Itu benar, sedikit, tetapi banyak salah.Gambar pertama sangat penting.Jujur saja, ketika kita pertama kali bertemu seseorang, kita akan menilai mereka secara visual tanpa terburu-buru ingin tahu bagaimana mereka.
Oleh karena itu, Anda harus menunjukkan ekspresi terbaik Anda saat membuat pas foto, mengenakan pakaian yang rapi saat wawancara kerja, mengenakan pakaian yang rapi untuk acara undangan, atau memperhatikan diri Anda dari atas ke bawah saat bertemu dengan klien untuk pertama kalinya. Penampilan pertama, baik secara visual atau tidak, akan sangat penting saat bertemu orang lain.
First impression adalah sebuah poin awal, tapi tidak menentukan poin akhir dari suatu penilaian. Dalam pertemuan pertama, ketika first impression orang lain terhadap anda baik, mungkin anda akan mendapat nilai 70, sebagai poin awal. Namun sekarang ketika anda masuk ke langkah selanjutnya, bukan lagi sampul yang akan dilihat, tetapi isi, poin awal bisa bertambah atau berkurang tergantung dari bagaimana anda membawa diri. Sekarang “isi buku” nya yang akan lebih memiliki nilai.
Apa yang berbahaya dari melihat buku dari sampulnya? Yaitu stereotyping, atau prasangka, atau stigma. Ketika melihat orang bertato, otomatis first impression nya “orang jahat”. Ketika melihat orang dipasung, otomatis terpikir “orang gila”, ketika melihat cewek pakai baju minim, otomatis terpikir “cewek ga bener”, dan berbagai contoh lain. Nah, ini yang harus dihindari.
Jadi saya berpendapat, melihat buku dari sampulnya itu ada benarnya, ada juga salahnya, yang penting adalah bagaimana cara kita menghargai dan memahami orang lain seiring waktu.