Yesss, akhirnya bahas Mortal Combat!
Saya akan coba mengubah pertanyaannya sedikit karena sudah ada yang menjawabnya. Dengan ini, saya mencoba menjawab pertanyaan apakah Mortal Kombat benar-benar ada di dunia permainan video kontemporer hanya sebagai permainan bertarung 2.5D, bukan 3D seperti pada Mortal Kombat 4 dan Mortal Kombat Armageddon. Ini berarti bahwa Mortal Kombat tidak selalu 2D atau 2,5D; Midway, pemilik game pada saat itu, mencoba membuatnya menjadi 3D, tetapi itu gagal.
Karena pengalaman saya sendiri, Mortal Kombat Shaolin Monks lebih mirip dengan gim sampingan. Ya, MKSM adalah gim hasil. Ini adalah game beat’em up yang berbeda dengan karakter asli Mortal Kombat, yang merupakan game bertarung. Game ini juga banyak dibuat dari pertengahan hingga akhir era PS2, sehingga banyak game yang berhubungan dengan serial atau film dengan formula ini. Oleh karena itu, perbandingan Mortal Kombat 2(,5)D lebih cocok daripada gim 3D.
Dan gim MK di era 3D bisa dibilang membelah fandom Mortal Kombat. Satu menyukai gim-gim era 3D, dan satunya lagi tidak. Tentu, banyak orang menyukai era 3D karena menghasilkan karakter-karakter yang disukai oleh banyak orang. Mungkin yang utama adalah Kenshi, pengguna pedang lihai yang buta namun dipandu dengan Sento di setiap pertarungan ini hampir selalu hadir di setiap Mortal Kombat yang dirilis oleh Netherrealm Studio (dan kalau mau menghitung keberadaannya di Krypt, bisa dibilang dia selalu hadir). Begitu pula dengan karakter lainnya seperti Tanya yang cantik dan licik, Ashrah yang ingin melepaskan diri dari Netherrealm untuk membersihkan dirinya, Havik dengan gaya bertarungnya yang tidak biasa dan karakter lainnya yang juga ikut meramaikan gim-gim era NRS.
OOT. Bisa dikatakan hubungan Tanya dan Mileena bisa dijadikan pelajaran bagi mereka yang mau merilis hubungan asmara yang tidak biasa. Ini mengingat hubungan mereka tidak menjadi backlash yang besar di kalangan gamer. Dan hubungan tidak biasa seperti ini biasanya sangat diumbar dalam berbagai gim, membuat gim yang memasukkan hal ini dibenci.
Kembali ke topik. Salah satu hal yang dikritisi di gim Mortal Kombat di awal hingga pertengahan milenium gameplay-nya. Walaupun tidak banyak hubungannya dengan perubahan dari 2D ke 3D, gameplay di berbagai gim MK era 3D terasa broken dan tidak berimbang. Dan pada zaman itu, internet tidak semudah saat ini dan patching nampaknya nihil. Dan kondisi yang broken, pemain bisa menimbulkan semacam loop serangan yang membuat pengalaman bermain cenderung mengganggu ketimbang merasa terkena risk dari proses mengambil risiko. Inilah yang nantinya diperbaiki di MK vs DC.
Believe me, MK vs. DC mungkin merupakan gameplay terbaik di era 3D Mortal Kombat, tetapi sifatnya yang tidak terlalu brutal dan rating T membuatnya tidak menyenangkan bagi penggemar Mortal Kombat.
Selain itu, dari pengalaman pribadi. Meskipun saya hanya pemain biasa, saya kesal melihat bagaimana adik saya dengan mudah menguras HP karakter saya (jika tidak salah Bo’ Rai Cho) dengan satu tendangan (jika tidak salah Sub Zero). Serangan dari atas ke bawah pun gagal. Banyak kesalahan dalam argumen ini, terutama masalah keterampilan…
Namun, ada juga yang langsung tidak menyukai Mortal Kombat era 3D hanya karena gimnya menggunakan platform 3D. Ya, ini memang ada. Ada yang bilang, “don’t fix it if it isn’t broken.” Dan ya, saat itu, tidak ada yang mempermasalahkan Mortal Kombat sebagai gim 2D. Mungkin dari Pak Ed Boon sendiri karena suka Tekken dan melihat perkembangan 3D platform pada saat itu menjadi driving factor mengapa Mortal Kombat bertransisi dari 2D fighting game menjadi 3D fighting game.
Tidak diragukan lagi, ada kritikan lain, seperti gim yang terlalu keras (seperti MK Deadly Alliance), fatalitas yang hampir nihil (seperti MK Armageddon dan MK vs. DC), atau produk yang dibuat dengan terlalu cepat. atau mungkin karakter yang tidak disukai seperti Hsu Hao, Movado, dan bahkan Mokap—meskipun ada banyak pendukungnya. Namun, menurut pendapat saya, ini tidak relevan dengan pertanyaan.Namun demikian, konten yang tidak biasa pada masa itu, seperti Kombat Chess dan Konquest, membuat kita seperti bermain game lain.
Sehingga saya bisa mengatakan bahwa mungkin saja Mortal Kombat era 3D belum menemukan formula yang tepat dan juga kemudahan patching seperti yang dinikmati oleh Mortal Kombat era Netherrealm Studio. Bahkan ketiga (atau keempat) gim memiliki karakter atau mekanisme yang broken seperti Cyrax di MK9 atau Sheeva di MK11 (IIRC). Dan kembali 2D (atau 2,5D, gim 2D dengan sudut pandang yang sedikit di-twist) tampak menjadi jalan yang benar. Dan ini sangat terlihat dari meningkatnya jumlah penjualan yang terus meningkat dari reboot Mortal Kombat (9) hingga Mortal Kombat 11 dengan menjaga nature mereka sebagai 2D fighting game.\
Catatan Kaki :
https://gamefaqs.gamespot.com/boards/961031-mortal-kombat/55369345?page=1