga sahamnya malah turun
Harga sahamnya menjadi 7200. Average saya adalah 7625 sehingga kerugian saya adalah 6% kurang lebih. Ini tentu sudah melebihi batas toleransi saya yaitu 5%.
Namun saya sudah menghabiskan waktu dan tenaga menganalisa saham ini. Saya pun yakin bahwa ini adalah perusahaan bagus walaupun teman saya mengatakan bahwa perusahaan ini sudah terlalu besar untuk bisa tumbuh lagi.
Tidak ingin semua usaha saya sia sia saya memutuskan untuk average down atau membeli lagi saham ini. Jadi saya membeli lagi di harga 7200. Anggaplah sekarang average saya menjadi 7300 Sehingga kerugian saya hanya sebesar -4%. Aman lah pikir saya.
Namun ternyata ini yang terjadi.
harga turun terus hingga ke 5625. Kerugian saya adalah 22% dari average 6300. Mau cutloss juga sayang karena loss 22 % itu besar. Sebagai catatan, jika saya cutloss di 22% maka return yang saya butuhkan untuk balik modal adalah 28%
Namun jika saya cutloss sebelumnya saat kerugian masih sebatas 6%, maka return yang saya butuhkan untuk balik modal hanya 6,3%. Ilustrasi berikut mungkin bisa membantu:
Cutloss Vs balik modal
5% – – – – – – 5.3%
10% – – – – – – 11.1%
15% – – – – – – 17.6%
20% – – – – – – 25.0%
25% – – – – – – 33.3%
30% – – – – – – 42.9%
35% – – – – – – 53.8%
40% – – – – – – 66.7%
45% – – – – – – 81.8%
50% – – – – – – 100.0%
55% – – – – – – 122.2%
60% – – – – – – 150.0%
65% – – – – – – 185.7%
70% – – – – – – 233.3%
75% – – – – – – 300.0%
80% – – – – – – 400.0%
85% – – – – – – 566.7%
90% – – – – – – 900.0%
95% – – – – – – 1900.0%
Jadi makin dalam cutloss, makin tinggi return yang dibutuhkan untuk balik modal. (Bayangkan jika cutloss di 50%, saya butuh return 100% untuk balik modal) Ujung ujungnya saya menyesal kenapa tidak cutloss saja dulu. Ini semua akibat sunk cost fallacy diatas.
Jadi jika saya cutloss di 4% tadi maka saya bisa menyelamatkan modal saya dari kerugian yang lebih besar.
Tentu akan ada asumsi bahwa tunggu saja harga sahamnya naik lagi. Namun pertanyaannya, ini asumsi berdasarkan data atau harapan di hati kecil kita?
Jika ternyata harga sahamnya lama tidak naik, maka uang kita malah menjadi uang mati. Mereka yang menginvestasikan uang nya di instrumen yang lebih aman seperti obligasi atau deposito mungkin sudah untung duluan tanpa melakukan analisa yang menghabiskan banyak waktu dan tenaga seperti yang kita lakukan.
Semoga membantu. Maaf jika ada salah kata dan penyampaian. Sekedar jawaban saya sebagai pemula.
https://www.behavioraleconomics.com/resources/mini-encyclopedia-of-be/sunk-cost-fallacy/
See less