Anda tau, siapa tokoh di foto ini?
Beliau adalah raja Kesultanan Banten yang terkenal, Sultan Ageng Tirtayasa. Banten sangat makmur selama pemerintahannya dari 1651 hingga 1683. Saat itu, sawah baru dengan saluran irigasi dibuka untuk umum.
Beliau adalah raja yang dihormati oleh rakyatnya.
Anda tahu siapa yang benar-benar mengangkat senjata untuk melawan Sultan Ageng, bukan?
Sultan Haji Banten adalah pelakunya. Apa identitasnya? Dia adalah adik Sultan Ageng.
Perang ini dimulai karena ketidaksetujuan Sultan Haji terhadap keputusan Sultan Ageng yang menunjuk Pangeran Purbaya sebagai pengganti Sultan Haji, yang merupakan adik kandung Sultan Haji.
Sebab Sultan Haji sendiri berambisi untuk duduk di Singgasana.
Untuk memenuhi ambisinya, Sultan Haji memilih bersekutu dengan Belanda, dan meminta bantuan bala tentara Belanda. Belanda dengan senang hati membantu, sebab Belanda memang tidak menyukai Sultan Ageng.
Dengan bantuan bala tentara Belanda yang bersenjatakan mesiu dan meriam canggih, pasukan Sultan Haji menggempur pasukan ayahnya dalam perang dahsyat yang menewaskan ribuan orang.
Sejarah mencatat..Sultan Ageng di pihak yang kalah. Beliau ditangkap lalu dijebloskan ke penjara Belanda di Batavia. Dan Sultan Haji pun menjadi Sultan Banten, tapi dengan menggadaikan sebagian besar kekuasaannya ke tangan Belanda.
Konon, selama di penjara, Sultan Haji tak sekalipun menjenguk ayahnya hingga Sultan Ageng wafat.
Perebutan kekuasaan seperti ini, tak cuma terjadi di Indonesia. Di hampir seluruh wilayah dunia, juga punya kisah perebutan kekuasaan yang culas dan kejam.
Di China, An Lushan, panglima perang Dinasti Tang yang memberontak, lalu berhasil mendirikan Dinasti Yan di wilayah utara daratan China, justru meninggal di tangan anak kandungnya sendiri An Qingxu, di tahun 757 masehi, hanya sekitar 2 tahun setelah berkuasa.
Padahal, Dinasti Yan yang didirikan oleh An Lushan, dibangun dengan darah dan nyawa. Sekitar 34 juta tentara dan penduduk China tewas selama masa perang hampir sepuluh tahun itu. Jumlah kematian terbesar akibat perang, setelah perang dunia II.
Tapi An Qingxu memerintah tak lama. Sahabat dan mantan teman seperjuangan An Lushan yang bernama Shi Siming berhasil membunuh An Qingxu lewat perang berdarah, dan segera mengambil alih kekuasaan.
Tapi ironis. Shi Siming menjadi kaisar dengan masa paling singkat. Tahun 761, Shi Siming tewas justru di tangan anak kandungnya sendiri, Shi Chaoyi yang tak lama kemudian, membawa Dinasti Yan ke jurang keruntuhan.
Sejarah mencatat, Dinasti Yan ini sebagai dinasti tersingkat di China, karena pembunuhan demi tahta yang berseri-seri.
Begitulah…pada dasarnya, politik itu tidak kejam. Karna politik adalah alat untuk mengatur manusia ke arah kebaikan.
Hanya ada, orang yang haus kekuasaan yang membuat politik itu kejam. Dengan menghalalkan segala cara, mereka memperebutkan kekuasaan, dimana jika kekuasaan itu telah digenggam, maka segala kenikmatan dunia, mulai dari harta, tahta dan wanita, akan mudah didapatkan…