Aku coba jawab yah…. sebenarnya jawaban sémpai Crithfey Idemoto sudah bagus sih, jadi mungkin daku coba kembangkan lagi.
(1.) Menabung
Bagi daku yang agak kolot (konservatif), menabung itu harus. Masalahnya, tidak semua uang yang bisa disisihkan harus ditabung. Kapan harus menabung, dan berapa banyak uang yang harus ditabung?
- Tabungan yang baik adalah sebesar tiga kali biaya hidup Anda atau tiga bulan UMR tempat Anda tinggal, yang mana yang lebih tinggi. Misalnya, jika UMR Anda adalah Rp 4 juta dan pengeluaran bulanan Anda adalah Rp 5 juta, maka tabungan yang baik adalah Rp 15 juta. Sebaliknya, jika UMR Anda adalah Rp 4 juta dan pengeluaran bulanan Anda adalah Rp 3 juta, maka tabungan yang disarankan adalah Rp 12 juta. Tidak punya apa-apa karena angka ini adalah angka maksimal. Tabungan berfungsi sebagai perlindungan jika sesuatu terjadi, seperti sakit atau dipecat.
- Kartu kredit juga bisa dianggap sebagai ‘tabungan’, dengan syarat dipergunakan hanya pada saat penting dan genting, misalnya ya masuk Rumah Sakit.
- Orang-orang yang tidak menerima gaji bulanan, seperti pebisnis, pedagang, dan penjual, harus menabung empat kali lipat setiap bulan. Menurut apa yang saya katakan di poin pertama, tidak masalah memiliki tabungan; ini juga berlaku bagi mereka yang memiliki penghasilan tetap, atau gaji. Jika pendapatannya tidak berasal dari gaji, dia harus memiliki tabungan sebagai sumber dana tambahan.
- Pekerja yang komponen gajinya berisi gaji tetap + komisi sebisa mungkin memiliki tabungan 3 kali pengeluaran bulanan.
- Tabungan itu penting kalau kamu ingin membeli sesuatu yang harganya sampai dengan Rp 5 jutaan seperti laptop atau hape, lebih baik menabung 5 bulan x Rp 1 juta daripada beli secara kredit.
- Kalau kamu mendapat bonus (misal bonus kinerja atau THR) dan berencana menggunakan uang itu dalam waktu dekat (maksimal 6 bulan) misalnya untuk DP mobil atau memasukkan anak sekolah, maka opsi menabung ini lebih disarankan.
- Anda juga dapat menabung kembalian belanja. Misalnya, Anda harus menabung semua kembalian yang dikembalikan dalam pecahan uang di bawah Rp 10 ribu. Setelah sebulan, Anda bisa menggunakan “uang receh” ini untuk membiayai pengeluaran bulanan Anda, atau Anda bisa menukarnya di swalayan dan kemudian menabung di bank. Ini adalah hal kecil, tetapi dapat bermanfaat. Saat saya kuliah di Negeri Sakura, saya menabung semua kembalian yang diterima dalam bentuk koin; terutama, saya menabung koin ¥ 500 jika diterima dari hari Sabtu hingga Minggu. Dalam tujuh bulan, Anda mengumpulkan lebih dari ¥ 120.000, atau Rp 15 juta-an, yang cukup untuk naik pesawat bolak-balik dan menginap lima hari di Okinawa.
Intinya, menabung itu dilakukan untuk target jangka pendek (maksimal transaksi dalam 6 bulan), atau sebagai dana darurat.
(2.) Asuransi
Jaman sekarang, asruransi itu penting. Minimal BPJS harus punya lah yah….
(3.) Deposito
Deposito bisa dilakukan untuk hal-hal berikut :
- Mempersiapkan pembayaran yang akan dilakukan dalam waktu satu hingga tiga tahun ke depan. Menyekolahkan anak dan membayar uang pangkal, misalnya. Oleh karena itu, uang yang diterima disimpan atau ditabung, dan setiap tiga atau enam bulan didepositokan. Kemudian, menabung lagi selama tiga atau enam bulan dengan bunga deposito yang diterima, dan kemudian didepositokan lagi.
- Sebagai ilustrasi, jika pada Januari 2020 si Budi mendepositokan Rp 3 juta dengan bunga 3,5% p.a. maka setiap bulan akan mendapat bunga Rp 8750. Budi menyisihkan Rp 1 juta sebulan dan 3 bulan kemudian (April 2020) Budi memasukkan lagi Rp 3 juta plus bunga deposito 3 bulan (Rp 26.250) sehingga pokok depositonya menjadi Rp 6.026.250. Budi menyisihkan lagi Rp 1 juta sebulan dan 3 bulan berikutnya memasukkan lagi Rp 3 juta plus bunga deposito 3 bulan (3 x Rp 17.577 = Rp 52.730) sehingga pokok depositonya menjadi Rp 9.078.980 dst. dst. (btw bunga deposito si Budi akan kena pajak 20% ketika pokoknya melebihi Rp 7,5 juta), sehingga dalam 3 tahun (akhir tahun 2022) uang di Budi menjadi Rp 37,69 juta. Karena Budi menyisihkan satu juta rupiah selama 36 bulan, maka ‘profit’nya adalah 4,7% atau mendapat profit Rp 1,69 juta. Ya lumayan lah, karena niatnya Budi adalah menabung untuk anaknya supaya bisa masuk sekolah / kuliah, jadi menyisihkan sejuta sebulan lebih baik daripada membayar Rp 40 juta sekaligus.
