Kamu masih bisa memiliki hubungan cinta yang mendalam dengan seseorang meskipun harus berpisah karena perbedaan nilai-nilai hidup.
Mengapa bisa begitu?
Karena cinta sejati bukanlah tentang memiliki, melainkan tentang melepaskan. Kesedihan saat hubungan berakhir adalah awal dari penyembuhan luka batin dan transformasi diri dalam menyebarkan cinta tanpa syarat. Alam Semesta atau Tuhan akan menggantikan mereka yang tidak membalas cintamu dengan seseorang yang lebih cocok.
Inilah mengapa cinta tidak pernah benar-benar hilang—sebaliknya, cinta justru menemukan kita. Jangan pernah menyesal menjadi orang baik karena tindakan baik selalu berakar dari cinta. Patah hati memang menyakitkan, tetapi juga mengajarkan bahwa kamu layak dihargai, dan kebahagiaanmu adalah tanggung jawabmu sendiri. Kesendirian tidak sama dengan kesepian, dan memiliki pasangan tidak selalu berarti memiliki cinta.
Kita tidak pernah sendirian karena pada dasarnya, kita membangun hubungan cinta dengan diri kita sendiri. Berkomitmenlah pada dirimu sendiri, sehingga cinta dari dalam dirimu dapat berkembang hingga mencapai tingkat yang luar biasa. Meskipun ada perbedaan dengan pasanganmu, ingatlah bahwa cinta itu…
– Menyatukan dan mendamaikan.
– Membangkitkan dan menyembuhkan.
– Memberikan welas asih dan pengertian.
– Menghilangkan amarah dan ketakutan.
Dengan cinta, jiwamu akan kembali bersemangat menjalani kehidupan, ragamu akan tumbuh dalam melaksanakan kemanusiaan, dan dirimu akan berkembang dalam kesadaran. Inilah yang dimaksud dengan cinta tertinggi—cinta ketuhanan. Cinta tidak selalu terkait dengan hubungan pasangan yang dikenal, karena ketika kamu menyatakan perasaan kepada seseorang yang tidak dikenal, saat itu juga kamu sudah memberi cinta. Cinta dalam pikiranmu bisa dirasakan oleh beberapa orang, cinta dalam hatimu bisa dirasakan oleh banyak orang, dan cinta dalam jiwamu bisa dirasakan oleh semua orang.