**Situasi geopolitik di Kawasan Eropa bagian Timur:**
Hubungan antara Polandia dan Rusia sebenarnya sudah sangat tegang dan penuh kecurigaan, karena Warsawa menentang ambisi politik regional Putin di Eropa Timur dan mendukung Ukraina yang ingin bergabung dengan Uni Eropa sejak Revolusi Euromaidan tahun 2014. Di antara negara-negara Slavia Barat lainnya, Polandia adalah yang paling vokal dalam mengecam ambisi agresif Rusia sejak Vladimir Putin menjadi pemimpin. Polandia memiliki “trauma” historis dari masa lalu ketika berada di bawah penguasaan Rusia, yang membuatnya sangat sensitif terhadap ambisi politik Rusia.
Para pemimpin Polandia telah memperingatkan sekutunya di NATO untuk bersiap menghadapi potensi invasi Rusia terhadap Ukraina, namun peringatan ini sering kali diabaikan. Bahkan, Amerika Serikat dan NATO menganggap Polandia mengalami “stress disorder” pasca-komunis, menganggap tindakan mereka sebagai gegabah dan paranoid.
Ketika Putin secara resmi menyatakan perang terhadap Ukraina dan menginvasi negara tersebut, peringatan Polandia terbukti benar dan akhirnya mendapatkan perhatian serius. Hal ini menjadikan isu tersebut sebagai fokus utama NATO. Dalam beberapa minggu, Polandia menjadi ujung tombak upaya NATO untuk membantu Ukraina dalam mempertahankan kedaulatannya dan mencegah kemungkinan perluasan ambisi Rusia. Posisi ini menempatkan Polandia dalam peran yang penting dan berbahaya.
Akibatnya, invasi Rusia terhadap Ukraina pada awal tahun 2022 memberikan dampak yang signifikan terhadap Polandia. Kondisi sosial di Polandia dilanda kepanikan, dengan penduduk yang berbondong-bondong memenuhi SPBU dan pusat perbelanjaan untuk bersiap menghadapi kemungkinan darurat militer. UNHCR melaporkan bahwa lebih dari 2.000.000 pengungsi telah tiba di Polandia sejak awal invasi Ukraina pada 2022. Banyak dari mereka khawatir akan kemungkinan invasi Rusia ke Polandia jika Ukraina berhasil ditaklukkan atau jika Rusia menggunakan Belarus sebagai proxy.
Peta negara-negara NATO dan perbatasan di Eropa Timur (Sumber: Reuters)
Kewaspadaan dan peringatan mengenai kemungkinan invasi ke Polandia juga mencakup Belarus, yang tidak bisa dipisahkan dari peristiwa besar di perbatasan Polandia-Belarus pada tahun 2020–2021. Belarus, yang menjadi proxy Rusia sejak Presiden Alexander Lukashenko meminta dukungan Moskow untuk menanggulangi demonstrasi nasional yang menentang hasil pemilu 2020 yang dinilai penuh kecurangan, menjadi fokus perhatian. Warsaw memberikan status pengungsi kepada oposisi Belarus yang melarikan diri ke Polandia untuk menghindari penangkapan oleh aparat Belarus.
Sejak saat itu, Vladimir Putin melalui Lukashenko menggunakan Belarus untuk mengancam keamanan teritorial Polandia. Lukashenko merancang krisis migran 2021, yang diduga didukung oleh Moskow, dengan membiarkan dan menelantarkan ribuan imigran di sepanjang perbatasan Polandia dan Uni Eropa. Laporan dari Polandia dan Uni Eropa menyebutkan bahwa Lukashenko mempersenjatai para imigran. Selain itu, tentara Belarus di perbatasan menghancurkan pagar dan melakukan kekerasan terhadap penjaga perbatasan Polandia, bahkan menembakkan peluru hampa. Ini menjadi salah satu konfrontasi terkini antara anggota NATO dan sekutu Rusia sejak akhir Perang Dingin. Lukashenko menyebut tindakan ini sebagai perang hibrida terhadap Polandia, menambah kekhawatiran Polandia akan kemungkinan invasi melalui Belarus jika konflik meluas. Meskipun saat ini belum ada bentrokan baru di perbatasan Polandia-Belarus, ketegangan masih tetap ada.
Perbatasan Polandia-Belarus selama Krisis Migran 2021 (sumber Deutsche-Welle)
Kemudian, beralih ke Ukraina, setelah lebih dari seminggu terjadi serangan Rusia di berbagai wilayah, termasuk serangan di kota Yavoriv yang sangat dekat dengan perbatasan Polandia, hanya sekitar 15 kilometer dari perbatasan. Serangan ini menargetkan markas militer Ukraina di sana, yang mengakibatkan sekitar 35 orang tewas dan 134 orang terluka, meskipun tidak ada korban di kalangan masyarakat sipil. Namun, serangan ini tetap memberikan peringatan kepada Polandia untuk tetap waspada terhadap kemungkinan meluasnya konflik ke wilayah Polandia.
