#1. SISTEM PENILAIAN RAPORT.
Anak-anak yang tergolong pintar dalam semua mata pelajaran dan mendapatkan nilai yang baik di setiap ulangan harian dan ulangan semester hampir selalu mendapat penghargaan rangking 1. Bukankah demikian?
Anak-anak memiliki pola pikir seperti itu sejak kecil. Sistem pendidikan di Indonesia pada awalnya bertujuan untuk mengidentifikasi jati diri anak-anak, tetapi malah menekankan untuk menjadi anak yang serba bisa dalam setiap pelajaran.
Bagaimana mereka bisa mencari jati diri ketika mereka harus berusaha menjadi siswa yang masuk dalam daftar 10 besar? Selain itu, ketika mereka tidak memiliki waktu untuk menyukai pelajaran yang mereka sukai, bagaimana mereka bisa mencari jati diri?
Banyak sekali anak-anak yang berpikiran seperti ini “harus masuk rangking pokoknya!” katanya. Sehingga mereka-mereka yang sudah berusaha sedari SD karena selalu gagal masuk daftar 10 besar itu akhirnya menjadi malas dan ikuti alur saja.
Sistem penilaian raport yang mengharuskan agar semua murid memiliki nilai yang bagus untuk masuk 10 besar justru menjadi hambatan bagi mereka yang mau berkembang mencari bakat mereka sendiri.
#2 TEST MASUK PERGURUAN TINGGI.
Proses SNMPTN berpusat pada nilai raport, yang digunakan sebagai ukuran untuk menentukan apakah seseorang dapat diterima di perguruan tinggi.
Kali ini, saya akan berbicara tentang siswa sekolah menengah atas, karena guru BK saya mengatakan bahwa ini adalah waktu di mana kita sebagai siswa melakukan eksplorasi dan belajar tentang diri kita sendiri. Bahkan, setiap kali saya pergi ke sekolah, saya menemukan papan visi misi sekolah yang “katanya” membantu siswa menemukan bakat dan minat mereka dalam bidang tertentu. Saya ingin mengatakan bahwa sekolah saya telah menjadi “wadah” dengan banyak ekstrakulikuler wajib dan minat.
Namun, seperti yang saya tulis sebelumnya, bagaimana kita dapat menghabiskan tiga tahun untuk mempelajari diri kita sendiri, sedangkan kita akan menghadapi seleksi nilai raport satu Indonesia setelah tiga tahun? Jika saya berbicara tentang SNMPTN, saya benar-benar takut nilai saya akan turun.
Beberapa teman-teman saya mengatakan bahwa mereka memilih tidak mengikuti ekstrakulikuler yang mereka minati karena mereka akan memilih fokus untuk menambah nilai raport mereka. Tingginya nilai raport juga menjadi nilai + untuk daftar pekerjaan kesana-kemari. Mungkin. Cmiiw.
Kedua, Jalur SBMPTN. Ketiga kakak saya sudah berpengalaman mengikuti SBMPTN, yang katanya soalnya diplintir sesulit mungkin. Tidak hanya itu, kita diharuskan mengerjakan soal TPA yang mencakup semua pelajaran.
Jika memang kurikulum pendidikan di Indonesia diharuskan untuk mencari jati diri siswa, mengapa ada tes yang mencakup semua pelajaran yang dimana soalnya diplintir sesulit mungkin? Sejujurnya, itu yang saya pikirkan sewaktu saya ingin mengikuti banyak ekskul seperti lingkungan seni yang memiliki banyak cabang. Jikalau saya hanya fokus mencari minat saya di ekstrakulikuler di lingkungan seni tanpa memikirkan mata pelajaran yang lain, bagaimana dengan SBMPTN nanti? Hal itu membuat bulu kuduk saya bergidik.
#3 TATA CARA PENGAJARAN.
Saya sudah lelah dengan pengetikan kata “mencari jati diri”. Oleh karena itu, izinkan saya untuk menjelaskan tata pengajaran di sekolah saya.
Kebanyakan para guru tak pernah memberikan makna serta filosofi terkait materi yang mereka berikan. Sebagai contoh, Matematika dan Fisika.
Sebelum ke filosofi dan makna, saya gedek sekali ingin membicarakan isi hati saya.
Teruntuk matematika, mengapa kalian memiliki keterkaitan satu sama lain ? Serta konsep yang agak memusingkan? Sebagai contoh, Integral yang memiliki keterkaitan dengan materi yang saya pelajari sejak kelas 10.
Serta, sebuah konsep yang katanya kalau angkanya + dipindah ke kanan jadi -. Lalu a² harus di √ di sebelah =. Apa alasannya?
