Sebaiknya kamu menganalisa dirimu sendiri kemudian baru mempelajari instrumen investasi apa yang cocok dan memungkinkan untuk dieksekusi.

3 hal yang perlu kamu analisa adalah, apa tujuan investasi, berapa lama akan diinvestasikan, dan berapa proyeksi keuntungan yang ingin diperoleh. Menentukan tujuan investasi ini penting untuk menentukan instrumen yang cocok.

Misalkan A ingin berinvestasi untuk mempersiapkan dana pensiun dan dana liburan. Asumsikan A akan pensiun 30 tahun dari sekarang dan akan liburan tahun depan. A sudah mengetahui tujuan investasinya dan berapa lama akan investasi.

Selanjutnya A menghitung berapa kebutuhan dana pensiun 30 tahun yang akan datang dan berapa kebutuhan dana liburan untuk tahun depan. Katakanlah dari kebutuhan tersebut saya menginginkan proyeksi keuntungan minimal 24% untuk dana pensiun dan 12% untuk liburan. Dari sini, A sudah bisa memfilter instrumen apa yang bisa saya gunakan untuk mencapai tingkat imbal hasil yang diinginkan.

Mengambil contoh di kasus sebelumnya, proyeksi keuntungan dana pensiun yang A inginkan cukup tinggi sehingga untuk bisa mencapai angka itu A harus berinvestasi di instrumen yang cukup berisiko seperti saham. Lagipula jangka waktu 30 tahun cukup lama untuk saya bisa mentolerir kerugian yang mungkin terjadi.

Berbeda halnya dengan liburan yang saya rencanakan tahun depan, saya menginginkan instrumen yang jauh lebih aman untuk meminimalisir potensi kerugian. Sehingga instrumen reksadana mungkin lebih tepat untuk mengakomodir kebutuhan saya ini.

Saran saya untuk investor pemula, cobalah dulu berinvestasi di reksadana pasar uang yang risikonya relatif kecil.