Apa suka dan duka kerja di pertambangan dan perminyakan?
Share
Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Hai pembaca txtfromquora..
Kembali lagi dengan jawaban saya..
Tidak semua orang yang kerja di bidang pertambangan seperti ini..
Banyak dari kami yang kerjanya seperti ini juga..
Suka duka kerja di pertambangan itu berbeda-beda tergantung dari lokasi site, departemen dan perusahaannya. Akomodasi yang anda tinggali bisa seperti ini selama 6 bulan..
Atau yang lebih baik seperti ini dan tinggalnya hanya selama 4–8 minggu.. Perbedaannya cuma pada dimana anda bekerja dan sebagai apa.
Dukanya dulu aja deh.
Duka kerja di tambang itu yang pasti adalah jam kerja yang panjang. Jadi bagi anda yang sudah terbiasa tinggal di Jakarta, pergi jam setengah 6 pagi dan pulang jam 8 malam seharusnya sudah tidak masalah, karena umumnya jam kerja di tambang adalah jam 6 pagi sampai 6 sore (1 shift). Masuk kerjanya juga biasanya 6 hari seminggu atau 13 hari berturut-turut.
Jangan mimpi pulang mudik waktu lebaran atau natal. Kalau posisimu masih dibawah, ya kamu yang jaga pabrik. Atasanmu yang cuti waktu lebaran atau natal. 2 tahun pertama sebagai junior, tidak ada cerita saya pulkam untuk libur tahun baru atau tengah tahun. Libur saya selalu di bulan April atau September.
Jangan mimpi juga untuk mencari pasangan hidup bagi kaum adam. Kaum hawa single jumlahnya terbatas di lingkungan tambang, dan selama masih banyak opsi yang lebih baik daripada dirimu, kamu nggak akan dilirik. Wkwkwkw.
Tambang juga umumnya tidak terletak ditengah kota. Jadi harus terbiasa dengan sinyal jelek, susah streaming, jauh dari keluarga. Kecuali tambang di NTB, lokasinya dekat pantai. Jadi pulang kerja makan malam di pinggir pantai merasakan suasana seperti di Bali itu hal yang lumrah.
Tambang juga umumnya sering mengalami keadaan dimana perusahaan bersitegang dengan masyarakat setempat, karena masyarakat setempat umumnya akan selalu meminta pekerjaan dan benefit lebih dari perusahaan tersebut (meski waktu ditawarkan untuk disekolahkan, malah tidak mau. Jadi ngarepnya dari petani langsung loncat jadi dirut). Tembak-tembakan? Demonstrasi? Ah sudah biasa.. Nekad saja..
Duka kerja di tambang juga umumnya kurang hiburan. Meski setiap tambang berusaha membuat fasilitas untuk meningkatkan quality of life, seperti lapangan bola, basket, kolam renang, gym, restoran/cafe, billiard, toh tetap tidak semuanya bisa diakomodir, dan efeknya banyak orang yang kerja di tambang yang “memaksimalkan hidup” di hari liburnya. Mahal urusan belakangan. Main mobil sport? Cari “jajan malam”? Mabuk semabuk mabuknya? Travelling? Check.
Dukanya juga orang tambang/O&G sulit udah ambil KPR. Loh kenapa sulit ambil KPR? Emangnya tidak bisa?
Bisa, tapi jadwal orang tambang/O&G itu 4 minggu di site, 2 minggu cuti. Mentok-mentok 1 bulan cuti. Apakah mereka bisa bayar DP, pengajuan KPR, tanda tangan PPJB & akad kredit dalam waktu 2 minggu sampai 1 bulan?
Kelihatannya tidak.
Duka yang paling besar mungkin di tambang masih memegang sistem hierarki, jadi biarpun anda sudah bekerja selama 15 tahun dan menjadi ahli, tetap saja anda adalah seorang “junior engineer” jika posisi “senior engineer” diatas anda masih ditempati orang.
Sukanya?
Sukanya juga banyak.. Sukanya tiap hari anda memakai “fasilitas negara”.. Anda tidak memikirkan biaya listrik, AC jalan terus.. Anda tidak memikirkan harga makanan, di kantin tinggal ambil sebanyak yang anda mau..
Setidaknya sampai overweight, kolesterol dan asam urat pada medical check up tahunan menyerang anda..
Kalau anda mendapat akses pada mobil perusahaan, anda tidak lagi berpikir soal irit atau boros. Kosong ya isi.
Sukanya juga jarang perang fashion. Serapi-rapinya orang kantoran di tambang, masih lebih rapi mahasiswa yang masuk kuliah.
Sukanya juga liburnya panjang-panjang. Memang masuk kerjanya 13 hari dan sehari istirahat, tapi biasanya tiap 4 minggu kerja, anda bisa 2 minggu libur. Karena roster ini juga jadi anda belum tentu bisa libur saat lebaran, natal, atau libur semester anak sekolah.
Sukanya juga adalah anda bisa menabung jauh lebih baik dari pekerjaan kantoran pada umumnya. Misal di Jakarta gaji anda 10 juta cuma tersisa 2 juta tiap bulannya, di tambang 10 juta itu bisa tersisa 9 juta tiap bulannya. Bayangkan makan gratis, mobil gratis, dan semakin tinggi posisi anda, anda bisa dapat rumah perusahaan gratis selama anda tinggal disana. Bisa membawa pasangan anda tinggal disana. Tapi, kembali lagi ini tergantung dari kualitas perusahaan tersebut ya.
Ya menurut saya sih kalau anda orang yang live fast die young, kerja seperti ini sangat cocok. Mulai kerja usia 25, tabung uang sampai usia 35–40 lalu pensiun dan membuka usaha kedengarannya rencana yang sangat menyenangkan.
Tapi kenyataannya tidak seperti itu, banyak orang berkata 5 tahun pertama bekerja di tambang adalah penentuan, apakah anda akan keluar dari tambang atau bekerja disana selamanya. Meskipun pekerjaan atau lingkungannya stressful, sekali anda mencicipi benefit tambang, bisa saja anda kecanduan.
You want to escape from it, but you can’t.