Pondasi adalah elemen dasar dan kunci dalam konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan beban struktur di atasnya ke tanah tempat bangunan berdiri. Pondasi bertugas untuk menopang berat rumah, penghuninya, serta barang-barang di dalamnya, dan harus mampu menahan tekanan lingkungan seperti angin atau gempa selama masa umur bangunan.
Namun, sering kali terjadi bahwa rumah-rumah dibangun dengan pondasi yang kurang kuat atau tidak sesuai standar. Banyak yang beranggapan bahwa menggunakan jasa tukang sudah cukup tanpa memerlukan arsitek atau kontraktor, demi menghemat biaya. Padahal, membangun rumah yang kuat dan aman tidak bisa dilakukan secara asal-asalan, terutama jika rumah tersebut akan ditempati dalam jangka panjang.
Di Indonesia, pondasi dangkal umumnya digunakan dalam pembangunan rumah, dengan dua jenis yang paling umum: pondasi menerus (pondasi batu kali) dan pondasi setempat (pondasi foot plat). Pondasi menerus berfungsi untuk menopang dinding dan biasanya digunakan pada rumah satu lantai, sementara pondasi setempat, yang terbuat dari beton bertulang, lebih cocok untuk rumah dua lantai.
Sebelum menambah lantai pada rumah, penting untuk memeriksa beberapa hal:
- Kondisi tanah: Jika tanah cukup keras, pondasi batu kali bisa digunakan untuk rumah satu lantai. Untuk rumah dua lantai, pondasi foot plat dan batu kali mungkin lebih cocok. Namun, untuk tanah yang lebih lembek atau di lokasi berisiko, konsultasi dengan ahli arsitek dan kontraktor sangat diperlukan.
- Jenis pondasi: Pilih pondasi sesuai dengan jenis tanah dan beban bangunan. Meskipun anggaran mungkin menjadi pertimbangan, keamanan dan kestabilan bangunan harus tetap menjadi prioritas utama.
- Kedalaman pondasi: Pondasi harus cukup dalam agar bisa menopang bangunan dengan baik. Pondasi batu kali biasanya membutuhkan kedalaman 60-80 cm, sementara pondasi foot plat memerlukan kedalaman minimal 130 cm.
- Material yang digunakan: Untuk pondasi batu kali, gunakan adukan semen dan pasir dengan rasio 1:5, dan pastikan untuk menyambungkannya dengan sloof. Pada pondasi foot plat, gunakan tulangan beton berdiameter minimal 12 mm dengan mutu sekitar K225.
Kesimpulannya, penambahan lantai pada rumah dengan fondasi satu lantai harus mempertimbangkan desain, beban bangunan, dan beban lingkungan lainnya. Struktur yang umum digunakan untuk rumah dua lantai termasuk kolom dan balok beton bertulang dengan ukuran dan spesifikasi tertentu, serta pondasi yang lebih kokoh seperti pondasi tapak atau pondasi batu kali yang diperkuat.
Jika Anda berencana untuk langsung membangun rumah dua lantai, ada beberapa jenis pondasi yang umum digunakan dalam dunia teknik sipil. Setiap jenis pondasi memiliki kelebihan dan kekurangan, serta penggunaannya tergantung pada kondisi tanah dan struktur bangunan. Berikut adalah beberapa pilihan pondasi yang dapat Anda pertimbangkan:
- Pondasi Batu Kali Pondasi batu kali biasanya digunakan untuk bangunan satu lantai karena kedalaman pondasinya yang hanya berkisar antara 60-80 cm. Pondasi ini berfungsi untuk menopang bata dan struktur bangunan bagian atas. Meskipun kuat untuk rumah satu lantai, pondasi ini kurang ideal jika Anda ingin membangun rumah dua lantai tanpa kombinasi dengan pondasi lain.
- Pondasi Foot Plat atau Tapak Pondasi foot plat atau tapak lebih kuat dibandingkan pondasi batu kali dan cocok untuk rumah tinggal dua lantai. Pondasi ini dibuat menggunakan beton bertulang, batu split, pasir beton, semen, dan besi beton. Sering kali, pondasi foot plat dikombinasikan dengan pondasi batu kali untuk meningkatkan kekuatan struktur rumah.
- Pondasi Bor Pile Pondasi bor pile digunakan untuk meneruskan beban bangunan ke tanah dalam. Jenis pondasi ini cocok untuk bangunan bertingkat, termasuk rumah dua lantai. Proses pengeboran dilakukan hingga kedalaman lebih dari 2 meter, lalu diisi dengan cor beton. Pondasi bor pile dapat menjamin kestabilan bangunan di atas tanah yang kurang stabil atau ketika beban struktur bangunan sangat besar.
Berikut beberapa jenis pondasi yang sering digunakan untuk membangun rumah dua lantai:
- Pondasi Batu Kali Pondasi ini umum digunakan untuk bangunan satu lantai karena kedalaman pondasinya hanya sekitar 60-80 cm. Fungsinya adalah menopang dinding bata dan struktur bangunan di atasnya.
- Pondasi Foot Plat atau Tapak Jenis pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan cocok untuk rumah dua lantai. Pondasi ini sering dikombinasikan dengan pondasi batu kali untuk memperkuat struktur rumah.
- Pondasi Bor Pile Pondasi ini menyalurkan beban bangunan ke lapisan tanah yang lebih dalam. Cocok untuk tanah yang kurang stabil, dengan kedalaman pengeboran lebih dari 2 meter.
- Pondasi Menerus Pondasi dangkal yang cocok untuk tanah keras dan sering digunakan pada bangunan yang memanjang seperti ruko dan rumah dua lantai.
- Pondasi Cakar Ayam Pondasi ini kuat untuk tanah lembek dan memberikan daya cengkeram yang baik. Dengan kedalaman 100-120 cm, pondasi ini mampu menahan beban rumah dua lantai dengan baik, bahkan tahan gempa.
Kaitan Pondasi dengan Struktur Tanah:
- Pondasi batu kali cocok untuk tanah yang ideal dan bangunan satu lantai.
- Kombinasi batu kali dan foot plat/cakar ayam lebih tepat untuk rumah dua lantai.
- Untuk tanah yang lembek, konsultasi dengan kontraktor sangat disarankan untuk menentukan jenis pondasi yang sesuai.
Tips Membuat Pondasi Rumah Dua Lantai yang Kuat:
- Pastikan kedalaman galian pondasi cukup untuk menahan beban bangunan.
- Gunakan besi tulangan 12 mm untuk pondasi cakar ayam dan beton dengan mutu K225.
- Pastikan struktur besi menyatu sepenuhnya dengan kolom bangunan agar pondasi lebih kokoh.