Di Indonesia, karies gigi (kuku) pada anak merupakan penyakit kronis pertama yang paling banyak terjadi pada anak usia sekolah.Sayangnya, kebanyakan orang tua menganggap karies gigi pada anak bukanlah penyakit serius sehingga tidak diperlukan pengobatan khusus.Kerusakan gigi yang tidak diobati dapat menyebabkan rasa sakit, kehilangan gigi, dan bahkan kematian.
Karies Gigi (Gigi Berlubang)
Setiap orang tua ingin anaknya memiliki gigi yang kuat dan sehat. Sayangnya, anak-anak lebih rentan terkena gigi berlubang karena lapisan email gigi susunya lebih lemah dibandingkan orang dewasa.Selain itu, kesadaran anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut masih rendah sehingga risiko terjadinya karies pada anak pun tinggi.Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut anak sejak dini.Kesehatan gigi dan mulut yang terjaga dapat menunjang fungsi dan tumbuh kembang anak di kemudian hari.
Pertumbuhan Gigi Susu Anak
Banyak orang yang belum mengetahui bahwa memantau perkembangan gigi anak sangat penting untuk perkembangannya di masa dewasa.Ketika gigi susu muncul, tanggallah dan akhirnya tumbuhlah gigi permanen. Jika semua proses tersebut dikelola dengan baik maka akan memberikan dampak positif bagi tumbuh kembang anak.Perkembangan gigi anak diawali dengan tumbuhnya gigi susu atau disebut dengan tumbuhnya gigi.
Tumbuh gigi atau tumbuh gigi secara khusus disebut sebagai proses dimana gigi susu mulai muncul dan keluar dari gusi bayi. Padahal sebenarnya pertumbuhan gigi sudah dimulai sejak anak masih dalam kandungan.Tumbuh gigi disebabkan oleh fakta bahwa ketika seorang anak memasuki usia tumbuh gigi, terjadi pelepasan bahan kimia dari tubuh yang merangsang gusi untuk lepas dari gigi.Proses ini memungkinkan gigi untuk terus tumbuh dan erupsi dari permukaan gusi. Ini semua adalah proses normal.
Pertumbuhan Gigi Susu
Tumbuhnya gigi labial tidak serta merta akan muncul seluruh gigi, namun tentunya dimulai secara perlahan, sedikit demi sedikit.Pada awal pertumbuhan gigi, jumlah gigi sangat terbatas, tidak berjumlah 20.Untuk memahami keseluruhan proses tumbuhnya gigi labial, agar kita dapat memperhatikan gigi susu anda dan mengambil merawatnya, yuk simak poin detailnya dibawah ini:
✅ Usia 0-3 Bulan pertama → Awal Mula Bakal Gigi Bayi
Saat bayi masih dalam kandungan, proses tumbuh gigi sudah dimulai. Pertumbuhan ini sebenarnya dimulai saat janin berusia sekitar 6 minggu, bahkan belum genap sebulan.Gigi perlahan tumbuh dari jaringan embrio janin saat janin mencapai usia 3 atau 4 bulan. Hingga bayi lahir pun, calon gigi tersebut masih tersembunyi dan biasanya baru muncul hingga bayi berusia di atas 3 bulan.
Namun pada kasus yang sangat jarang terjadi, ada anak yang terlahir dengan gigi yang sudah tumbuh meski masih sangat kecil → gigi lahirJika hal ini terjadi pada anak, tidak ada alasan untuk khawatir. Gigi anak tumbuh normal, tanpa masalah.
✅ Usia 3 hingga 8 bulan → Gigi Susu Pertama Muncul
Bayi mulai tumbuh gigi pada usia rata-rata 6 bulan. Namun, tingkat pertumbuhan bayi yang berbeda memungkinkan bayi usia 3 bulan sudah bisa melihat giginya. Atau bisa juga gigi anak baru terlihat pada usia 8 bulan.Pada usia 3-8 bulan, gigi susu pertama muncul, yaitu gigi depan tengah bawah. Umumnya beberapa gigi pertama muncul perlahan sehingga sering disebut gigi.
Saat gigi seri bawah muncul, gigi seri tengah atas muncul. Pada sebagian besar kasus tumbuh gigi, banyak anak yang mengalami demam dan kecemasan. Hal ini tidak menjadi masalah karena merupakan proses alami.Si Kecil merasakan nyeri dan gatal pada gusinya. Di saat seperti ini, kita bisa membantu meringankan gejalanya dengan memijat gusi Si Kecil dengan handuk kecil yang dibasahi air dingin atau memberinya tusuk gigi beku di lemari es. Rasa sejuk dari tisu dan benang beku ini akan meredakan nyeri dan gatal pada bayi Anda.
