Bagaimana cara mengobati GERD?

GERD (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit asam lambung terjadi karena melemahnya katup atau sfingter di bagian bawah kerongkongan, yang dikenal sebagai Lower Esophageal Sphincter (LES).

Kerongkongan, juga disebut esofagus, adalah saluran yang menghubungkan mulut dengan lambung. Di ujung bawah esofagus terdapat otot berbentuk cincin (sfingter). Normalnya, katup ini akan terbuka untuk mengizinkan makanan dan minuman masuk ke lambung, lalu menutup untuk mencegah isi lambung kembali ke kerongkongan. Pada penderita GERD, katup ini melemah, sehingga tidak dapat menutup dengan baik. Akibatnya, isi lambung, termasuk makanan dan asam lambung, bisa naik ke kerongkongan, menyebabkan gejala seperti mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati, kesulitan menelan (dysphagia), dan sensasi terbakar di dada (heartburn).

Berikut beberapa cara untuk mengurangi gejala GERD dan mencegah kondisi semakin parah:

Menghindari makanan dan obat-obatan tertentu (seperti yang tercantum di sumber: Dipiro ed 10).
Menggunakan obat yang sesuai dengan kondisi pasien.

Obat-obatan untuk GERD dibagi ke dalam beberapa kelompok:

Antasida dan Antasida-Asam Alginat: Antasida digunakan untuk menetralisir asam lambung pada serangan akut, tetapi kombinasi antasida-asam alginat, H2 bloker, atau PPI lebih efektif untuk GERD.
H2RA (Histamine 2-receptor antagonist): Seperti ranitidine, famotidine, simetidine. Biasanya digunakan selama 6–12 minggu dan efektif untuk terapi pemeliharaan pada GERD ringan.
PPI (Proton Pump Inhibitor): Seperti lansoprazole, omeprazole, esomeprazole. Biasanya digunakan selama 4–8 minggu dan efektif untuk terapi pemeliharaan pada gejala atau esofagitis yang sedang hingga parah.
Prokinetik: Obat seperti metoclopramide dan domperidone membantu memperkuat sfingter esofagus bawah dan mempercepat pengosongan lambung.