Pertanyaan ini mengingatkan saya pada masa kuliah di kelas Politik Amerika Latin, saat itu ada pembahasan mengapa negara-negara Latin di Amerika yang mayoritas adalah migran Eropa, dan rata-rata sudah merdeka sejak awal tahun 1800-san namun tetap tidak menjadi negara maju dan tetap menjadi negara berkembang?

Nah dosen saya menjelaskan dari sebuah bacaan dengan teori iklim tropis (ini seriusan ada!) saya tidak ingat betul redaksi teori tepatnya apa tapi substansinya adalah iklim tropis!. Jadi menurut teori tersebut orang yang tinggal di daerah tropis cenderung untuk laidback alias bermalas-malasan. Hal ini disebabkan tidak dipayahkan dengan pergantian cuaca yang ekstrem seperti negara-negara beriklim empat. Yang mana masyarakat yang tinggal di empat cuaca mau tidak mau harus tahan banting, kerja keras untuk mempersiapkan musim satu dan lainya. Jadinya mereka yang tinggal di iklim tropis malas dan berdampak pada kondisi perekonomian yaitu tidak maju-maju.

Teori ini juga bisa menjelaskan mengapa pada akhirnya negara-negara Asia Timur bisa lebih maju daripada Asia Tenggara. Budaya disiplin, kerja keras, persiapan untuk pergantian cuaca (yang mana kalau tidak siap maka tidak bisa makan dan mati) memang sudah mendarah daging dan menjadi budaya. Budaya yang terbawa dalam etos kerja bangsa Asia Timur. Oleh karenanya kerja keras, disiplin, dan pengalaman mengalami kondisi sulit serta kekurangan sumber daya alam maka mendorong mereka untuk mempraktekan etos kerja tadi dalam bernegara dan memajukan ekonomi negara. Maka kita lihat betapa maju Asia Timur, bahkan sekelas Pyong Pyang Korea Utara sangat maju dengan pertimbangan Korut tidak melakukan aktivitas normal dan ekonomi liberal seperti negara “normal” pada abad 21 ini.

Sementara itu negara Asia Tenggara yang tinggal di tropis mah santai-santai saja, mau malas, mau rajin, selama tanam padi di sawah masih bisa hidup dan “makan” tanpa payah berdisiplin ria dan etos kerja yang tinggi. Oleh karena itu mayoritas dari kita orang Indonesia dan Asia Tenggara itu pemalas dan tidak disiplin, dibandingkan dengan orang-orang Asia Timur. Saya baru semalam dapat cerita dengan teman yang bekerja dengan mainland chinese, tuturnya orang tiongkok sangat disiplin, work-oriented dan result-oriented. Sangat jauh kata teman saya, etos kerja kita dan bangsa Tiongkok. Itulah juga mengapa yang menyebakan Singapura menjadi pengecualian di Asia Tenggara karena mayoritas saudara kita Tionghoa membawa kultur etos kerja yang tinggi ke Singapura. Selain tionghoa, saya juga pernah melihat betapa hebatnya etos kerja orang Jepang, kakek-kakek pun masih kuat dan semangat jadi tukang troli di bandara dan jadi pengangkat barang di bus. Luar biasa!

Tak heran jika Dr. Mahatir Muhammad menjadikan “Pandang ke Timur” (Look East Policy) menjadi prinsip kebijakan ekonomi Malaysia. Meskipun pada akhirnya dia mengaku gagal dalam mentransformasikan masyarakat Melayu Malaysia seperti orang East Asia utamanya Jepang. Alasan gagal karena kita terlalu laidback dan kata Mahatir “pemalas”. Itu kata mahatir, bukan saya. Salam damai

Di dunia? Ada beberapa misteri—

Ini dikenal sebagai “the eye of the Sahara”:

Kecuali jika ada temuan baru yang tidak saya , para ahli geologi belum tahu apa yang menyebabkan fenomena ini. Dugaan terbaik ini adalah formasi kubah dari intrusi batuan beku.

Inil adalah gambaran yang dapat saya lihat dari dekat:

Warna merah muda di tengah adalah warna alami batu. Semua area abu-abu adalah apa yang disebut “desert varnish”, lapisan yang kaya akan logam yang terbentuk pada permukaan batuan dengan laju pertumbuhan sekitar ketebalan rambut manusia per seribu tahun. Ada berbagai macam dugaan tentang apa yang menyebabkan hal ini terjadi, tetapi tidak ada satu pun kesimpulan yang pasti.