✅ Usia 8 hingga 12 bulan → Pertumbuhan Gigi Seri Atas.
Gigi depan si Kecil akan terus tumbuh hingga sekitar usia 12 bulan. Gigi seri atas daun menjadi terlihat. Pada saat Anda berusia 12 atau 13 bulan, bayi Anda biasanya sudah memiliki gigi depan atas yang lengkap.
✅ Usia 12 hingga 16 bulan → Pertumbuhan Gigi Seri Bawah.
Pertumbuhan gigi seri atas biasanya diikuti dengan pertumbuhan gigi seri bawah. Pada usia 12-16 bulan, gigi seri bawah perlahan muncul untuk melengkapi gigi seri yang lengkap. Setelah proses ini selesai, bayi Anda akan memiliki 8 gigi depan yang lengkap. Si kecil akan bisa menggigit makanan dengan lebih baik.
✅ Usia 16 hingga 24 bulan → Pertumbuhan Gigi Taring dan Munculnya Geraham.
Anak-anak Anda akan mulai memelihara anjingnya antara usia 16 dan 22 bulan. Anjing papan atas biasanya yang pertama kali muncul. Pertumbuhan gigi taring atas berlanjut ke gigi bawah pada usia 17-24 bulan. Pada usia 2 tahun, anak Anda biasanya memiliki gigi depan dan gigi taring yang sempurna. Pada masa ini, gigi geraham mulai tumbuh, yang membantu bayi mengunyah makanan dengan lebih lancar.
Pertama, geraham kecil dan kemudian besar muncul di sebelah gigi. Geraham besar sangat berperan dalam memecah dan menggiling makanan agar mudah ditelan dan dicerna.
✅ Usia 2 hingga 4 tahun → Jumlah Gigi Susu Anak menjadi Lengkap.
Pada usia 2 hingga 4 tahun, gigi anak terus tumbuh hingga berjumlah 20 buah. Normalnya, pada usia ini, bayi Anda memiliki 20 gigi yang tumbuh dan berfungsi dengan baik.Bayi Anda akan menggunakan gigi susu ini sampai semua gigi labialnya digantikan oleh gigi dewasa. Pertukaran ini berlangsung sangat lama antara usia 6 hingga 12 tahun.Sekali lagi, tidak masalah apakah giginya sedikit terlambat atau lebih cepat dari perkiraan umum. Asupan nutrisi dan kesehatan anak Anda juga menentukan kapan gigi susu mulai muncul dan tumbuh sempurna.
Masalah-masalah Gigi Susu pada Anak
Permasalahan tersebut bisa saja terjadi karena kurangnya pengawasan orang tua atau sebab lainnya, oleh karena itu ada baiknya kita mengetahui permasalahan umum pada gigi susu agar dapat melakukan tindakan pencegahan sedini mungkin.
⚠️ Gigi Berubah Warna
Ada banyak faktor penyebab gigi bisa berubah warna. Faktor yang paling sering ditengarai sebagai sebabnya adalah malas sikat gigi atau anak tidak melakukannya dengan benar.
Selain itu, makan makanan tertentu yang dikonsumsi secara rutin dan terus menerus juga bisa menyebabkan perubahan warna gigi. Biasanya perubahan warna ini ditandai dengan gigi yang mulai menguning atau kecokelatan.
⚠️ Gigi Sensitif
Anak-anak juga mempunyai masalah dengan gigi sensitif. Penyebab utama gigi sensitif adalah rusaknya email gigi yang melindungi bagian luar gigi. Kerusakan email ini disebabkan oleh asam yang dihasilkan bakteri di mulut saat anak tidak menyikat gigi.Gigi sensitif membuat anak mudah tersinggung karena merasakan sakit pada waktu-waktu tertentu. Biasanya nyeri ini terjadi saat anak mengonsumsi makanan panas atau dingin.
⚠️ Gigi Berlubang
Gejala gigi sensitif pada anak sering kali jadi awal bagi masalah gigi yang lebih serius yaitu masalah gigi berlubang. Beberapa makanan yang patut diwaspadai adalah permen, coklat, dan lainnya. Jangan biasakan anak untuk tiduran sambil meminum susu dari botol, sebab hal ini juga menjadi penyebab kerusakan enamel gigi.