Reruntuhan pasca serangan Russia di Yavoriv (sumber: BBC)
Keamanan di kawasan ini sangat penting bagi Polandia karena kestabilan Ukraina yang bebas dari intervensi Rusia tidak hanya berhubungan dengan aspek keamanan, tetapi juga dengan hubungan ekonomi dan sosial antara kedua negara. Polandia merupakan mitra dagang terbesar kedua bagi Ukraina setelah China. Etnis Ukraina merupakan kelompok imigran terbesar di Polandia hingga saat ini dan memainkan peran integral dalam ekonomi Polandia. Selain itu, etnis Polandia dan Ukraina memiliki hubungan yang erat dalam hal budaya, bahasa, dan kekeluargaan, menjadikannya sangat penting bagi Polandia untuk memastikan keamanan dan kestabilan di kawasan tersebut.
Sebagai sekutu kunci NATO yang berbatasan langsung dengan Ukraina sepanjang 534 kilometer, Polandia telah mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Posisi Polandia yang berada di ujung barat Eropa, jauh dari wilayah Rusia di Eropa seperti Oblast Kaliningrad dan Belarus, yang merupakan proxy Rusia, menambah urgensi bagi negara tersebut. Sejak Januari, Polandia telah menjadi tujuan utama bagi Tentara Amerika Serikat di Eropa Timur, dengan pengiriman 2.000 prajurit ke Polandia dan Jerman, diikuti oleh tambahan 3.000 pasukan termasuk Divisi Lintas Udara ke-101 pada awal Februari.
Polandia telah memberikan dukungan penuh kepada Ukraina sejak Desember 2021, dengan berbagai politisi Polandia mengunjungi Kiev untuk menunjukkan solidaritas. Rencana pengiriman ribuan amunisi artileri, amunisi anti-serangan udara, persenjataan, dan mortir telah diumumkan, termasuk pengiriman ratusan rudal Stinger dan senjata anti-tank Javelin. Selain itu, Polandia telah memfasilitasi pengiriman senjata dari negara lain dan bantuan logistik bagi masyarakat sipil. Meskipun ada rencana untuk menghibahkan seluruh pesawat MiG-29 ke Ukraina, rencana ini ditahan oleh Amerika Serikat untuk menghindari kemungkinan provokasi yang dapat memperluas konflik.
Saat ini, Polandia merupakan salah satu negara dengan belanja pertahanan terbesar di Eropa Timur setelah Rusia, berperan sebagai pusat penting bagi jaringan pertahanan NATO. Polandia juga berfungsi sebagai titik pengiriman utama untuk bantuan ke Ukraina melalui konvoi darat, mengingat risiko tinggi dari jalur udara karena potensi provokasi dengan pesawat tempur Rusia.
Pada pertengahan Maret, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki, Deputi Perdana Menteri Jarosław Kaczyński, Perdana Menteri Ceko Petr Fiala, dan Perdana Menteri Slovenia Janez Janša melakukan perjalanan dengan kereta api dari Warsawa ke Kiev selama tujuh jam untuk bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky. Pertemuan ini membahas dukungan lebih lanjut bagi Ukraina dan meningkatkan semangat warga Ukraina dalam mempertahankan negara mereka.
Sebagai sekutu kunci NATO yang berbatasan langsung dengan Ukraina sepanjang 534 kilometer, Polandia secara diam-diam sudah mempersiapkan hal terburuk. Apalagi, posisi negara Polandia yang berada di ujung barat terjauh dari teritorial Russia di Eropa; Oblast Kaliningrad dan Belarus yang notabene merupakan proxy Russia. Sejak bulan Januari, Polandia sudah menjadi tujuan utama Tentara Amerika Serikat di Eropa Timur. Setelah mengirim 2000 prajurit ke Polandia dan Jerman. Di awal Februari, Washington mengirim 3000 pasukan tambahan ke Polandia termasuk Divisi Lintas Udara ke-101 (101st Airborne Division).
