biasa aja
Pada akhirnya ya. Kalau awal-awal ya grogi boleh. Makanya minta tips di quora kan.
Apa sih yang ditakutkan, misal direktur Rs atau istrinya, atau profesor, atau pejabat, atau pasien berpengetahuan datang ke kita. Itu apa tujuannya?
Meminta pendapat kita.
Dia ngga langsung percaya kok sama kita. Dan kalau ngga percaya ma kita, ya sudah. Itu juga biasa. Itu hak dia. Ngga perlu sakit hati. Atau rendah diri.
Ketika dia datang ke kita, dia sedang membangun rapport ma kita. Yakin maka dia akan melanjutkan. Ngga yakin, dia akan cari yang lain.
Saya selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik untuknya. Dengan berbagai cara, ilmu dapat diperbarui, dan kedokteran adalah salah satunya.
Orang-orang penting pernah menghadapi kasus yang sulit. Saya menjalankan operasi dalam keadaan santai, tenang, dan tidak gugup. Di kota itu, hanya ada sedikit pilihan. Dan tindakan itu sudah di tangan saya. Jadi, tidak ada masalah. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kepercayaannya.
Tapi ada pasien lain, menginginkan operasi dengan saya. Padahal itu adalah tindakan yang sudah lama tidak saya lakukan, ya saya sampaikan apa adanya. Akhirnya memilih dokter lain. Ndak papa. Dokter lain banyak yang bisa melakukan tindakan itu, dan kemungkinan lebih ahli dari saya. Itu yang terbaik bagi semua.
Kan harus consent. Persetujuan kedua pihak.
Biar ngga grogi:
- Consent, autonomi adalah hak pasien. Kita memaparkan, menjelaskan. Sampai risiko dan komplikasinya. Keputusan tetap di pasien.
- Kuasai ilmu dan skill yang menjadi kompetensimu
- Kalau kompetensimu tentang gawat darurat, ya wajib perdalam tentang itu, karena gawat darurat ga pakai consent. Jangan grogi karena ga kuasai ilmu dan skill
- Update dan pertajam ilmu dan skillmu
Pasien kan butuhnya itu. Diri kita apa adanya. Tampilkanlah itu. Biarlah dia yang menilai. Mau pakai jasa kita, atau second opinion. Its okay