Saat gigi susu dengan enamel yang rusak terpapar makanan dan minuman manis, lalu si anak tidak menyikat gigi, maka bakteri berkembang lebih jauh dan membuat asam yang diproduksinya menimbulkan plak pada gigi. Plak yang tidak diatasi lama kelamaan akan membuat gigi berlubang.
⚠️ Gigi Tanggal Sebelum Waktunya
Gigi susu tanggal dan digantikan oleh gigi permanen, namun terkadang gigi susu tanggal sebelum waktunya. Banyak hal yang bisa menyebabkan gigi anak tanggal sebelum waktunya, seperti cedera, kecelakaan atau bahkan terbentur saat bermain.Gigi susu yang tanggal sebelum waktunya dapat menyebabkan masalah pada gigi permanen nantinya. Gigi susu yang kosong sebelum digantikan oleh gigi permanen menyebabkan gigi permanen tumbuh tidak normal.
“Bagaimana cara mengatasi karies gigi pada anak?”
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes tahun 2013, prevalensi karies gigi pada penduduk Indonesia mencapai 53,2%. Hal ini meningkat dibandingkan dengan hasil Riskesdas pada tahun 2007 yang berada pada angka 43,4%.
Di Indonesia, 90,05% kasus karies gigi lebih umum dialami oleh anak-anak. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut jika Indonesia memiliki angka prevalensi Early Childhood Caries (ECC) tertinggi pada anak usia tiga hingga lima tahun.
Karies gigi atau karies adalah kerusakan yang terjadi pada jaringan keras gigi akibat aksi bakteri plak.Bakteri penyebab kerusakan gigi adalah Streptococcus mutans. Kehadiran bakteri di mulut adalah hal yang normal.
Namun seiring waktu penumpukkan bakteri, sisa-sisa makanan, dan air liur di dalam mulut dapat menyebabkan plak terbentuk. Zat asam dalam plak dapat menyebabkan jaringan keras gigi larut, sehingga terjadilah karies gigi.
Karies ditandai dengan bercak putih pada gigi (white spot). Bercak putih ini muncul karena adanya proses penghilangan kadar garam dan mineral (demineralisasi) pada jaringan keras gigi akibat plak dan sisa makanan yang menumpuk.
Jika dilanjutkan, bercak putih tersebut berubah menjadi bercak kecoklatan yang menyebar dan membentuk lubang pada gigi. Jika tidak ditangani, kerusakan gigi ini dapat menyebabkan rasa sakit, kehilangan gigi, infeksi berbahaya, dan bahkan kematian. Secara umum penyebab karies gigi pada anak terdapat beberapa faktor yang saling berkaitan.Sebagai orang tua, penting untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi berkembangnya karies gigi pada anak.
Salah satu penyebab paling umum karies adalah kebiasaan minum susu botol pada usia bayi hingga tertidur. Gula yang yang terkandung pada susu dapat mengendap menjadi asam yang merusak hingga memicu gigi berlubang.
Kebiasaan mengkonsumsi makanan manis tinggi gula seperti permen, coklat, es krim, minuman rasa-rasa dan lain sebagainya juga dapat menyebabkan karies gigi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang banyak mengonsumsi makanan manis lebih rentan mengalami kerusakan gigi. Keadaan semakin parah karena orang tua tidak terbiasa menyikat gigi anaknya secara rutin. Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Ingatlah bahwa anak-anak tidak bisa merawat giginya sendiri.
⚠️ Bahaya Karies Gigi pada Anak ⚠️
Perkembangan karies gigi pada anak begitu pesat karena gigi labial (gigi pertama anak) biasanya memiliki lapisan email dan dentin yang lebih tipis. Seiring berjalannya waktu, kerusakan gigi dapat menyebabkan gigi berlubang bahkan kehilangan gigi.Sayangnya, banyak orang tua yang menganggap remeh kerusakan gigi susu karena menganggapnya hanya sementara dan akan hilang seiring dengan tumbuhnya gigi permanen. Oleh karena itu, kerusakan gigi pada anak tidak ditangani dengan baik.
Padahal, gigi susu yang rusak akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan gigi permanen kelak. Gigi susu yang rusak dan tanggal bisa mengakibatkan rahang anak mengecil.
Hal ini menyebabkan gigi permanen yang berada di bawah gigi susu tidak mendapatkan tempat yang optimal untuk tumbuh. Jika sudah begini, tak menutup gigi permanen akan tumbuh berantakan.
