Mungkin Dilakukan
Profesor Brian Cox dan Stephen Hawking berpikir bahwa berpergian dengan kecepatan cahaya mungkin membawa manusia ke masa depan.
Selama beberapa waktu, perjalanan waktu dianggap sebagai ajaran yang salah. Di masa lalu, sayang menghindari membahasnya karena takut dianggap bodoh. Namun, saya tidak terlalu berhati-hati akhir-akhir ini. Sebagaimana dikutip dari The Sun pada hari Jumat (16/02/2018), Hawking menyatakan bahwa dia benar-benar terobsesi dengan waktu.
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Profesor Cox.
“Perjalanan waktu ke masa depan adalah mungkin. Sebenarnya, ini adalah bagian intrinsik dari cara alam semesta dibangun. Kita semua adalah penjelajah waktu dengan cara kita sendiri,” kata Profesor Cox.
Tak hanya itu, berdasarkan teori relativitas khusus milik Albert Einstein yang diterbitkan pada 1905 menjelaskan, benda yang bergerak dengan kecepatan cahaya akan mengalami waktu yang melambat.
Dengan kata lain, orang yang bergerak sangat cepat (dengan kecepatan cahaya) akan melihat waktu mereka melambat. Tapi hal ini tidak berlaku untuk orang yang bergerak normal.
Menurut teori relativitas khusus, semakin cepat Anda bergerak melalui ruang angkasa, semakin lambat pengaruh waktu pada Anda dibanding obyek-obyek yang masih berdiri.
Contohnya, jika pergi dengan pesawat ruang angkasa mendekati kecepatan cahaya (299.337 kilometer per detik), maka sepertinya mungkin beberapa tahun lagi Anda akan sampai di bumi dan menemukan saudara kembar Anda yang jauh lebih tua. Hal ini telah diuji coba oleh NASA dan disebut paradoks kembar.
Semua pendapat tersebut mendukung bahwa perjalanan waktu sangat mungkin dilakukan. Hanya saja, hal ini akan memerlukan energi yang luar biasa.
Apakah Perjalanan Waktu Mungkin Dilakukan? Sains Menjelaskan – Kompas.com