Saya tidak suka menjalani hidup tanpa persiapan, apalagi hanya bertindak karena terpaksa.
Jadi, bukan hanya soal uang 100 juta itu, tetapi apa yang harus dilakukan sebelumnya!
Saya mulai merencanakan pensiun sejak usia kepala empat, dengan tujuan pensiun dini. Oleh karena itu, saya beralih dari kuadran E ke kuadran S.
Saya memulai dengan merintis usaha (start-up). Ketika itu tidak memungkinkan, saya beralih ke penjualan online (yang akhirnya diteruskan oleh anak saya), yang menandai peralihan saya ke kuadran B. Seiring waktu, beberapa usaha lain yang dirintis oleh anak-anak saya juga berkembang, membawa saya ke kuadran I.
Sebelum pensiun, saya telah mencapai tahap “belajar” dalam meraih kebebasan finansial. Pendapatan aktif (AI) dan pendapatan pasif (PI) berjalan berdampingan. Awalnya, AI lebih besar dibandingkan PI, tetapi sekarang komposisinya terbalik dengan 40% AI dan 60% PI.
Jadi, uang 100 juta itu akan digunakan untuk menambah PI. Menantu saya juga berencana untuk memulai usaha, dan saya telah menawarkan bantuan modal serta aset yang tersedia.
Saya berharap keluarga di sekitar saya, seperti Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya yang menjalani kewirausahaan, juga dapat menikmati kegiatan ini, bukan hanya sekadar menghasilkan uang.