- Mendapat uang dalam jumlah besar dan ingin menggunakannya di waktu dekat secara terencana. Misalnya si Joni menjual rumahnya seharga Rp 600 juta lalu berencana bikin usaha dalam 6 atau 8 bulan ke depan. Dalam hal ini, deposito lebih dianjurkan.
- Proses deposito ini memakan waktu, walaupun sekarang bisa dilakukan secara online.
- Deposito untuk jangka di atas 3 tahun itu kurang menguntungkan.
(4.) Investasi
Investasi dapat mencakup berbagai hal, seperti emas, rumah, tanah, valas, perhiasan, bisnis frenchise, membeli POM bensin, mobil antik, tanaman, guci dinasti Ming, saham, obligasi, reksadana, cryptocurrency, bahkan jaket bulu gorila. Setiap barang memiliki risiko dan keuntungan yang berbeda. Semakin banyak uangmu, lebih baik investasi yang lebih variatif. Sudah menjadi hukum alam bahwa persentase keuntungan berkorelasi positif dengan resiko.
Lazimnya, investasi akan memberikan keuntungan yang ‘berasa’ untuk jangka minimal 5 tahun. Obligasi misalnya, menjanjikan keuntungan sekitar 6 – 7,5% p.a. P2P lending menjanjikan sekitar 8 – 15% p.a. Investasi yang menurut daku cukup baik adalah jika investasi itu di-top up setiap periode waktu tertentu. Ilustrasi gampangnya (ini hanya contoh), kamu beli emas 2 gram setiap bulan, dalam setahun ada 24 gram. 5 tahun dapat 1,2 ons, nilainya sudah sangat besar.
Sebagai contoh, kamu bisa saja membeli obligasi setiap tahun. Misalkan si Abdul menyisihkan sejuta sebulan mulai Januari 2020 dan pada awal 2021 membeli obligasi Rp 12 juta dengan rate 6% p.a. dan terus melakukannya sampai awal 2024. Sehingga, Rp 12 juta yang dimasukkan tiap tahun sampai tahun keempat dan ‘diputar’ 5 tahun di obligasi akan memberikan hasil Rp 6,48 juta (dipotong PPh obligasi 10%) untuk modal Rp 48 juta, atau ekivalen 13,5%. Sementara jika si Budi tetap melanjutkan kegiatan depositonya per 3 bulan sampai tahun kelima, untuk Rp 60 juta yang ditabungkan dalam 5 tahun, keuntungannya ‘hanya’ Rp 4,63 juta atau 7,71%.
Ini baru obligasi. Kalau kemampuan analisisnya tidak bagus, ya bisa coba reksadana. Profil keuntungan reksadana ada di sekitar 6 – 70% tergantung jenisnya. Ambil reksadana campuran saja, 2–6–2 atau 3–6–1. Ini berarti, 30% resiko rendah (obligasi, P2P), 60% medium (saham), 10% tinggi (forex) misalnya. Profil ini bisa mendatangkan profit 8 – 16%an p.a. lah, kira-kira. Tinggal cari manager investasi atau institusi yang TOP ajah……
Beberapa bank memiliki layanan reksadana, kamu bisa tanya informasi di sana. Minimum setoran juga bervariasi tergantung institusinya. Ada yang Rp 10 juta, ada juga yang Rp 100 ribu minimal. Di online, misalnya platform b★b★t, minimal penyertaan modal adalah Rp 10.000. Tergantung berapa banyak kamu bisa menyisihkan per bulannya, kamu bisa saja masukin Rp 400.000 sebulan ke reksadana. Jika rutin dan disiplin, dalam 10 tahun kamu bisa lihat hasilnya.
Sebagai ilustrasi, reksadana dengan dengan penyertaan modal Rp 400.000 sebulan (rutin yah) selama 5 tahun akan menghasilkan saldo akhir Rp 29,2 juta pada profil 0,65% sebulan (agak kecil tapi bicara ‘pahit’ yah…) ; jika profil 0,8% sebulan akan menghasilkan Rp 30,6 juta. Bandingkan jika menabung di bawah bantal, Rp 400 ribu x 5 tahun = Rp 24 juta. Jika rutin selama 10 tahun pada setoran tetap Rp 400 ribu, maka akan menjadi Rp 72,3 juta pada profil 0,65% sebulan atau jika profilnya 0,8% sebulan menjadi Rp 80 juta. Memasukkan di reksadana secara rutin sebesar Rp 400 ribu sejak mahasiswa tingkat II (umur 19 tahun) selama 10 tahun, pas umur 30 tahun bisa dipakai menikah secara sederhana, lumayan lah… Rp 70 atau 80 juta ini jauh lebih banyak dibandingkan Rp 48 juta jika uangnya disimpan di bawah bantal selama 10 tahun….. Ini juga dengan catatan, kalau uangnya sudah berganti desain ya maka ada kemungkinan uangnya tidak bisa dipakai lagi. Atau yang paling parah, ya dicuri atau dimakan rayap….
Viral Uang Rp 15 juta Rusak Dimakan Rayap, LPS: Sebaiknya Simpan di Bank
Jadi, jika memungkinkan, berinvestasilah. Bergaya hidup sederhana memang agak sedih sih, apalagi lihat teman-temin nongki di StarbaK terus habis itu beli roti yang bisa ngomong itu, liburan enak-enak, beli hape canggih, dll. sementara kita berhemat-hemat. Tapi ya itu, apa yang kita lakukan sekarang akan dinikmati di masa depan, semoga… Ya tentunya, seperti ditulis pertama kali tadi, kamu sebaiknya punya tabungan 3 bulan biaya hidup dulu, baru bisa melangkah ke sini.