Selain melalui pintu logika, agama dapat diterima melalui naluri dan perasaan juga. Jika mereka terbuka, mereka dapat mendorong manusia untuk membuat keputusan dalam hidup mereka, termasuk keputusan yang berkaitan dengan agama mereka. Tak peduli apakah Anda masuk melalui pintu rasa atau melalui logika, logika Anda harus menjadi lebih kuat setelah beragama melalui pintu rasa. Rasa akan diasah menjadi lebih peka jika masuk melalui logika; namun, setelah rasa dan logika menguat, yang tumbuh malah percaya. Ini melampaui rasa dan akal sehat.
Selain itu, ada orang-orang yang, meskipun logika dan perasaan mereka tidak setuju dengan gagasan agama, akhirnya mengaku sebagai tuhan. Anda mungkin belum lahir ketika ditanya apakah Anda seorang tuhan dan siapa Tuhan nenek moyang Anda. Ini merusak akal sehat.
Ada orang-orang yang belum mengetuk dua pintunya sehingga mereka bahkan tidak berpikir tentang keberadaan TUHAN. Berani bertaruh, ada saat-saat di mana logika dan perasaannya meronta-ronta saat dia berada di atas atau di bawah, mencari apa yang hilang dalam dirinya tentang sang MAHA PENCIPTA.
Semoga mereka yang mengklaim PENCIPTA SEMESTA segera tersadar, mereka yang menentang PENCIPTA SEMESTA segera menemukan, dan mereka yang sudah mengenal PENCIPTA SEMESTA segera diangkat menjadi hamba.