Sejauh ini, Polandia sudah memberikan dukungan penuh kepada Ukraina. Sejak Desember 2021, berbagai politisi Polandia sudah mengunjungi Kiev untuk menunjukkan solidaritasnya dengan Ukraina. Lebih dari itu, diumumkan pula rencana pengiriman ribuan amunisi artileri, amunisi anti serangan udara, beragam persenjataan, dan mortir. Melalui Polandia, ratusan rudal Stinger, senjata anti-tank Javelin juga dikirimkan. Kemudian sebagaimana minggu terakhir, diselesaikan pula perjanjian keamanan tripartit antara Polandia, Ukraina, dan Inggris yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama perdagangan dan pertahanan diantara ketiga negara. Pengiriman senjata dari negara lain termasuk konsiyasi dari Uni Eropa sebesar 450 juta Euro juga dikirim melalui Polandia. Tidak hanya persenjataan, termasuk bantuan logistik bagi masyarakat sipil juga dikirimkan lewat Polandia. Sempat ada kabar bahwa Angkatan Udara Polandia mau menghibahkan seluruh pesawat MiG-29 untuk Ukraina dan bahkan para pilot-pilot Ukraina sendiri sudah berada di Polandia untuk menerbangkan pesawat itu. Namun akhirnya rencana ini ditahan oleh Amerika Serikat karena dikhawatirkan bisa dijadikan alasan pembenar oleh Putin untuk memperluas perang.
Oleh karena itu, Polandia sekarang ini dapat dikatakan merupakan negara dengan belanja pertahanan terbanyak di kawasan Eropa bagian Timur setelah Russia karena terkait dengan letak territorial yang krusial dan menjadi bagian kunci dari jaringan pertahanan NATO melawan Rusia. Dapat dikatakan pula bahwa Polandia menjadi anjungan bagi NATO selain Romania sebagai tempat untuk mengirim bantuannya ke Ukraina melalui konvoi truk maupun kereta api. Jalur udara sudah tidak mungkin karena ruang udara Ukraina terlalu berbahaya karena adanya pesawat tempur Russia dan bisa menimbulkan provokasi kepada Russia, dan dapat menjustifikasi Russia untuk menyerang NATO.
Pada pertengahan Maret lalu, Perdana Menteri Polandia bersama negara Eropa lainnya kembali mengunjungi Kiev untuk bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskiy Mereka adalah Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki, Deputi Perdana Menteri Polandia Jarosław Kaczyński, Perdana Menteri Ceko Petr Fiala, dan Perdana Menteri Janez Jansza. Mereka melakukan perjalanan dengan kereta api dari Warsawa sampai Kiev selama 7 jam. Agenda pertemuan membicarakan bantuan dan dukungan lebih lanjut kepada Ukraina. Tentu saja, pastinya pertemuan ini meningkatkan semangat kepada para warga Ukraina dalam mempertahankan tanah air mereka.
Sebagai sekutu kunci NATO yang berbatasan langsung dengan Ukraina sepanjang 534 kilometer, Polandia secara diam-diam sudah mempersiapkan hal terburuk. Apalagi, posisi negara Polandia yang berada di ujung barat terjauh dari teritorial Russia di Eropa; Oblast Kaliningrad dan Belarus yang notabene merupakan proxy Russia. Sejak bulan Januari, Polandia sudah menjadi tujuan utama Tentara Amerika Serikat di Eropa Timur. Setelah mengirim 2000 prajurit ke Polandia dan Jerman. Di awal Februari, Washington mengirim 3000 pasukan tambahan ke Polandia termasuk Divisi Lintas Udara ke-101 (101st Airborne Division).
Sejauh ini, Polandia sudah memberikan dukungan penuh kepada Ukraina. Sejak Desember 2021, berbagai politisi Polandia sudah mengunjungi Kiev untuk menunjukkan solidaritasnya dengan Ukraina. Lebih dari itu, diumumkan pula rencana pengiriman ribuan amunisi artileri, amunisi anti serangan udara, beragam persenjataan, dan mortir. Melalui Polandia, ratusan rudal Stinger, senjata anti-tank Javelin juga dikirimkan. Kemudian sebagaimana minggu terakhir, diselesaikan pula perjanjian keamanan tripartit antara Polandia, Ukraina, dan Inggris yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama perdagangan dan pertahanan diantara ketiga negara. Pengiriman senjata dari negara lain termasuk konsiyasi dari Uni Eropa sebesar 450 juta Euro juga dikirim melalui Polandia. Tidak hanya persenjataan, termasuk bantuan logistik bagi masyarakat sipil juga dikirimkan lewat Polandia. Sempat ada kabar bahwa Angkatan Udara Polandia mau menghibahkan seluruh pesawat MiG-29 untuk Ukraina dan bahkan para pilot-pilot Ukraina sendiri sudah berada di Polandia untuk menerbangkan pesawat itu. Namun akhirnya rencana ini ditahan oleh Amerika Serikat karena dikhawatirkan bisa dijadikan alasan pembenar oleh Putin untuk memperluas perang.
Oleh karena itu, Polandia sekarang ini dapat dikatakan merupakan negara dengan belanja pertahanan terbanyak di kawasan Eropa bagian Timur setelah Russia karena terkait dengan letak territorial yang krusial dan menjadi bagian kunci dari jaringan pertahanan NATO melawan Rusia. Dapat dikatakan pula bahwa Polandia menjadi anjungan bagi NATO selain Romania sebagai tempat untuk mengirim bantuannya ke Ukraina melalui konvoi truk maupun kereta api. Jalur udara sudah tidak mungkin karena ruang udara Ukraina terlalu berbahaya karena adanya pesawat tempur Russia dan bisa menimbulkan provokasi kepada Russia, dan dapat menjustifikasi Russia untuk menyerang NATO.