Gigi anak yang rusak juga bisa membuat anak sulit makan. Sebab, rasa nyeri dan bengkak yang ditimbulkan membuat anak kesulitan mengunyah. Anak-anak rentan mengalami kekurangan nutrisi sehingga berat badannya bisa turun drastis.Kerusakan gigi juga dapat mempengaruhi kesehatan anak secara umum. Jika tidak diobati, kerusakan gigi dapat menyebabkan infeksi yang menyebar ke otak.
Mengapa gigi anak sering berlubang, dok?
Karies pada anak merupakan penyebab yang paling sering terjadi.
Pemicunya adalah
- Kombinasi faktor jenis makanan anak
- Lamanya sisa makanan berada di mulut
- Cara pembersihan mulut
Makanan yang mengandung glukosa (manis) sangat berbahaya bagi kesehatan gigi. Biasanya sisa ASI bertahan lama di mulut hingga mengeras, tanpa sempat dibersihkan.Selain itu, anak juga sering kesulitan menyikat gigi. Oleh karena itu, orang tua harus bersabar dan penuh perhatian dalam menghadapinya, serta mengingat pentingnya menjaga gigi susu hingga tanggal.
REFERENSI : buku drg. Donna, Sp. Pros
Penyebab Gigi Berlubang Pada Anak
Bakteri di mulut anak secara alami berkembang biak membentuk zat lengket yang disebut plak.Plak ini dapat menutupi permukaan gigi. Selain konsumsi makanan dan minuman manis pada anak, bakteri plak juga menghasilkan asam.
Asam yang terdapat pada plak secara perlahan akan mengikis enamel gigi yang keras dan membuat lubang pada gigi.
Kerusakan gigi yang tidak diobati akan memburuk dan dapat menyebabkan gigi tanggal. Secara umum, penyebab gigi berlubang pada anak dipicu oleh banyak faktor yang saling berkaitan.
Karies gigi yang sering terjadi pada anak kecil adalah karies botol, atau karies rampant, atau biasa disebut karies keperawatan. Karies botol disebabkan oleh kebiasaan bayi meminum susu botol dengan cara yang tidak tepat, yang biasanya dilakukan pada malam hari hingga bayi tertidur.Gula dalam susu dan jus buah yang diminum anak-anak sebelum tidur atau bahkan saat mereka tertidur di dalam botol mengendap menjadi asam berbahaya yang menyebabkan kerusakan gigi. Kerusakan gigi merajalela ini paling sering terjadi pada gigi depan atas, namun bisa juga terjadi pada gigi bawah dan belakang.
Bila dibiarkan, karies botol pada anak bisa menjadi penyakit serius, karies ini kadang menimbulkan rasa sakit dan berkembang dengan sangat cepat. Penyebab karies botol hampir sama dengan penyebab karies pada umumnya, yaitu multifaktorial yang artinya disebabkan oleh lebih dari satu factor dan saling berkaitan.
Sebagai orangtua, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangangan karies yang harus kita cermati.
Beberapa faktor penyebab gigi berlubang pada anak yang perlu diketahui para orangtua di antaranya:
- Kebiasaan Makan Makanan Manis. Anak-anak senang sekali makan makanan dan minuman yang manis seperti susu, es krim, kue, coklat, sereal, dan lain sebagainya. Faktanya kebiasaan ini dapat menyebabkan bakteri di mulut menghasilkan lebih banyak asam yang pada akhirnya memicu kerusakan gigi. Makanan yang tinggi karbohidrat dan gula seperti jus atau susu formula akan meningkatkan risiko karies pada permukaan gigi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang banyak mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami karies gigi dari pemberian nutrisi melalui botol. Hal ini dikarenakan cairan yang tersisa di mulut akan tergenang mengelilingi permukaan gigi, lalu mengendap dan dirubah menjadi asam yang akan merusak gigi.
- Kurang Minum. Selain kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman manis, penyebab gigi berlubang pada anak juga bisa karena dehidrasi. Asupan cairan yang rendah menyebabkan mulut memproduksi lebih sedikit air liur. Faktanya, air liur membantu melawan asam yang dihasilkan bakteri di mulut.
- Kebiasaan Minum Pakai Botol Hingga Tertidur. Salah satu penyebab gigi berlubang pada anak yang paling umum adalah kebiasaan minum susu botol pada usia bayi hingga tertidur. Gula yang yang terkandung pada susu dapat mengendap menjadi asam yang merusak hingga memicu gigi berlubang.
