Sangat menyedihkan. Hahaha
Saya masih punya beberapa teman yang hampir sama jari yang masih suka berkomunikasi dan berbicara, meskipun hanya melalui chat dan bertemu sesekali. Tidak mudah untuk bertemu dengan teman lama saya karena pandemi COVID-19.
Saya memang sedikit berbicara.
Jumlah teman dan sahabat saya benar-benar berkurang seiring bertambahnya umur, yang saya rasakan terutama saat ini. Banyak faktornya; beberapa telah meninggalkan saya karena merasa tidak cocok berteman dengan mereka, beberapa telah menikah sehingga tidak memiliki waktu bebas, dan beberapa telah meninggalkan pekerjaan mereka.
Jadi, di mana penyedihnya?
Bagian menyedihkannya adalah ketika kamu benar-benar sendirian, tidak punya teman untuk sekedar bertukar kabar karena mereka lebih mementingkan temen-temen baru mereka, atau lebih mementingkan temen-temen mereka yang sefrekuensi.
Sekarang ini, banyak sekali dari teman-teman saya yang memiliki geng mereka sendiri, dan saya tidak pernah diajak dalam agenda mereka walaupun saya mengenal dan dulunya dekat dengan tiap anggota dari “geng” mereka tersebut.
Nongkrong gapernah diajak
Ngumpul gapernah diajak
Dicari dan dihubungi ketika dibutuhkan saja
Saya sedang mengalami fase tersebut. Dan jujur, rasanya sangat menyedihkan.
Tapi saya tidak sampai berlarut-larut sedih atau bahkan memohon-mohon agar bisa ikut diajak dalam geng tersebut. Toh, saya sudah berumur. Rasanya konyol saja dan childish kalo merengek-rengek dan mengeluh kalo misal tidak diajak nongkrong.
Saya mulai belajar untuk menerima bahwa semua orang tidak akan pernah stay selamanya. Even itu keluarga. Apalagi temen, ya kalo engga ada kepentingan, ya udah gaakan dicari. Simpel.
Dan saya pun jadi belajar untuk intropeksi diri. Apa yang ada dalam diri saya sehingga saya tidak dilibatkan dalam geng / circle mereka. Ya ada positifnya ga punya temen (atau temennya dikit), jadi bisa intropeksi diri hahaha (Tapi jangan dijadiin buat self-blaming karena ga ditemenin ya)
Berhubung saya saat ini sedang nganggur dan saya rasa banyak dari teman-teman saya yg cuma mau temenan sama yg udah kerja, punya gaji gede, dan berskill, saya sih cuma bisa tau diri aja. Dan ga terlalu ambil pusing.
Dan apa yang orang-orang bilang :
“Kualitas lebih baik daripada kuantitas” itu benar adanya, terutama dalam soal pertemanan
Temen banyak, ga menjamin bahagia. Dan punya temen dikit pun, ga akan bikin kita menderita.
Dan ya, saya tekankan sekali lagi kalo gapunya temen itu menyedihkan. Tp gapapa kok, jadi bisa upgrade skill dan lebih punya banyak waktu luang to getting know more about yourself.
Jangan selalu bergantung pada orang. Ga punya temen emang menyedihkan, tp ga semenyedihkan itu kok. Kalo masih punya temen yang selalu ada dan selalu support, pertahanin.