Salah satu favorit saya adalah fenomena yang disebut “hot spot”, yang memperlihatkan kita hal-hal seperti berikut:

Gambar yang atas adalah kaldera Yellowstone, sisa dari letusan supervolcano beberapa ratus ribu tahun yang lalu. Gambar yang bawah adalah kepulauan Hawaii. Keduanya diduga merupakan hasil dari hot plumes (bulu-bulu panas) di mantel Bumi, dalam kasus Yellowstone yang letaknya relatif terhadap lempeng Amerika Utara, sedangkan Hawaii letaknya relatif terhadap poros Bumi dan berotasi ketika lempeng Pasifik bergeser di atasnya, sehingga letusannya bergerak membentuk deretan pulau-pulau.

Inilah adalah salah satu yang saya pernah kunjungi:

Fitur erosi yang paling banyak dipelajari di planet ini, Grand Canyon menentang temuan dari ahli geologi yang mencoba utuk mengetahui usianya – dikatakan usinya berkisar antara sepuluh juta tahun hingga enam puluh juta! Permasalahannya adalah ketidaksepakatan tentang bagaimana fitur ini terbentuk: dugaan yang populer adalah bahwa Sungai Colorado mengalir melintasi area tersebut dan ketika tanah naik, sungai memotong turun ke bawah; dugaan yang lainnya adalah bahwa sungai purba membentuk seluruh atau sebagian besar tebing sebelum akhirnya mengering, dan ketika Sungai Colorado terbentuk ia menemukan jalan menuju ngarai dan membentuk aliran sungai seperti saat ini.

Dalam skala yang lebih kecil, ada tanjung di pantai Oregon yang telah menjadi subjek dari beberapa tesis magister geologi yang membingungkan seluruh fakultas geologi. Seorang teman melakukan tesis magisternya dengan tema tentang hal ini, dan ketika presentasi lisannya berakhir, salah satu profesor yang hadir memintanya untuk kembali ke bagian tertentu dan mengulangi penjelasannya tentang formasi tertentu. Ketika pengulangan dilakukan, profesor bertanya, “Apakah Anda benar-benar mengharapkan kami untuk mempercayainya?” Teman saya berkata, “Tidak terlalu, tidak—tetapi adakah yang bisa memikirkan alternatif lain yang lebih dapat dipercaya?” Tidak ada satu pun yang bisa, bahkan profesor dengan gelar PhD di bidang geologi hadir bersama dengan dua puluh beberapa mahasiswa pascasarjana di bidang geologi.

Di samping misteri geologi yang ada padanya, fitur ini juga dipilih sebagai tempat yang bagus untuk mercusuar:

Terima kasih atas permintaan jawabannya Kang Riski Arris (Rahwana Murka).

Menurut saya terjemahan yang tepat adalah “pembeberan”. Terjemahan ini juga yang dipakai pada Wikipedia bahasa Indonesia.

• Wikipedia:Pembeberan – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Mudah-mudahan tulisan saya menjawab pertanyaan Anda.

Catatan Kaki

Hasil Pencarian – KBBI Daring

Izin menjawab, ada beberapa alternatif solusi.

1. Ajukan keringanan UKT, jika ada bantuan semester coba untuk daftar
2. Melakukan pembayaran dengan mencicil, biasanya ada media pembayaran cicilan 0%
3. Komunikasikan dengan himpunan mahasiswa jurusan, biasanya akan dibantu jika ada mahasiswa yg kesulitan membayar ukt, kalo di tampatku ada semacam infak untuk membantu yg kesulitan mambayar ukt
4. Komunikasikan dengan DPA, biasanya DPA juga akan mencarikan jalan bagi mahasiswa yg mengalami kesulitan finansial
5. Ingat sudah semester 7 bentar lagi bisa ambil sks skripsi, tdk lama lagi lulus dan mencari pekerjaan yg lebih layak. Kalo mau kerja pas semester 7 juga bisa, ga perlu cuti. Bisa kuliah sambil kerja, lagian online kan kuliahnya, aku juga kuliah sambil kerja kok buat bayar ukt.

Jangan merasa sendiri ya ketika mengalami kesulitan, pasti ada yg mau bantu. Kalo nanti kesulitan ngerjain skripsi sambil kerja, nanti bisa aku bantu skripsinya, chat aja. Buat temen2 quora juga yg merasa perlu bantuan skripsinya bisa chat aja, free kok

Semoga dimudahkan, pasti ada jalannya, semangat pokoknya ^^