- Tidak Menyikat Gigi Sampai Bersih. Gigi belakang merupakan salah satu gigi yang cenderung mengalami pembusukan karena cenderung memiliki banyak lengkungan dan celah. Plak yang terjadi karena anak tidak menjaga kebersihan giginya merupakan salah satu faktor risiko terjadinya karies. Itu sebabnya gigi belakang sulit dijangkau dengan sikat gigi. Jika anak tidak menyikat gigi dengan hati-hati, plak dan bakteri akan menumpuk di sana. Pada akhirnya, hal ini dapat menyebabkan gigi berlubang. Dengan rajin menyikat gigi, minimal dua kali sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, Anda dapat terhindar dari risiko kerusakan gigi. Anak juga dianjurkan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride untuk melindungi giginya dari gigi berlubang, misalnya pasta gigi yang dirancang khusus untuk gigi susu.
- Faktor mikroorganisme. Mikroorganisme kariogenik utama penyebab karies adalah Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus yang merupakan mikroorganisme patogen. Kedua mikroorganisme ini dapat berkolonisasi di permukaan gigi dan cepat menghasilkan asam yang berujung pada kerusakan gigi.
- Kekurangan Fluoride. Anak-anak berusia 3 tahun ke atas dapat menggunakan pasta gigi berfluoride. Tentu saja dalam dosis kecil. Fluorida sendiri merupakan mineral alami yang membantu mencegah gigi berlubang bahkan memperbaiki kerusakan gigi dini pada anak.
- Bentuk gigi. Ukuran dan bentuk gigi berperan pada perkembangan karies, karena sisa-sisa makanan lebih mudah menumpuk padabagian gigi belakang, seperti gigi geraham dimana pada gigi tersebut terdapat bagian kunyah yang terdiri dari pit dan fissure atau lekukan.
- Faktor jumlah saliva. Air liur atau air liur merupakan sistem pertahanan mulut, karena tugasnya membersihkan sisa makanan dan bakteri pada gigi serta melawan pembentukan asam dari sisa makanan yang menumpuk di gigi. Semakin rendah jumlah air liur, semakin rentan gigi mengalami karies.
- Faktor waktu. Karies merupakan penyakit kronis yang membutuhkan waktu beberapa bulan sampai tahun untuk berkembang menjadi suatu lubang pada gigi. karies rampan merupakan penyakit yang perkembangannya cukup cepat.
Apa Gejala Gigi Berlubang Pada Anak?
Secara umum, gejala gigi berlubang bergantung pada seberapa besar gigi berlubang dan di mana letaknya. Bintik putih pada satu atau lebih gigi biasanya merupakan tanda awal kerusakan gigi.Munculnya bercak putih pada gigi menandakan adanya kerusakan pada email gigi. Bercak putih berangsur-angsur berubah warna menjadi bercak kecoklatan disertai lubang-lubang. Semakin dalam lubangnya, semakin gelap warnanya. Lubang kecil mungkin tidak menimbulkan gejala.Namun jika lubang yang dihasilkan berukuran besar, biasanya menimbulkan gejala seperti:
- Sakit gigi, terutama saat anak mengunyah makanan atau ketika ia menekan giginya.
- Gigi anak menjadi sangat sensitif.
- Anak sering merasakan nyeri gigi secara spontan tanpa diketahui penyebab jelasnya.
- Nyeri ringan hingga tajam saat anak makan atau minum sesuatu yang manis, panas, atau dingin.
“Bagaimana cara merawat karies gigi pada anak?”
Persiapan Membawa Anak ke Dokter Gigi
1. Kenalkan terlebih dahulu apa itu dokter gigi dan kenapa Si Kecil harus ke dokter gigi. Jangan membuat Si Kecil takut. Jelaskan dengan sederhana dan dengan kalimat yang menenangkan. Ceritakan bagaimana keseruan berada di dalam ruangan dokter gigi. Ibu juga bisa menjelaskan kegiatan di dokter gigi dengan buku dongeng.
2. Pilihlah dokter gigi yang tepat. Memilih dokter gigi untuk anak memang cukup sulit, ada baiknya meminta rekomendasi dari ibu teman yang pernah membawa anaknya ke dokter gigi. Temukan juga dokter yang membuat anak Anda nyaman dan tidak takut untuk pergi ke dokter gigi.
3. Saat masuk kedalam ruangan dokter gigi, ciptakan suasana menyenangkan, serta jangan membuat anak semakin bingung atau takut. Jelaskan pada dokter mengenai kondisi anak agar dokter lebih mengenal anak ibu.