Menurut pendapat saya, ini adalah pertanyaan yang bagus karena jarang muncul pertanyaan sederhana yang sangat penting dan membutuhkan perhatian serius. Pertanyaan yang lebih rumit adalah yang berikut: bagaimana mungkin percaya pada sesuatu yang tidak diawali oleh keyakinan atas sesuatu yang “menuntut” penerimaan?
Bagaimana membuktikan?
Ngeri2 sedap !
Itulah gunanya manusia diberi akal ; untuk dan agar berfikir. Makna berfikir mencakup segala upaya akal dalam ‘mencerna’ mulai dr penginderaan hingga memperoleh kesimpulan, yg kemudian menjadi pengetahuan.
Himpunan berbagai pengetahuan yang telah teruji kebenarannya dan disusun secara sistematis berdasarkan metode ilmiah, inilah yg disebut ilmu pengetahuan. Manusia kemudian mengurainya agar mudah dlm rumpun, klasifikasi, spesifikasi dll.
Kini manusia sudah memiliki modal tersebut ; Ilmu pengetahuan yg terinventarisasi dg baik di memori, akal waras yg bisa bekerja dg benar dan hati bebas kuman sebening mutiara utk sebuah pekerjaan yg maha penting ; membuktikan adanya Tuhan secara ilmiah -Scientific Evidence-.
Mari kita mulai ;
Karena Ilmu maupun Agama bersumber dari Sang Pencipta, maka tidak boleh tidak, keduanya mustahil bertentangan melainkan mutlaq saling menguatkan. Ilmu pengetahuan hadir utk menerangkan dan membuktikan kebenaran isi dari Kitab Suci sedang Kitab Suci menjadi sumber sekaligus batu uji kebenaran Ilmu Pengetahuan.
Scientific Investigation
Dengan perangkat ilmu pengetahuan yg telah tersedia tersebut, manusia akan melakukan ;
- Mengamati gejala dan phenomena alam,
- Mencari tahu, bertanya,
- Merumuskan hipotesa,
- Mengumpulkan data, fakta dan eksperimen,
- Menganalisa dan menafsirkan,
- Membuat kesimpulan.
Studi Kitab Suci
Berikutnya adalah melakukan studi Kitab Suci yg ada pada manusia. Ada banyak kumpulan teks yg diklaim -dan dipercaya- bersumber, atau setidaknya terinspirasi dr Sang Pencipta. Hal ini mutlak karena -seperti sering saya sampaikan- bhw semestinya, tidak boleh tidak, antara Ilmu Pengetahuan dan Agama -Kitab Suci- harus bersumber dr satu asal, yaitu Tuhan pencipta alam.
Memisahkan dg cara memparalelkannya berati menjatuhkan talak tiga diantara keduanya lalu menyekapnya di luar nalar ilmu pengetahuan. Sama sekali bertentangan dg logika akal sehat disandarkan utk menguji kevaliditan informasi. Bentuk kecurangan akademis dan penistaan intelektual yg akan menghadirkan mitos tentang legenda penuh misteri. Bukan pembuktian ilmiah.
Apa yg diharapkan dan -seharunya- dipamerkan secara terang benderang dihadapan ilmu pengetahuan oleh Sang Pencipta adalah memamerkan eksistensi Nya secara demonstratif lewat tanda2 ke-Maha-an Nya. Dan Dia Maha Tahu ttg itu, yaitu apa yg dibutuhkan manusia ; Bukti Ilmiah.
Bukti Ilmiah :
- QS. Ar Rahman 19 – 20
- QS. Al Mukminu 12-14
- QS. At Tur 1-8
- QS. Al Anbiya’ 30
- QS. Ar Rum ayat 48
Menolak fakta hanya akan membuat manusia menuju akhir fase ; kebodohan yg sempurna dan ke-sia2an.
Sajian ilustrasi ini cuma sebagian kecil dr pembuktian ilmiah tentang eksistensi Tuhan yg dipampang di depan lensa mata telanjang manusia.
Sengaja atau kecolongan, direncanakan atau kebetulan, suka atau muak, langsung atau muter2 ; para Ilmuan telah mendeklarasikan fakta kebenaran yg semestinya, terkonfirmasi dan terbukti secara ilmah apa yg diwahyukan dan terdokumentasi dlm sebuah kitab yg disucikan milyaran ummat manusia ; bahwa Tuhan itu ada !
Para Ilmuan mengakui jika pembuktian langsung tidak ditemukan maka scientific evidence dapat dipakai sbg bukti demonstrative yang ditransformasikan menjadi alat bukti yg memungkinkan untuk menjelaskan suatu hal yang memerlukan keahlian khusus tentang suatu keadaan, terutama menyangkut penjelasan physical evidence atau real evidence.
Tak cuma itu ; Tuhan tak setengah2 menampakkan keberadaannya lewat visual karya mengagumkan, ttp jg memperkenalkan diri Nya dg memamerkan Nama yg komplit dan luar biasa indah serba Maha; agar manusia tdk salah kaprah.
Juga Sifat Nya yg spesifik ; merujuk pada kesempurnaan, termasuk ketidak samaan Nya dg ciptaan Nya. Dia tidak sudi dirupa-rupakan dg alasan antropomorfis atau dg alasan apapun termasuk melalui inkarnasi. Ke-Maha Berkehendak-Nya atau ke-Maha Kuasa-Nya tdk boleh bertentangan dg ke-Maha Berbeda dg Semua Makhluq-Nya. Sbb akan membuat ke-Maha Sempurna-Nya menjadi batal.
Logika berfikir saintifik cerdas !
Apa yg dapat kita simpulkan dr jawaban pertanyaan ini adalah bhw apa yg di gemakan lewat para Utusan Nya benar2 kebenaran pasti. Krn itu Utusan Nya berpesan ;
“ Tetapi Yesus berkata kepadanya ; Ada tertulis, Engkau harus menyembah Tuhan Allah mu, dan hanya kepada Dia engkau berbakti ! “ -Lukas 4 : 8 TB-
“ Jawab Yesus ; Hukum yang terutama ialah : Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan segenap kekuatanmu. Dan hokum yang kedua ialah : Kasihinilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tiada hukum lain yang lebih utama dari kedua hukum ini. “ -Markus 12 : 29-31 TB-
Pengingkaran manusia atas pesan langit tersebut, yaitu dengan menggantinya dengan pesan bumi -tafsiran manusia- mengakibatkan Tuhan kembali mengirim Utusan berikutnya utk mengoreksi tafsiran manusia, sekaligus mengancam ;
“ Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata : Sesungguhnya Allah ialah al-Masih putra Maryam, padahal Al Masih -sendiri- berkata: Hai Bani Isra’il, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan -sesuatu dengan- Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan : Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih ” -QS Al Mā’idah : 72-73-
Sungguh bebal, menolak Kitab Suci yg tidak ada keraguan padanya -terbukti saintifik- sembari memutilasi dg menerima atau menolak satu dua ayat dg ukuran perasaan, bukan akal.
Jika ini ditolak sebagai bukti ilmiah dan dikatakan cocokologi, saya sarankan ke tempat penampungan besi bekas, mungkin ada otak copotan yg masih berfungsi dg baik.
Hanya Al Qur’an yang bisa membuktikan dengan ilmiah !