Noni belanda penghuni ruang registrasi lapas.
Waaaaaa…….
Buka. Tidak sama dengan apa yang ditunjukkan di tipi atau media lainnya. Tidak seperti wanita monoton dengan rambut panjang dan bergaun putih. Yang sering “menemani” saya saat lembur malam itu adalah wanita dengan rambut pirang atau ikal. Dia mengenakan pakaian model kebaya dan pakaian selutut. Dia tidak pernah menjadi “caper”. Dia hanya sering berdiri.
Namun, “wajah cantik”nya tidak selalu terlihat. Ada saat-saat ketika dia terlihat seperti orang gelap. Di sini gelap, karena wajahnya yang tidak dapat dijelaskan dan pakaiannya yang serba gelap. Sekali lagi saya melihat, saya melihat dua bola matanya menjadi gelap. Wajahnya sepertinya telah menua selama bertahun-tahun.
Awalnya saya merasa mereka itu dua entitas yang berbeda. Namun, saya bisa menyimpulkan dari kebiasaan mereka menampakkan diri dan ‘beraktivitas’, mereka ini entitas yang sama, namun seakan mengekspresikan hal yang berbeda. Happiness and Sorrow.
Si noni ini menurut saya yang paling ‘kalem’ daripada yang lain (yang ada di dalem lapas, maksudnya. Bawaanya kalem, kalau menurut saya. Dan saya tidak pernah merasa terganggu disaat noni ini menemani saya, even in her worst.
Tapi ya tetep aja saya terkadang kaget kalo tiba-tiba dia muncul dan duduk di atas lemari macam itu. Mungkin karena sudah terbiasa dari kecil sehingga saya tidak ‘jantungan’ saat melihat mereka mendadak muncul.