Saya punya Bulik, pemilik perusahaan rengginang, mungkin sudah 20 tahun lebih menjalankannya.
Rengginang yang dibuatnya sudah keliling dunia, melewati berbagai kota, pulau bahkan negara, karena rekan-rekan kami sering membawanya.
Rengginang mini modern, kami menyebutnya demikian karena kecil dan berwarna-warni.
Beda warna, beda rasa :
- Merah untuk rasa udang
- Putih, rasa bawang putih
- Hijau, rasa teri
- Kuning, rasa keju, dan
- Hitam , rasanya manis
Dan semua Mauis menggunakan bahan-bahan alami, tanpa perasa sintetis.
Karena saya berkali-kali ikut dalam proses produksi hingga pengemasan.
Melalui usaha Rengginang ini, Bulik mampu menyekolahkan ketiga anaknya, membangun rumah dan menciptakan lapangan kerja bagi banyak ibu-ibu di daerahnya.
Rengginang buatan Bulik tidak ada mereknya, itu memang sengaja, karena tanpa merek pun rengginang ini menjadi rebutan pedagang pasar dan pemasok luar kota.
Kami sudah berkali-kali kena marah pembeli, alasannya?
Karena kami tidak memiliki stok, maka stoknya benar-benar habis. Meski permintaan tersebut melebihi kapasitas kami.
Rengginang buatan Buliku ini masih menggunakan seluruh tenaga manusia dan tahap pengeringannya bergantung pada panas, walaupun kami mempunyai beberapa oven untuk menjemurnya, namun hasil akhirnya kurang optimal dibandingkan dengan menjemur di bawah sinar matahari.
Kalau saya tinggal di Tangerang, rengginang mini bisa didapatkan di warung buah GS dan Alam Sutra, namun sudah matang dan bisa dimakan dalam toples bening dan dilengkapi P-IRT.
Karena bentuknya yang indah, berbeda dengan palang kereta lain yang ada di pasaran, maka laris manis, palang kereta mini ini sebagian besar terbuat dari:
- Oleh² / buah tangan
- Hantaran waktu ada acara tunangan,
- Goodie bag acara arisan ibu² & pengajian.
Jika menurut Anda rengginang kurang enak, mungkin Anda pernah mencoba rengginang yang kualitasnya buruk, sehingga Anda akan kecewa.
Karena di pasar banyak sekali orang yang menjual rengginang dengan rasa dan ciri khas yang berbeda-beda.
Bahkan banyak orang yang sangat menyukai jajanan renyah ini, apalagi yang bentuknya kecil seperti popcorn, sehingga dibuat pas dalam sekali gigitan/gigitan, agar remah-remah yang tersisa tidak kemana-mana.
Cintai produk lokal / tradisional.