Tidak hanya bahasa inggris menurut saya, tapi semua materi/hal yang ingin dipelajari.
Menurut saya, ada 3 alasan yang membuat kita bisa konsisten belajar :
- Passion
- Punya Tujuan
- Dipaksa
Jika Bahasa Inggris bukan semangat, maka prioritas nomor satu jelas tidak ada lagi.
Jika Anda memiliki tujuan yang berkaitan dengan bahasa Inggris, maka Anda harus yakin untuk mengejarnya sedikit demi sedikit karena tujuan tidak dapat dicapai dalam waktu singkat dan membutuhkan banyak persiapan. Setelah Anda memiliki tujuan dan yakin bahwa Anda akan dapat mencapainya, maka lakukan hal-hal yang perlu Anda persiapkan secara bertahap tetapi konsisten.
Jika Anda tidak memiliki kedua hal di atas, tetapi sangat ingin menguasai bahasa Inggris, Anda harus mencoba. Tidak peduli suka atau tidak suka, paksakan.
Entah mengikuti les, sehingga kamu punya jadwal yang tidak bisa dilewatkan, atau bergabung dalam suatu komunitas yang mengharuskan kamu untuk berkomunikasi dengan bahasa Inggris, atau minta tolong orang disekitarmu yang bisa kamu ajak untuk berkomunikasi bahasa inggris. Atau bisa juga, dari hal sederhana, biasakan ubah seluruh pengaturan bahasa ke bahasa Inggris, menonton film tanpa subtitle, dan bernyanyi dalam bahasa inggris. Keadaan akan memaksa kamu untuk belajar bahasa Inggris secara konsisten, baik secara lisan maupun tulisan.
Sedikit cerita, dulu ketika kelas 4 SD, saya pernah mendapat nilai 40 dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Disamping karena tidak mengetahui bahasanya, saya juga lupa membawa buku yang harus dibawa. Saat itu ketika mata pelajaran dimulai, saya selalu bergumam “yaahhh bahasa Inggris lagi, aku ga ngerti lahh!”
Lalu, saya ditunjuk oleh guru bahasa Inggris saya untuk mengikuti lomba menyanyi bahasa Inggris. Sekitar 1 bulan saya selalu meluangkan waktu sebelum masuk kelas untuk latihan menyanyi, di rumah pun begitu, saya harus latihan. Bukan hanya cara pengucapan dan menyanyinya, saya harus tahu artinya untuk bergaya.
Setelah memenangkan lomba itu, tahun berikutnya saya harus memberi contoh dan mengajarkan adek kelas saya untuk ikut lomba yang sama. Dengan pilihan lagu yang sama pula.
Itu SD. Lalu waktu SMP, saya dipaksa mengikuti lomba bercerita dan berpidato dalam bahasa Inggris. Ini dikarenakan Ibu saya melampirkan pengalaman saya mengikuti lomba Saya lagi-lagi harus melulangkan waktu sebelum jam sekolah dimulai, setelah kelas selesai, bahkan saya harus tampil di kelas kakak kelas dimana guru saya mengajar. Saya harus berlatih membaca, mengartikan ke bahasa Indonesia agar dapat membaca dengan intonasi yang benar dan berakting secara tepat. Banyak sekali perlombaan bahasa Inggris yang saya ikuti. Pernah dalam 3 bulan berturut-turut saya harus berlatih. Passion? Tidak ada. Tujuan? Saya tidak ingin menang. Dipaksa? Tepat sekali.
Karena seringnya saya ikut lomba, teman-teman berpikir saya pintar bahasa Inggris. Padahal saya hanya modal pede saja. Disini saya dijadikan ‘Kamus Berjalan’ oleh teman-teman saya, apalagi saat ada kunjungan bertemu orang asing.
Hal ini terulang kembali pada saat SMK. Dengan pengalaman selama SMP, saya menjadi incaran guru bahasa Inggris untuk mengikuti lomba. Dari beberapa lomba bahasa Inggris saya bisa berkeliling kota, bertemu teman dari luar daerah, dan tentu saja mendapat uang dan beasiswa. Pada saat itu keadaan keluarga memang lagi terpuruk, sehingga ini sangat membantu. Bisa dibilang, mengikuti lomba adalah mata pencaharian saya selama sekolah.
Saat bekerja sekaligus kuliah? Pasti berdampak. Saya diberi kepercayaan untuk membantu Michellin Chef di acara makan malam Asian Food Channel selama dua tahun berturut-turut berkat pengalaman saya sebagai asisten chef di salah satu hotel bintang lima di Jakarta. Saya dipilih karena kemampuan bahasa Inggris saya, meskipun banyak yang lebih senior dan lebih hebat dari saya.
Saya secara bertahap belajar untuk tidak ngoyo. Situasi yang memaksa saya untuk belajar bahasa Inggris. Tidak ada metode khusus untuk konsisten belajar bahasa Inggris, tetapi tiga hal di atas dapat membantu Anda.