Dopamin Detoks.
Orang kaya sering kali memiliki akses ke berbagai kesenangan—mereka bisa membeli apa saja dan pergi ke mana saja sesuai keinginan. Namun, justru karena banyaknya kesenangan ini, mereka mungkin mengalami kecanduan dopamin, yaitu hormon yang membuat kita merasa bahagia. Terus-menerus mendapatkan dopamin dari hal-hal yang mudah seperti belanja atau bermain game bisa membuat otak menjadi kurang sensitif, sehingga mereka membutuhkan stimulus yang lebih besar untuk merasakan kebahagiaan yang sama.
Oleh karena itu, banyak orang kaya yang melakukan apa yang disebut “dopamin detoks”. Ini berarti mereka sengaja menjauhkan diri dari aktivitas yang memberikan lonjakan dopamin, seperti media sosial, televisi, atau internet. Tujuannya adalah untuk “mereset” otak mereka dan belajar menghargai hal-hal sederhana lagi. Misalnya, setelah seminggu tidak menggunakan ponsel, mereka bisa merasa sangat senang hanya dengan membalas pesan.
Menariknya, dopamin detoks ini tidak hanya melibatkan penghindaran kesenangan, tetapi juga mencari stres positif. Beberapa orang kaya mencoba aktivitas seperti olahraga ekstrem, puasa, atau meditasi panjang untuk mengalami stres yang terkontrol. Ini dimaksudkan untuk membuat tubuh lebih kuat dan pikiran lebih jernih.
Ada cerita tentang seorang CEO startup yang tinggal di gubuk di hutan tanpa listrik dan internet selama sebulan. Pengalaman ini membuatnya lebih fokus dan kreatif setelah kembali bekerja. Meski terdengar ekstrem, tantangan semacam ini sering dicari oleh mereka yang sudah memiliki segalanya.
Beberapa orang juga melakukan dopamin detoks dengan cara yang lebih moderat, seperti tidak menggunakan gadget di hari Minggu atau mengambil “digital sabbatical” beberapa hari setiap bulan. Intinya adalah mencari cara untuk “berpuasa” dari hal-hal yang membuat kecanduan.
Meskipun konsep dopamin detoks ini sering diterapkan oleh orang kaya, siapa saja bisa mencobanya. Mungkin lebih mudah dilakukan oleh mereka yang tidak perlu khawatir tentang pekerjaan atau tanggungan lain. Jadi, jika melihat orang kaya menghilang dari media sosial atau pergi ke tempat terpencil, mereka mungkin sedang melakukan dopamin detoks untuk mencari keseimbangan hidup. Menarik sekali, bagaimana orang yang memiliki segalanya kadang-kadang memilih untuk hidup dalam batasan.