Mungkin banyak sekali konsep matematika, saya tidak akan membahasnya lebih lanjut.
Dan teruntuk Fisika, sebagai contoh, rumus kalian adalah F = m.a. Mengapa di soal saya harus mencari a? Bagaimana caranya saya harus mengotak-atik rumus supaya saya tidak keliru menjawab soal-soal itu?
Bagi saya, ini adalah contoh dasar untuk menjawab soal-soal yang katanya sulit itu. Tampaknya, guru-guru jarang membicarakan bahwa konsep matematika memiliki keterkaitan satu sama lain, berhubungan dengan Fisika maupun Kimia, serta konsep-konsep matematika dasar yang kerap kali kita temui, kita tidak pernah mengetahui mengapa konsep itu harus berlaku.
Untuk Fisika, anda juga memiliki keterkaitan satu sama lain, saya mengetahuinya. Namun, hal paling dasar yang akan saya bahas adalah, cara mengotak-atik rumus. Tampaknya, jarang sekali juga guru-guru membicarakan atau menjelaskan tata cara mengotak atik rumus.
Teruntuk makna dan filosofi, semua materi di sekolah mempunyai makna dan filosofinya masing-masing. Namun, yang selalu kita ketahui, kita harus memperhatikan pelajaran itu sampai selesai agar ketika nanti ulangan harian kita mendapat 100. Tanpa mengetahui makna apa yang akan kita pelajari, serta filosofi apa yang akan kita dapat dari pelajaran tersebut.
Saya pikir, dengan dibarengi pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, makna sebuah materi pelajaran di sekolah menjadi lebih bermakna dan akan terus menempel di otak siswa sampai kapanpun.
#4 MEMANIPULASI NILAI RAPORT.
Saya sudah menyadari adanya manipulasi nilai raport ketika saya duduk di bangku sekolah dasar. Kakak saya sebagai guru mengatakan bahwa kebanyakan raport anak zaman sekarang palsu, karena ditambahkan nilainya.
Dahulu ketika saat saya masih SMP, saat dimana saya masih malas-malasnya. Saya mempertanyakan kepada guru saya mengapa nilai matematika saya diatas KKM, padahal saat itu saya buta matematika. Begini jawaban beliau ;
Dan diri saya sekarang sebagai anak yang lumayan rajin, justru dengan adanya manipulasi nilai raport ini saya menjadi semakin rajin untuk menambahkan nilai.
Namun, bagaimana dengan rata-rata pendapat teman-teman saya?
Mereka mengatakan bahwa “kalau begitu, tak perlu bersusah payah belajar. Nilai saya akan tetap berada di atas KKM.”
Jika sistem manipulasi nilai raport ini diteruskan, serta membentuk mental anak-anak yang seperti itu. Bagaimana mereka akan maju?
#5 PERAN GURU BK.
Saya letakkan ini di paling akhir, dan mungkin ini adalah yang paling penting. Guru BK seharusnya sudah ada sejak masa-masa sekolah dasar, sehingga bagi anak-anak generasi muda bisa berkeluh-kesah. Saya pikir, peran guru BK juga sangat penting sekali untuk membantu murid-murid menentukan jalan mereka masing-masing, membimbing mereka akan kehidupan di dunia luar, serta bagaimana peran BK dapat membantu anak-anak melakukan pengembangan diri sedari anak-anak duduk di sekolah dasar.
Perubahan saya yang awalnya menjadi anak malas, saya melihat di akun PPDB SMP saya, saya mendapat rangking 15,20,18,24 dan terakhir 25.
Lalu menjadi rajin, sampai mewakili KSN di sekolah SMA saya.
Benar-benar butuh perjuangan dan perubahan pola pikir.
Yang membuat saya menjadi pribadi yang suka belajar adalah karena saya meninggikan literasi saya, perubahan pola pikir saya akan sistem pendidikan, dan mencari makna setiap pelajaran yang saya temui di sekolah. Saya pun kerap kali mendapatkan ilmu dan materi diluar sekolah dari buku-buku yang saya baca. Alhasil, saya selalu mendapatkan pola-pola tertentu dan keterkaitan antar pelajaran yang satu dengan yang lain. Berkat Quora dan Filsafat pun, saya menjadi orang yang haus pendidikan. Semasa pandemi, saya fokus mencari makna kehidupan serta menajamkan otak saya dengan membaca banyak buku random. Ketika otak saya sudah tajam, baru saya masuk dunia Matematika dan Fisika yang sangat-sangat dasar.
Dari hal itu, saya menemukan bahwa semua soal yang sulit, terasa mudah ketika saya tahu konsep dan tujuannya.
Saya harap guru-guru dapat mengajarkan murid tentang hal itu.