Mulai tahun 2022, produk dari Korea Selatan, Jepang, dan negara-negara Barat tidak lagi diimpor ke Rusia. Sebab mereka mendukung Amerika Serikat dalam menerapkan embargo ekonomi penuh terhadap Rusia.
Tiongkok merayakannya dengan penuh semangat; Mereka segera datang ke Rusia untuk mengisi kekosongan perekonomian Rusia. Dari mobil, elektronik hingga jaringan hamburger, ayam goreng, dan pizza Buatan Tiongkok. Seluruh pabrik dan jaringan penjualan yang ditinggalkan pemiliknya telah diambil alih penanaman modal, misalnya pabrik mobil Renault Rusia kini menjadi Great Wall Motors,
Great Wall Motors Russia
Rusia juga meraup untung besar berkat derasnya aliran modal baru yang jelas menghidupkan kembali perekonomiannya. Lebih lanjut, embargo ekonomi ini mendorong nasionalisme ekonomi Rusia. Produksi dalam negeri tumbuh pesat. Orang-orang Rusia sibuk beralih menggunakan produk rumah tangganya sendiri. Hal itu terlihat dari penjualan Lada Rusia. Konsumen mobil di Eropa, Jepang dan Korea Selatan beralih ke Lada. Kini Lada menguasai sekitar 80% mobil Rusia, sisanya di tangan mobil China.
Oom Putin dengan Lada Vesta
Kembali ke pertanyaan di atas; Benar, kini Vladivostok dibuka sebagai pelabuhan komersial.
Vladivostok
Saat ini banyak digunakan oleh China, terutama untuk kapal kargonya yang melintasi Laut Utara menuju Eropa, karena jaraknya lebih dekat dibandingkan melalui Selat Malaka. Bandingkan saja dari Shanghai ke Rotterdam, jika melalui Selat Malaka memakan waktu sekitar 21 hari. Sedangkan perjalanan melalui Jalur Laut Utara hanya memakan waktu sekitar 10 hari.
Jika kedepannya produk Korea Selatan dan Jepang dikembalikan ke Rusia. Mereka hanya mengirim barang ke Vladivostok dan dari sana hanya dengan kereta api ke Moskow (lihat peta).
Saat ini pengusaha Tiongkok kebanyakan menggunakan kereta barang untuk bepergian ke Rusia karena jauh lebih cepat. Perjalanan dari Beijing ke Moskow dengan kereta api hanya memakan waktu 5 hari.