Teknologi kecerdasan buatan (AI) telah diterapkan di berbagai industri, termasuk dalam bidang optimisasi pabrik. Dengan adanya teknologi ini, operator hanya perlu datang ke ruang kontrol, mengaktifkan “bot”, dan memantau prosesnya. “Bot” ini juga mencatat setiap tindakan yang dilakukan oleh operator, menganalisis hasilnya, dan menggunakan data historis rata-rata pergerakan untuk pengambilan keputusan selanjutnya.
Ketika terjadi masalah di lapangan, operator dapat langsung menghubungi control/process engineer. Mereka bertugas untuk melakukan penyesuaian pada program agar sesuai dengan perubahan kondisi di lapangan.
Selanjutnya, kami menambahkan sensor-sensor untuk mendeteksi situasi yang tidak normal di lapangan, dan memprogram “bot” ini agar dapat mengambil keputusan sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh operator jika harus dilakukan secara manual.
Dalam upaya untuk mengurangi intervensi manusia lebih lanjut, alat-alat industri saat ini didesain secara assembly, sehingga penggantian suku cadang dapat dilakukan dengan lebih sedikit tenaga manusia (daripada melakukan perbaikan). Meskipun harga barang menjadi lebih mahal, namun hal ini terbayarkan dengan berkurangnya jumlah tenaga manusia yang harus dibayar.
Artinya:
- Pekerjaan yang tidak memerlukan pemikiran atau yang biasa disebut “pekerjaan bodoh”, pasti akan dieliminasi oleh kecerdasan buatan (AI).
- Ungkapan “ingin belajar” dalam CV Anda tidak lagi menarik, karena lebih menguntungkan untuk mengajar AI daripada manusia yang suka belajar hari ini, tapi besok mogok kerja dan protes minta kenaikan gaji.
- Industri akan berpindah dari negara-negara dengan populasi padat yang memiliki upah murah (seperti CN, IN, ID, PH), ke negara-negara dengan populasi yang lebih sedikit dan upah murah, untuk menghindari konflik dengan penduduk sekitar.
Seperti yang sering saya sampaikan, Indonesia tidak bermain game singleplayer, melainkan multiplayer. Kita tidak bisa mengabaikan tren global. Saya hanya berharap, ketika tren tersebut mendorong Indonesia untuk berubah, Anda berada dalam posisi yang siap untuk bekerja dengan kecerdasan, bukan tertinggal hanya karena mengandalkan kekuatan fisik.