Salah.
Seks dengan pasangan tidak sah (entah itu pacar, atau selingkuhan) itu ibaratnya kayak makan mangga hasil mencuri di kebun tetangga. Yang bikin enak itu bukan mangganya, tapi sensasinya ketika melakukan perbuatan melanggar hukum, yaitu mencuri. Adrenalin naik, dan ada perasaan gagah dan bangga karena berhasil melakukan sesuatu yang orang lain belum tentu bisa.
Kalau sesuatu yang orang lain belum tentu bisa itu adalah prestasi akademis, atau karir cemerlang, boleh lah kita berbangga.
Lha kalau “sesuatu” itu ternyata cuma mencuri, lalu enak dan bangganya di manaaa, bambaank? Iya bener enak, tapi cuma sesaat aja, yaitu ketika makan mangga hasil curian. Setelah itu apa?
Seks juga begitu. Dilakukan dengan pacar atau selingkuhan, memang enak. Seks itu selalu enak, kawan, tidak peduli siapa lawan tandingmu.
Masalahnya adalah apakah kamu lakukan itu dengan benar?
Seks itu satu-satunya pembeda status suami/istri dengan orang lain.
Saya, cowok, bisa makan bareng temen cewek. Tapi tidak bisa ngeseks dengan dia.
Saya dapat mengambil foto dengan teman wanita saya, tetapi saya tidak dapat melakukan hubungan seksual dengannya.
Saya dapat berbicara dengan teman wanita saya, tetapi saya tidak dapat berhubungan seks dengannya.
Saya dapat tidur berdua dengan teman wanita saya dalam situasi darurat atau di pengungsian. Namun, tidak mungkin untuk bercinta dengannya.
Istri saya adalah satu-satunya orang yang boleh saya ajak melakukan empat hal di atas selain berhubungan seks.
Oleh karena itu, lakukan hubungan seksual dengan cara yang sama hormatnya dengan pasangan Anda.