Pada pertengahan Maret lalu, Perdana Menteri Polandia bersama negara Eropa lainnya kembali mengunjungi Kiev untuk bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskiy Mereka adalah Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki, Deputi Perdana Menteri Polandia Jarosław Kaczyński, Perdana Menteri Ceko Petr Fiala, dan Perdana Menteri Janez Jansza. Mereka melakukan perjalanan dengan kereta api dari Warsawa sampai Kiev selama 7 jam. Agenda pertemuan membicarakan bantuan dan dukungan lebih lanjut kepada Ukraina. Tentu saja, pastinya pertemuan ini meningkatkan semangat kepada para warga Ukraina dalam mempertahankan tanah air mereka.
Dari kiri ke kanan searah jarum jam; Morawiecki, Kaczyński, Fiala, dan Jansza (sumber: Telewizja Polska)
Sejak dimulainya invasi Rusia pada tahun 2022, militer Polandia telah berada dalam keadaan siaga tinggi. Konvoi truk logistik banyak bergerak ke Rzeszow untuk menyediakan bantuan logistik kepada Ukraina. Pasukan dari Garda Pertahanan Teritorial (Wojska Obrony Terytorialnej) telah ditempatkan di seluruh kota untuk mendukung dan melayani para pengungsi yang masuk ke Polandia, terutama lansia, wanita, dan anak-anak. Hingga saat ini, lebih dari 2.000.000 pengungsi telah memasuki wilayah Polandia.
Meskipun Vladimir Putin dikenal sebagai figur yang cerdik dan sulit diprediksi, dengan keberaniannya dalam menginvasi Ukraina dalam skala besar, analisis saya menunjukkan bahwa kemungkinan Rusia menginvasi Polandia sangat kecil. Tujuan utama Putin dalam konflik ini adalah untuk menggulingkan Presiden Volodymyr Zelensky, yang dianggap pro-Barat, dan menggantinya dengan pemimpin yang lebih pro-Rusia, serta mendemiliterisasi dan mendenazifikasi Ukraina (seperti yang diklaimnya). Mengingat Ukraina belum menjadi anggota NATO, tentara Rusia kemungkinan besar hanya akan bertempur di wilayah Ukraina, mungkin hingga dekat perbatasan Polandia.
Putin memahami betul strategi politiknya. Polandia sebagai negara anggota NATO yang terdekat dengan Ukraina, berarti ia sadar akan keberadaan Pasal 5 NATO yang berbunyi:
he Parties agree that an armed attack against one or more of them in Europe or North America shall be considered an attack against them all and consequently they agree that, if such an armed attack occurs, each of them, in exercise of the right of individual or collective self-defence recognized by Article 51 of United Nations Charter, will assist the Party or Parties so attacked by taking forthwith, individually and in concert with the other Parties, such action as it deems necessary, including the use of armed force, to restore and maintain the security of the North Atlantic area.
Any such armed attack and all measures taken as a result thereof shall immediately be reported to the Security Council. Such measures shall be terminated when the Security Council has taken the measures necessary to restore and maintain international peace and security.
Pasal 5 NATO menyatakan bahwa serangan terhadap satu anggota NATO dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota, dan karenanya seluruh negara anggota NATO wajib membela negara yang diserang. Dengan adanya ketentuan ini, Putin tampaknya berusaha menghindari risiko meluasnya perang, terutama mengingat kehadiran pasukan Amerika Serikat di Polandia dan berbagai sanksi internasional yang dikenakan pada Rusia. Sanksi tersebut, khususnya dalam sektor keuangan, dapat mengancam kestabilan Rusia dalam jangka panjang. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemungkinan Rusia untuk menyerang atau menginvasi Polandia sangat kecil, kecuali Putin benar-benar bertekad untuk mengganggu stabilitas global dengan ambisinya.
Referensi:
Morawiecki w Kijowie: Musimy jak najszybciej zatrzymać tragedię, która dzieje się na Wschodzie
Polskie myśliwce MiG-29 dla Ukraińców. Po raz pierwszy UE dostarczy Kijowowi broń ofensywną
Ukraine war: Fears Russian aggression could spill into Poland
Ukraine war: European leaders risk train ride to meet Zelensky
‘I’m afraid Russia will invade us next’: alarm among Ukraine’s neighbours
Russia may not stop with Ukraine – NATO looks to its weakest link
U.S. rejects Poland’s offer to give it Russian-made fighter jets for Ukraine