House of Hummingbird
Baru saja selesai menonton beberapa jam lalu. Karena terlalu fokus dengan Parasite, saya sampai melewatkan film bagus ini. Boleh saya beri 5/5, bahkan rotten tomatoes dan berisiknya metacritic berani memberikan nilai bagus untuk film ini.
Mungkin buat sebagian orang menonton film festival layaknya menonton hidup, slow motion. Pace juga cenderung lambat, namun jika kalian menikmati 1 atau 2 kali, ada efek ketagihan. Nonton film ini serasa flashback zaman awal puber. Cerita anak umur 14–15 tahun dengan keluarga besar. Hidup sederhana dan pas-pasan. Seolah-olah membuat saya sadar “oh” momen dimana banyak yang baru saya sadari ketika dewasa.
Eun Hee mungkin seperti gadis-gadis lainnya. Dia pendiam, tidak menonjol, dan hidupnya biasa-biasa saja. Sebagai anak bungsu, membantu orang tua dan sekolah adalah rutinitasnya. Namun, di usianya yang masih muda, banyak pertanyaan yang muncul tentang jati dirinya. Little Forest mempertanyakan tujuan hidup dan maknanya, sedangkan House of Hummingbird justru mencari tahu tentang awal mula segala kepenasarannya tentang hidup. Bagaimana rasanya dicintai dan mencintai orang lain, bagaimana cara menjadi lebih berguna, bagaimana menjadi gadis yang memiliki banyak teman dan terkenal, bagaimana keluarga kita bisa bersatu, dan bagaimana kita bisa ditinggalkan. Bagaimana kita bisa memahami diri sendiri dan orang lain.
Eun Hee bukanlah orang yang cerdas atau pintar, tetapi menurut saya, orang tuanya cukup perhatian terhadap pendidikannya. Mereka memberikan fasilitas belajar yang baik, Eun Hee bersekolah di sekolah yang bagus di kota, dia juga mengambil les bahasa Cina, dan mendapatkan uang jajan yang cukup. Eun Hee juga memiliki teman satu les bahasa yang dia akrabi. Keduanya mengalami kehidupan remaja seperti tahun 94, dengan orang tua yang sibuk bekerja dan tidak punya banyak waktu untuk mereka. Akibatnya, kakak mereka sering kali memperlakukan mereka dengan kasar.
Suatu hari, datanglah seorang guru bahasa baru bernama Young Ji. Guru ini berbeda dengan guru-guru sebelumnya. Saat pertama kali bertemu, guru dan murid saling bertanya tentang mimpi dan kesukaan mereka. Eun Hee mengatakan bahwa dia ingin menjadi penulis manga. Ternyata, guru tersebut juga menyukai membaca manga. Hubungan antara guru dan Eun Hee seperti kakak dan adik. Bahkan ketika Eun Hee mengeluh tentang pengkhianatan temannya di les, sang guru hanya memberikan nasihat bahwa dalam hidup, kita harus belajar menerima pengkhianatan dari orang terdekat dan tidak semua hal yang kita sukai akan selalu terjadi. Salah satu kutipan terbaik yang diajarkan oleh guru tersebut adalah “kadang kita mengenal banyak orang, tapi berapa banyak yang kita benar-benar pahami?”.
Film ini menarik karena tidak hanya menampilkan keindahan keluarga, tetapi juga menggambarkan realitas hidup yang terdiri dari kebahagiaan dan penderitaan. Eun Hee, sebagai seorang remaja, mencari makna dalam kehidupannya. Ia bingung mengapa orang tuanya sering bertengkar namun besoknya berbaikan, mengapa kakaknya selalu didahulukan kepentingannya, dan mengapa kakaknya yang lain harus mengorbankan dirinya demi cinta. Eun Hee juga menghadapi masalah di luar keluarga seperti sakit dan masalah dengan teman-temannya.
Namun, Eun Hee selalu bertanya banyak hal kepada gurunya. Sang guru pun mengakui bahwa meskipun sudah dewasa, ia sendiri belum sepenuhnya memahami arti sebenarnya dari hidup. Mungkin suatu saat nanti, setelah ia berlibur dan berhenti mengajar, ia akan bisa menceritakan apa itu hidup sebenarnya. Namun, untuk saat ini, ia hanya bisa menjalani hidupnya dengan apa adanya.
Itulah isi surat dari sang guru kepadanya. Film ini berisi banyak hal yang sering terlewatkan dalam hidup, tetapi tidak perlu disesali, seperti kejadian jembatan ambruk pada tahun 94 yang pada saat itu dianggap sebagai jembatan terbaik namun menyebabkan banyak korban jiwa. Seperti halnya hidup, kita seringkali tidak mengerti bagaimana hidup berjalan, tetapi seiring berjalannya waktu, hidup akan menunjukkan esensinya. Film ini sederhana namun sangat saya rekomendasikan untuk ditonton di akhir pekan.