Orang Jerman dikenal dengan ketepatan waktu mereka, dan kebanyakan dosen juga mengikuti prinsip ini. Jika dosen terlambat, keterlambatan hingga 15 menit biasanya masih bisa diterima (akademisches Viertel). Jadwal mulai dan berakhirnya kuliah umumnya konsisten, dengan sedikit perubahan.
Suatu kali, ada mahasiswa yang terlambat satu jam dan dosen kami tidak memperbolehkan ia masuk, meminta mahasiswa tersebut untuk pulang. Dosen menilai bahwa jika seorang mahasiswa datang terlambat, itu menunjukkan kurangnya niat dari awal. Namun, jika keterlambatan disebabkan oleh alasan yang kuat seperti macet atau kereta terlambat, biasanya dosen akan lebih memahami.
Beberapa dosen yang memiliki jadwal padat, seperti menulis buku atau terlibat dalam proyek internasional, mungkin kurang tepat waktu. Dosen dan mahasiswa di Jerman umumnya menggunakan bentuk formal (Anda/Sie) saat berkomunikasi, meskipun dosen muda sering lebih santai dan mungkin menawarkan penggunaan kata “kamu” (Du).
Komunikasi antara dosen dan mahasiswa jarang dilakukan melalui WhatsApp atau media sosial lainnya; lebih sering dilakukan melalui email yang terkesan lebih formal. Tidak jarang Anda menemukan dosen yang lambat dalam membalas email atau memberikan nilai. Biasanya, dosen memiliki waktu 6-8 minggu setelah batas waktu tugas untuk memberikan nilai, namun beberapa teman saya harus menunggu lebih lama.
Plagiarisme tidak ditoleransi, dan dosen menggunakan program deteksi plagiat untuk memastikan keaslian karya ilmiah mahasiswa. Dosen menghargai setiap pertanyaan dan kontribusi mahasiswa, tanpa mempermasalahkan kualitasnya. Perdebatan dan perbedaan pendapat dianggap wajar, dan tidak mempengaruhi penilaian mahasiswa.
Jika Anda mengalami kesulitan mengumpulkan tugas tepat waktu, dosen biasanya akan memberikan tambahan waktu jika Anda berkomunikasi dengan baik. Umumnya, dosen di Jerman adil dan objektif dalam memberikan keringanan dan nilai.
Dosen tidak mengharapkan hadiah atau bentuk sogokan lainnya. Sogok menyogok dalam lingkungan akademis tidak umum di Jerman. Di awal pertemuan kelas, sering ada sesi perkenalan di mana mahasiswa menyebutkan nama dan motivasi mereka mengikuti kelas, meskipun beberapa dosen memilih untuk tidak melakukan sesi ini dan mengajar dengan cara yang lebih anonim.
Saya pernah memiliki dosen yang mengabsen setiap mahasiswa di setiap pertemuan, yang menunjukkan minatnya untuk membangun kedekatan dengan mahasiswa. Biasanya, ada lembaran kehadiran yang harus diisi dan ditandatangani. Dalam kelas online, beberapa dosen mewajibkan mahasiswa untuk menyalakan video, sementara yang lain lebih santai tentang hal ini, dan ada juga yang memilih memberikan tugas membaca dan makalah sebagai pengganti kelas online.
Pengalaman ini saya dapatkan dari pengamatan terhadap dosen-dosen Jerman, dan penting untuk dicatat bahwa jika Anda kuliah di universitas internasional di Jerman, kemungkinan Anda juga akan memiliki dosen dari negara lain.